Serra gadis yang masih berusia 19 tahun mempertaruhkan kehormatannya karena hanya sakit hati atas perbuatan sang tunangan yang berselingkuh dengan sahabatnya.
kata-kata sang kekasih yang menyakitinya membuatnya berpikir pendek, tidur dengan pria yang baru dikenalnya malam itu.
Arkan yang menerima tawaran wanita yang sangat menyedihkan itu. Memenuhi permintaan wanita itu karena sebuah persyaratan. Mereka menghabiskan malam bersama tanpa mengenal satu sama lain.
Beberapa tahun kemudian takdir mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda. Serra yang mengalami kecelakaan dan membuatnya kehilangan penglihatan.
Harus sering berurusan dengan Arkan karena sebuah kasus.
Bagaimana Arkan harus menghadapi wanita yang pernah tidur dengannya namun wanita itu tidak bisa melihat dan mengenalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana bulan madu.
Maaf Pak Suroto tapi saya..." Arkan tidak melanjutkan kalimatnya saat melihat Serra.
" Pa, Serra rasa itu bukan keputusan yang tepat. percuma papa melakukan semua itu. Papakan tau sendiri Serra tidak bisa melihat. Jadi kalau harus ke Luar Negri juga tidak ada gunanya." ucap Serra memotong pembicaraan Arkan
Serra juga tidak tau bahagia atau tidak dengan hadiah pemberian papanya, tetapi Serra tau Arkan pasti tidak akan setuju. Dari respon yang di berikan Arkan Serra sudah bisa memahami jika Arkan pasti akan keberatan.
Jadi lebih baik dia dia menolaknya terlebih dahulu dari pada mendengar langsung dari mulut Arkan.
" Serra tapi papa hanya ingin kamu dan suami kamu berlibur, lagi pula suami kamu tidak keberatan," ucap Suroto, " iya kan Arkan," ucap Suroto langsung melempar pada Arkan.
Arkan yang mendapat lemparan menjadi bingung harus menjawab apa.
" Pa sudahlah, Serra tidak bisa melihat, jadi itu sama saja kalau Serra liburan atau tidak, tidak akan ada gunanya. Serra juga tidak ingin kemana-mana." ucap Serra penuh penegasan.
" Sayang, bukannya kamu sangat suka liburan, bahkan kamu juga bilang sama papakan kalau kamu ingin liburan ke Eropa bersama papa dan Vira, sekarang kamu sudah memiliki suami, bukankah ini waktu yang tepat," ucap Suroto yang terus membujuk Serra.
Memang Serra ingin liburan, tetapi tidak mungkin dia pergi dengan Arkan, Arkan juga tidak akan setuju dengan keputusan papanyam
" Iya pa, tapi untuk sekarang Serra tidak memiliki keinginan, Serra tidak ingin kemana-mana," jawab Serra lagi.
Arkan sama sekali tidak berbicara, dia hanya memperhatikan wajah Serra yang sedih. Mungkin memang benar Serra ingin liburan. Tetapi Serra hanya berusaha menutupinya.
" Sayang..."
" Pa, sudahlah jangan di bahas lagi. Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan itu, Serra dan Arkan juga sibuk pa," Serra memotong pembicaraan papanya.
Suroto menarik napasnya kecewa dengan apa yang di katakan Putrinya.
" Serra," sapa Vira yang tiba-tiba datang.
Serra yang mendengar suara sepupunya itu kembali mengukir senyum.
" Vira," sahut Serra.
Vira pun menghampiri Serra dan langsung duduk di sampingnya, Serra langsung memeluk Vira dengan kerinduan.
" Ya ampun, gue kangen banget sama lo," ucap Vira memeluk erat Serra.
" Sama, aku juga,"sahut Serra
Vira dan Serra saling melepas pelukan, Vira tersenyum pada Arkan, dan di balas senyum tipis Arkan.
" Hmm, lo itu tambah cantik, memang benar kata orang, pengantin baru itu, auranya tambah kelihatan, lo pasti bahagia banget ya, lo sama Arkan pasti..." goda Vira membuat Serra malu.
" Vira,,,,, stop jangan membahas itu," ucap Serra salah tingkah, di goda di depan suaminya.
