Mencintai seseorang merupakan suatu fitrah yang berasal dari diri sendiri. Bentuk ungkapan kasih sayang terhadap lingkungan, benda maupun antar manusia. Tidak ada yang melarang jika kita mencintai orang lain, namun apa jadinya jika perasaan itu bersemi dan melabuhkan hati kepada seseorang yang sudah memiliki pasangan?
Ameera Chantika, seorang mahasiswa semester akhir berusia 21 tahun harus terjebak cinta segitiga dimana ia menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga. Ia mencintai seorang pria bernama Mark Pieter.
Akibat sebuah kecelakaan, memaksa gadis itu menerima pertanggung jawaban dari Mark seorang pria yang sudah merenggut kesuciannya. Hingga suatu hari Ameera mendapati sebuah kenyataan pahit yang membuatnya harus ikhlas menjadi istri kedua tanpa dicintai suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GOSIP (DIGOSOK MAKIN SIIP)
Menjadi ibu rumah tangga merupakan sebuah tantangan besar bagi sebagian wanita yang sudah menikah. Ia akan disibukan oleh berbagai macam aktivitas seperti membersihkan rumah, membeli keperluan sehari-hari, memasak, melayani suami dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.
Seorang ibu rumah tangga akan mendedikasikan seluruh waktunya di rumah, memastikan kebutuhan suami dan anak terpenuhi.
Menjadi wanita karier juga tidak salah karena ia bisa membantu finansial suaminya apalagi jika tinggal di kota besar dengan biaya hidup tinggi hingga membuat pasangan suami istri harus bekerja.
Bunda Meta pun dulu pernah menjadi wanita karier jauh sebelum menikah dengan Ayah Reza. Ia bekerja sebagai kasir di sebuah restoran. Sejak lulus SMA sudah memutuskan merantau ke Jakarta dengan harapan bisa memperbaiki perekonomian keluarga karena beliau anak tunggal sehingga bertanggung jawab penuh menghidupi keluarga di kampung.
Bunda Meta seorang gadis yatim, ayahnya sudah lama meninggal sejak ia masih duduk di bangku SMP. Ibunya hanya seorang petani itulah sebabnya mengapa Bunda Meta memberanikan diri pergi merantau ke ibu kota, ia ingin dimasa tua ibunya bisa beristirahat dan tidak perlu susah payah mencari nafkah.
Saat menginjakan kaki di ibu kota, orang pertama yang ia temui adalah Ayah Reza. Beliau merupakan putra sahabat mendiang ayahnya. Masa kecil keduanya dihabiskan di kampung halaman di Yogyakarta.
Namun Ayah Reza harus pindah ke Jakarta karena ayahnya mendapat pekerjaan sebagai buruh pabrik disana. Sejak saat itu Ayah Reza dan Bunda Meta berpisah, baru bertemu kembali ketika pihak sekolah mengadakan acara reuni SD.
Selama beberapa hari, Bunda Meta menumpang di rumah orang tua Ayah Reza karena hubungan kedua keluarga sangat baik, mereka menerima wanita paruh baya itu dengan suka cita. Walaupun hanya menumpang, Bunda Meta tahu diri, ia membantu calon mertuanya mengurus pekerjaan rumah disela waktu senggeng mencari pekerjaan.
Tepat minggu ketiga berada di Jakarta, Bunda Meta mendapatkan pekerjaan sebagai kasir dan ia mulai mencari tempat tinggal sendiri.
Gaji kedua hasil kerja kerasnya sebagai kasir, ia sisihkan untuk dikirimkan ke kampung halaman sesuai dengan tujuan awal merantau.
Hidup sebatang kara di rantau membuat Bunda Meta semakin akrab dengan Ayah Reza dan perlahan-lahan tumbuh cinta diantara keduanya.
Tahun ketujuh berpacaran, Bunda Meta resmi menjadi istri Ayah Reza dan ia memutuskan berhenti bekerja. Ia lebih memilih menjadi ibu rumah tangga melayani suami dan mengurus anak, keputusannya didukung penuh oleh Ayah Reza.
Karena terbiasa mengurusi pekerjaan rumah, membuat Bunda Meta mahir mengatur urusan rumah tangga.
Setiap hari ia berbelanja ke tukang sayur keliling membeli sayur mayur, lauk pauk dan kebutuhan dapur lainnya.
Semenjak Ameera tinggal bersamanya, Bunda Meta rajin membeli sayur-sayuran hijau dan daging ke tukang sayur karena ia menginginkan cucunya kelak tumbuh sehat, cerdas dan kuat.
"Ayah, Bunda ke tukang sayur dulu. Semua kebutuhan ayah sudah bunda siapkan."
Wanita paruh baya itu mengeluarkan dompet dari dalam laci di lemari pakaian. Ia bercermin sebentar memastikan pakaiannya rapi sebelum berjalan ke pos kamling tempat penjual sayur mangkal.
"Perlu ayah antar?" tawar Ayah Reza.
Ayah Reza baru saja menyiram tanaman di halaman depan. Kaos hijau yang dipakai sebagian terkena cipratan air.
