No boomlike, baca pelan-pelan. Anak kecil di harap menyingkir....
IG : Abiyu686
Halwa Callista adalah seorang wanita muda, memiliki paras yang sangat cantik dan memiliki sejuta kemampuan. Dia adalah seorang pengusaha wanita di Belanda. Dia terpaksa menyembunyikan identitasnya karena ingin mengungkapkan sebuah rencana pembunuhan terselubung kepada saudara kembarnya bernama Salwa Callista Mereka berpisah sejak bayi karena perceraian kedua orang tuanya. Salwa Callista sendiri terbaring koma tidak berdaya di Rumah Sakit karena sebuah kecelakaan yang sangat tragis.
Untuk mengungkapkan misteri tersebut, Halwa Callista terpaksa berpura-pura menjadi saudari kembarnya, istri dari Dimas Sanjaya dan ibu dari anak berusia lima tahun bernama Noah.
Siapakah yang bertanggung jawab atas kecelakaan saudari kembarnya sampai terbaring koma di Rumah Sakit?
Baca dan ikuti kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Kemarahan Anita
"Baiklah kalau begitu mas. Tapi ingat aku tidak terima dengan semua ini. Aku akan membuat perhitungan dengan kalian. Karena sudah mencoba bermain-main denganku. Aku bukanlah wanita yang dipakai lalu dibuang mas. Aku tidak terima dengan semua. Aku akan mengadukan semua ini kepada Mama Hilda. Ingatlah mas bahwa mamah Hilda tak pernah merestui hubungan kalian. Jadi kalian tidak perlu senang dulu!" murka Anita. kemudian ia berlalu pergi dari kamar Salwa.
"Mas, bagaimana ini?" tanya Salwa.
"Tenanglah, Anita tidak akan melakukan apapun," ucap Dimas. "Oya, Aku ingin bertanya! Malam itu kita diserang oleh beberapa perampok, lalu, aku pingsan. Bagaimana aku bisa sampai di rumah?" tanya Dimas penasaran.
"Oh, itu, kita ditolong oleh seseorang," jawabnya terbata.
"Siapa?" tanya Dimas.
"Entahlah, aku tidak mengenalnya mas. Mungkin itu adalah orang yang tidak sengaja lewat," bohongnya.
"Oh," ucap Dimas ber'oh ria.
Anita meninggalkan rumah Dimas dengan amarah yang meluap. Dia tidak percaya, suaminya mengingkari janjinya sendiri. Padahal, selama ini dengan segala cara, dia berusaha membuat suami bertekuk lutut kepadanya. Sekarang, dia harus menelan pil pahit, suaminya lebih memilih istri pertama dibandingkan dirinya.
Anita datang menemui ibunya di markas Jack. Jesslyn yang melihat perubahan wajah putrinya, tentu saja membuat dirinya bertanya-tanya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Jesslyn.
"Aku sedang kesal, Ma. Dimas lebih memilih wanita itu dibandingkan denganku, Mah," ujar Anita.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Jesslyn.
"Semua ini, gara-gara wanita sialan itu!" umpat Amelia. "Dia sudah berusaha meracuni pikiran Dimas. Sekarang Dimas lebih memperhatikan wanita itu!"
"Lalu, kau keluar dari rumah itu?" tanya Jesslyn lagi.
"Aku kesal, Ma," ujarnya.
"Bodohnya dirimu, Anita! Jika kau keluar dari rumah itu, berarti kau memberi kesempatan kepada wanita sialan itu," jelas Mamanya.
"Aku Malas bertemu dengan mereka," jawabnya. "Aku benar-benar membenci wanita itu, Ma!"
"Ada sesuatu yang harus kamu ketahui!" ucap Jesslyn.
"Ada apa, Ma?"
"Kau tahu, siapa yang menyerang mereka tadi malam?" tanya Jesslyn. Anita menggeleng, karena memang Anita tidak tahu menahu soal ini.
"Jack," ucap Jesslyn.
"Jack?" ucap Anita terkejut.
"Iya, dia adalah Jack dan anak buahnya," kata Jesslyn. "Tapi, mereka tidak berhasil mencelakai wanita itu!" jelasnya. "Dan yang paling mengejutkan, wanita itu menguasai ilmu beladiri. Semua anak buah Jack dan Jack sendiri babak belur,"
"Apa?" Anita nampak sangat terkejut. "Bagaimana bisa, Ma?"
"Entahlah, Mama tidak tahu! Mama yakin, wanita yang berada di rumahmu bukanlah Salwa asli!" ucap Jesslyn.
"Lalu, siapa dia, Ma?" tanya Anita ketakutan. "Apakah dia hantunya Salwa?"
"Ish, kau ini. Mana ada hantu? Jelas mereka itu kembar," jawab Jesslyn.
"Kembar?" heran Anita. "Setahuku, Salwa tidak memiliki kembaran!"
"Itulah yang membuat Mama bingung!"
"Tapi, Ma, jika memang mereka kembar, dimana Salwa yang asli?"
"Itu yang sedang Mama selidiki," jawab Jesslyn. "Anita, Mama punya ide!" kemudian Jesslyn membisikkan sesuatu kepada putrinya, suatu rencana yang licik.