Arkan tersenyum, melihat Serra yang menjadi salah tingkah, Arkan juga sebenarnya merasa risih jika Vira harus membahas masalah itu di depan papanya Serra.
" Iya, tapi entar lo ceritain ya, bagaimana lo sama Arkan, di ranjang," bisik Vira.
Serra langsung mencubit perut Vira.
" Auhhh sakit," keluh Vira. Walau berbisik, tetapi suara Vira sangat terdengar. Arkan justru yang sekarang malu dan jadi salah tingkah.
Sementara Suroto tersenyum, benar kata Vira aura Putrinya semakin terlihat mungkin memang benar dia sangat bahagia atas pernikahannya.
Berbeda dengan Yasmine yang mendengarnya justru panas dan menatap sinis.
Yasmine juga melihat kearah Arkan yang tersenyum terus memandangi istrinya. Memandang penuh arti.
" Tidak mungkinkan Arkan meniduri wanita buta itu," batin Yasmine, merasa tatapan Arkan pada Serra bukan tatapan biasa.
" Vira kamu jangan menggoda Serra terus, kasian dia," sahut Suroto membela Putrinya yang sudah mati kutu.
" Iya, om," sahut Vira tersenyum lebar. Mata Vira tiba-tiba melihat 2 tiket di atas meja.
" Tiket liburan, punya siapa ini, lo mau liburan sama Arkan," Vira langsung menebak.
" Iya, Vira om ingin memberikan Serra dan suaminya, liburan bulan madu. Tetapi, Serra malah menolak," sahut Suroto.
" Menolak, kenapa Serra, bukannya sebelum lo nikah, kita punya rencana ya, kalau kita mau liburan ke Eropa, bukankah ini hal yang bagus," ucap Vira.
Vira seakan membenarkan perkataan Suroto, kalau Serra memang ingin liburan. Arkan yang kembali mendengar ke inginan Serra menjadi merasa bersalah.
Arkan memang tidak menolak, tetapi melihat padatnya aktivitas Arkan. Tidak mungkin dia juga menerima tiket itu. Lagi pula hubungannya dengan Serra bukanlah hubungan suami istri pada umumnya.
Justru dia selalu merasa canggung dengan Serra. Arkan memang tidak pernah mengerti dengan perasaannya.
Yasmine pun mulai panas melihat Vira yang seperti punya ke inginan untuk membujuk Serra lagi. Padahal Serra tadi sudah menolak dan sekarang Vira malah datang memperkeruh suasana.
" Vira, Serra tidak ingin menyusahkan orang lain, jadi dia lebih memilih untuk tidak liburan," sahut Yasmine dengan sinis.
" Tante, siapa yang di susahkannya, dia kan pergi bersama suaminya, jadi tidak ada yang menyusahkan, kecuali tante ikut baru tante yang menyusahkan," ucap Vira nada menyindir.
" Maksud kamu apa," sahut Yasmine yang mulai terpancing.
" Vira, sudahlah sebaiknya kita ke atas aku ingin bicara banyak, jangan di bahas lagi masalah ini," ucap Serra tidak ingin berdebat dengan ibu tirinya itu.
Vira menarik napasnya, sayang sekali Serra mengajaknya, seharusnya dia pasti bisa menyindir terus ibu tirinya itu.
" Hmmm.. ok lah, Ayok," Vira pun membantu Serra, berdiri dan mengajaknya. Serra pun pergi tanpa berpamitan dengan Arkan
" Kurang ajar si Vira, dia pikir dia siapa, berani sekali, dia. Tetapi, baguslah akhirnya Serra dan Arkan tidak jadi bulan madu, Arkan juga pasti tidak Sudi menyentuh gadis buta itu," batin Yasmine, tersenyum licik.
Arkan melihat Yasmine, Arkan tau jika Yasmine menjadi orang yang paling bahagia atas semua ini. Arkan memang sudah tau dari dulu jika Yasmine memang tidak pernah menyukai Serra.
**********
Malam ini Serra dan Arkan memutuskan menginap, di rumah orang tua Serra. Setelah mengantar Serra kerumah orangtuanya. Dan membahas bulan madu. Arkan melihat Serra berbicara serius dengan Vira.