Bunda Meta memperhatikan penampilan suaminya dari atas kepala hingga ujung kaki. Sesaat kemudian ia menampilkan tampang cuek dan berlalu meninggalkan suaminya.
Ayah Reza melongo melihat tatapan aneh istrinya.
"Kenapa bun?"
"Ayah terlalu menggoda dengan penampilan seperti ini. Nanti ibu-ibu malah naksir, kan bahaya."
Ayah Reza terdiam selama beberapa saat dan kedua bola matanya turun ke bawah memperhatikan penampilannya sendiri.
"Apa ada yang salah denganku?" gumamnya.
"Hanya pakaianku saja yang basah, tidak mungkin bisa memikat hati ibu-ibu kampung."
Ayah Reza berjalan ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.
***
"Bu Soraya tahu tidak, kemarin sore saya melihat putrinya Pak Reza diantar seorang pria loh!"
"Masa sih bu?"
"Benar, sudah dua minggu ini saya perhatikan setiap pulang kerja dan akhir pekan selalu diantar pria yang sama."
"Mungkin suaminya bu."
"Tidak mungkin, wajah suaminya Ameera kan bule-bule gitu. Kalau ini wajahnya mirip artis drama mandarin bu."
"Loh kok Bu Meta tidak menasihati putrinya ya. Apa dia tidak belajar dari kesalahan sebelumnya, putrinya diperkosa dan sekarang hamil anak hasil perkosaan."
"Ih! Amit-amit jangan sampai anak dan cucu saya mirip si Ameera, hamil di luar nikah."
"Sudah pernah diperkosa tapi tidak mawas diri, eh sekarang malah jalan dengan pria lain."
"Atau jangan-jangan pekerjaan si Ameera memang begitu, hobi menjual diri kepada pria hidung belang."
"Eh, eh, Bu Meta datang!"
Seketika mereka menghentikan obrolannya dan kembali fokus memilik sayuran.
"Bu Meta, kemarin saya lihat Ameera diantar pria. Memang suaminya kemana?" tanya Bu RT.
"Ada bu, cuma memang sedang tidak di rumah," ucap Bunda Meta mencoba ramah menjawab pertanyaan bu RT setempat.
"Suaminya masih Tuan Bule itu kan?" timpal yang lain.
"Benar Bu."
Bunda Meta masih sibuk memilih sayur dan lauk pauk untuk dimasak. Ia membolak balikan sayuran dan mengecek segar atau tidak sayuran tersebut.
"Bu Meta tidak takut putrinya diperkosa lagi oleh pria lain! Saya kok ngeri ya lihat Ameera selalu diantar pria asing, hampir setiap hari bersama loh."
"Hati-hati, nanti kampung kita kena sial akibat perbuatan bejat putri Ibu!"
Jantung Bunda Meta rasanya berhenti berdetak, matanya berkilat penuh emosi setelah mendengar penuturan tetangganya. Wanita itu menarik napas dalam demi memenuhi kebutuhan oksigen untuk paru-parunya. Ia menggertakan gigi hingga rahangnya menonjol keluar dengan penuh emosi Bunda Meta berkata "maaf ya bu, jika tidak tahu apa-apa sebaiknya diam jangan menyebarkan berita hoax nanti jatuhnya fitnah," ucap Bunda Meta sinis.
"Kami berbicara apa adanya, iya kan?"
"Jika memiliki anak gadis harus dijaga ketat jangan sampai hamil di luar nikah."
"Buktinya, si Ameera hamil duluan padahal belum nikah dan sekarang perut buncit tapi masih keluyuran dengan pria asing."
"Itu artinya Ameera bukan perempuan baik-baik, iya kan Ibu-ibu!"
Pedagang sayur hanya menggelengkan kepala, ia memilih diam menutup mulut rapat daripada ikut terlibat perselisihan.
Bunda Meta melempar dua ikat kangkung ke tempat semula, wanita itu geram mendengar tetangganya menggunjingkan keluarganya.
"Apa Ibu-Ibu tidak memiliki kegiatan lain selain menggosipkan putri saya?"
"Urusan Ameera diantar oleh pria lain itu tidak ada sangkut pautnya dengan kalian!" bentak Bunda Meta.
"Saya lebih tahu Ameera daripada kalian, jadi tolong jangan sembarangan berbicara."
Bunda Meta pergi meninggalkan gerobak sayur dan menjauhi kerumunan Ibu-Ibu kampung yang sedang berbelanja. Ia terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan aneh dari orang-orang yang lalu lalang di depannya.
to be continued....
Note : Maaf ya Kak, disini author tidak bermaksud membandingkan antara wanita karier dengan ibu rumah tangga apalagi merendahkan pekerjaan yang kalian geluti.
Author juga hanya seorang ibu rumah tangga namun tidak memandang sebelah mata wanita yang bekerja sebagai wanita karier, malah saya bangga karena kalian berani mengambil tanggung jawab ganda antara mengurus pekerjaan dan mengurus keluarga.
Disini author hanya sekedar mengetik tanpa ada niatan menghina kalian. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. 🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak. 💞
"Selamat Menikmati"