Jack melangkahkan kakinya ke Perusahaan Sanjaya Group. Dengan kepercayaan diri penuh, dia menyuruh sang resepsionis untuk menghubungi atasannya. Dimas pun menyuruh petugas resepsionis untuk membawa tamu ke ruangannya.
Dengan diantar oleh petugas resepsionis, Jack sampai di ruangan Dimas. Dimas sangat terkejut, karena yang datang adalah Jack, sahabatnya saat masa kuliah dulu.
"Kau," teriak Dimas. "Berani-beraninya kau menampakkan mukamu!" murka Dimas.
"Dimas, Apa kabar sahabatku?" sapa Jack kepada Dimas.
"Masih berani kau menampakkan wajahmu!"
"Santai, Bro. Maksud kedatanganku baik, aku ingin menawarkan persahabatan lagi padamu," ucap Jack.
"Hah, tidak perlu! Aku tidak membutuhkan persahabatan dari teman brengsek sepertimu!" murka Dimas mencengkeram kerah baju Jack. "Sekarang, pergi dari sini!" usir Dimas.
"Ha .... Ha .... Ha." tawa Jack. "Ternyata kau masih sama seperti dulu, tidak bisa mengontrol emosi kamu!"
Dimas menelfon security untuk mengusir Jack dari ruangannya.
"Pergi, kau dari sini, Bre*****sek!" marah Dimas.
"Oke, Oke, Aku akan pergi! Tapi, kau harus mendengar kata-kataku!" ucap Jack. "Apakah kau tahu, wanita yang bersamamu selama ini bukanlah istri kamu!" ucap Jack.
"Bre****sek kau, berani-beraninya kau mengatai istriku!" marah Dimas.
"Yang aku tahu, istrimu Salwa adalah wanita yang sangat lembut, dia wanita yang sangat ramah dan baik. Dan kami sudah saling mengenal luar dalam," ujar Jack membuat Dimas semakin murka. Dia pun melayangkan bogem nya ke wajah Jack, membuat Jack jatuh tersungkur. Dan mengeluarkan darah di sudut bibirnya. Dua security datang, Dimas menyuruh dua security tersebut untuk membawa Jack keluar dari ruangannya. Jack hanya memperlihatkan senyuman mengejek kepada Dimas.
Dimas sangat marah, setelah mendengar kata-kata Jack. Dia tidak habis pikir kenapa dulu dia bersahabat baik dengan Jack. Sekilas pikirannya menerawang mengingat masa lalunya.
Saat itu, Dimas, Jack dan Anita adalah teman satu kampus. Mereka sangat akrab, dan saling membutuhkan satu sama lain. Suatu kejadian yang membuat Dimas dan Jack berpisah. Setelah mengetahui bahwa Dimas dan Anita menjalin sebuah hubungan, tiba-tiba Jack memilih untuk kuliah di luar negeri. Itulah membuat hubungan Dimas dan Jack menjadi renggang.
Sepulang dari kantor, Dimas langsung mendatangi Salwa yang sedang mengajari Noah membuat PR. Dia menarik tangan Salwa supaya mengikutinya ke kamar.
"Ada Apa, Mas?" tanya Salwa bingung.
Kemudian dengan rakus, Dimas mencium bibir itu. ********** dengan sangat buas, membuat Salwa ngos-ngosan dengan permainan lidah Dimas yang masuk ke rongga mulutnya. Salwa terbatuk-batuk dan menepuk dadanya, agar dia bisa bernafas dengan normal. Dia mengambil nafas dalam-dalam, dan pernafasannya kembali normal.
"Apa yang terjadi?" tanya Salwa bingung.
"Kamu cantik sekali, Sayang," puji Dimas. Kemudian dia mendorong tubuh Salwa hingga terjerembab ke kasur. Dimas menindih tubuh istrinya, dan mengutarakan kata-kata mesra tepat di telinga istrinya. Salwa mencoba memberontak, karena bagaimanapun dia bukanlah istrinya, jadi, tidak sepatutnya dia melayani seseorang yang bukan suaminya. Dan dia tidak akan begitu saja memberikan mahkotanya kepada seseorang yang bukan suaminya.
"Lepaskan aku, Mas! Kau telah menyakitiku!" ucap Salwa.
"Sudah lama kita tidak melakukannya," ucapnya.
"Lepaskan aku, Mas! Aku belum siap," ucap Salwa.
"Apa kau bilang?" tanya Dimas memicingkan matanya.
"Aku belum siap untuk berhubungan intim denganmu, Mas! Tolong beri waktu untuk diriku. Apalagi aku pernah mengalami kecelakaan hebat," ucapnya untuk mengalihkan perhatian Dimas.
"Baiklah!" Dimas beranjak dari tempat tidurnya. "Aku akan menunggumu sampai kau siap!"
"Huft," Halwa bernafas lega. Akhirnya dia bisa terbebas dari jeratan pria brengsek itu. "Jika kau berani menyentuhku, maka, aku pastikan kau akan mati ditangan ku," batinnya.
"Cih, jika bukan karena ingin mengungkapkan siapa dalang dibalik kecelakaan Salwa, Aku tidak sudi bermesraan dengan laki-laki seperti itu," kesal Halwa. Dia pun langsung ke kamar mandi, untuk mencuci mukanya dan berkumur-kumur.
to be continued...
bukalah mata htimu.jangan egois !