Arkan pun meninggalkan rumah Serra dan memilih kekantor, mengurus pekerjaannya.
Arkan melihat istrinya begitu serius berbicara dengan Vira, jadi Arkan tidak ingin menggangu dan memilih untuk kekantor. Arkan juga sudah berpamitan dengan Serra tetapi Serra menjawab dengan tidak bersemangat.
Vira menelpon Arkan, dan mengatakan Serra ingin menginap, awalnya Arkan tidak ingin menginap di rumah Serra dan membiarkan jika Serra ingin menginap sendiri.
Tetapi Arkan yang sudah hampir sampai rumahnya memilih putar balik dan memutuskan ingin menginap di rumah Serra. Arkan memilih untuk menginap semalam di rumah orang tua Serra.
Hanya 1 malam rasanya tidak akan masalah, walau Arkan sangat risih apalagi, ada Yasmine di rumah itu, pasti Yasmine akan mencari kesempatan untuk menggodanya. Dia juga tidak ingin membuat Serra salah paham nanti.
Bukannya Arkan menakutkan ancaman Serra yang barusan tadi pagi di dengarnya, dia justru tidak peduli, dia hanya mengingat kejadian yang pernah terjadi sebelum dia menikahi Serra. Wanita itu sangat marah pada waktu itu.
*********
Sudah jam 10 malam, mobil Arkan berhenti di depan rumah Serra, setelah mematikan mesin Arkan langsung keluar dari mobilnya, menemui istrinya.
Saat membuka pintu yang benar saja, Arkan di bukakan pintu oleh wanita yang licik yang selalu mencari kesempatan untuk bersamanya.
Wanita itu tersenyum dengan pakaian tidur minimnya dan berusaha menggoda Arkan.
Arkan tidak merespon dan langsung melangkahkan kakinya, namun di hadang oleh wanita itu. Yasmine melentangkan ke-2 tangannya menghalangi langkah Arkan.
" Minggir," ucap Arkan sinis.
" Tidak akan, sebelum kamu memelukku," goda Yasmine membuat Arkan jijik.
" Kalau kamu tidak minggir aku akan memanggil suamimu," ancam Arkan penuh penegasan.
" Kamu mengancamku," ucap Yasmine terkekeh.
" Baiklah lakukan sesukamu, Suroto," teriak Arkan, tidak main-main dengan ucapannya.
Yasmine yang mendengar suara menggelegar Arkan, menjadi ketakutan dan menjadi cemas, mungkin memang benar Arkan tidak akan main-main.
" Pengecut kamu," kecam Yasmine kesal.
" Kamu yang pengecut, aku ini, suami Serra, jaga sikap kamu, jangan pernah main-main dengan ku," ucap Arkan nada mengancam.
Arkan tidak ingin berlama-lama dengan wanita ular seperti Yasmine dan memilih pergi. Yasmine merapatkan giginya geram dengan tindakan Arkan.
" Awas kamu Arkan," ucap Yasmine penuh rencana. Mengepal kuat ke- tangannya.
Hay para readers jangan lupa.
😄Follow
😄Coment
😄Like
😄Vote
🌹jadiin favorite kalian ya.
🌹ditunggu komentarnya, kasih saran yang 🌹banyak ya.
🌹Aku akan up yang banyak kalau kalian terus dukung karya ku🌹
benar2 ya arkan si maha sempurna
dasar arkan maha sempurna, muak aku dg sifatnya
aku lbh suka klau endingnya serra gk sama arkan lagi, mungkin dg dokter mata serra nanntinya jatuh hati sama pasiennya, itu akn lebih seru daripada sama si arkan yg maha sempurna eh sok sempurna maksudnya 🤭
meinikah bukan karna cinta, tidak mau meninggalkan trus apa masalahmu wahai arkan yg sok sempurna
apa sesusah itu meyakinkan hati,
seenaknya sendiri gk suka dibantah tapi selalu membantah, mana ada orang yg seperti itu
saranku ya serra kamu tinggalin aja arkan diam2 biar tau rasa tuh orang yg maha sempurna 😏