"Apa kurang dari ku, Mas? Kamu dengan tega nya berselingkuh dengan Winda" teriak Mora dengan penuh air mata.
"Kau tidak kurang apapun, sayang" lirih Aron dengan menatap manik mata Mora dengan sendu.
"Kau yang membawa ku kemari , kau yang berjanji akan memberi ku banyak kebahagian, tapi apa Mas? Kau mengkhianati ku dengan teman ku sendiri" tegas Mora.
"Pergilah dan ceraikan aku secepat nya" ucap Mora dengan penuh ketegasan.
DEG.
Aron langsung saja menatap Mora dengan tidak percaya. Wanita yang sangat di cintai nya kini tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Hingga sampai malam hari, baik Winda maupun Aron tidak ada yang keluar dari dalam kamar dan ruang kerja.
Winda mengurung diri bersama dengan Putri nya, ia bahkan melewatkan jam makan malam nya.
Bibi pelayan terpaksa menghampiri Aron agar membujuk sang Nyonya.
*Tok
Tok*
"Tuan, boleh saya masuk" ucap Bibi dengan sedikit berteriak.
"Masuk saja, Bi" balas Aron dari dalam.
Lalu Bibi masuk ke dalam, ia menunduk hormat pada Aron.
"Ada apa Bi?" tanya Aron
"Anu Tuan, Nyonya belum makan malam dan bibi khawatir akan kesehatannya apalagi dia sedang menyusui" jawab Bibi dengan menunduk.
Aron menghela nafas kasar, ia lalu bangkit dari duduk nya dan beranjak dari sana.
"Bibi pergilah siapkan makanannya, biar aku yang bawa ke kamar nya" ucap Aron
"Baik Tuan, sebentar" balas Bibi patuh.
Lalu Art tersebut pergi darisana, sedangkan Aron sendiri langsung menutup beberapa berkas dan membereskannya.
Setelah selesai, Aron langsung saja keluar dari ruang kerja nya.
Dan tak lama dari itu, Art datang dengan membawa nampan yang berisi makanan untuk Winda.
"Terimakasih, Bi" ucap Aron
Aron lalu melangkahkan kaki nya ke kamar mereka, ia menghela nafas terlebih dulu.
"Sayang" panggil Aron dengan lembut.
*Tok
Tok*
Ceklek.
Winda membuka pintu nya dengan wajah sembab nya, ia lalu pergi kembali ke atas ranjang dan memangku Putri nya dengan lembut.
"Maaf ya, sayang. Mas, tadi hanya sedang emosi saja" ucap Aron dengan mengusap lembut pipi Winda.
"Bohong, Mas pasti akan mengejar Mora kembali kan" lirih Winda dengan memalingkan wajah nya.
"Tidak sayang, Mas akan selalu bersama kalian dan tidak akan mengejar Mora" tegas Aron dengan wajah yang serius.
Winda menganggukan kepala nya, ia lalu tersenyum saat Aron menyodorkan sendok yang berisi makanan ke depan mulut nya.
Dengan wajah berbinar, Winda langsung saja melahap makanan tersebut.
***
-Hotel Sy.
Acara demi acara sudah selesai, Mora dan Wildan memang sengaja tidak mengadakan acara sampai malam hari karena tidak ingin kelelahan.
Saat ini, Wildan dan Mora sedang berkumpul dengan keluarga nya sambil makan malam.
"Ibu, biar kalian di antarkan Hari ya pulang nya" ucap Mora lembut.
"Gak apa kan, Har?" tanya Mora pada Hari.
"Tidak apa Nyonya, saya akan mengantarkan Ibu dan anak-anak panti setelah selesai makan malam" jawab Hari cepat.
"Terimakasih ya, Nak Hari" ucap Ibu tersenyum lembut.
Hari hanya menganggukan kepala nya dan membalas senyuman sang Ibu.
Setelah selesai makan malam, para Orangtua semua nya berpamitan untuk pulang ke Rumah nya masing-masing.
Dan disana hanya tinggal Mora dan Wildan.
"Ayo kita istirahat, sayang" ajak Wildan dengan lembut.
"Kita akan menginap disini, Mas?" tanya Mora bangkit dari duduk nya.
"Iya, jika kamu tidak nyaman kita pulanh saja ke mansion ku saja" jawab Wildan.
Mora menggelengkan kepala nya tanda tidak mau, lalu ia melangkah masuk ke dalam lift bersama Wildan.
"Tidak usah Mas, kita bermalam disini saja" ucap Mora tersenyum.
Wildan merangkul pinggang Mora dengan lembut, lalu mereka keluar dari dalam lift setelah sampai di lantai yang mereka tuju.
"Mas, disini hanya ada satu ruangan?" tanya Mora dengan penasaran.
"Iya sayang, ini kamar khusus kita berdua jika akan menginap disini" jawab Wildan.
Lalu Wildan membuka pintu kamar nya tersebut, dengan langkah pelan Wildan membawa Mora masuk kesana.
Mora di buat takjub dengan kamar tersebut yang sudah di dekorasi dengan sangat indah dan menyejukan.
Lilin-lilin menerangi setiap jalan mereka yang menuju ke ranjang.
Wildan mengunci kamar tersebut dan menghampiri Mora yang sedang terpaku dengan semua nya yang ada disana.
"Biar aku bereskan dulu ya, aku tau kamu pasti risih" ucap Wildan dengan tersenyum.
Mora langsung memegang tangan Wildan, ia lalu menggelengkan kepala nya.
"Tidak usah Mas, aku sama sekali tidak risih kok" ucap Mora tersenyum.
"Dan dan aku pun siap jika jika Mas menginginkan hak mu" ucap Mora kembali dengan menundukan kepala nya malu.
Wildan tersenyum senang, ia lalu memeluk Mora dengan lembut dan mengecup kepala Mora beberapa kali.
"Aku tidak akan melakukannya jika kamu terpaksa, sayang" ucap Wildan lembut.
"Tidak Mas, aku sama sekali tidak terpaksa dan aku ikhlas se ikhlas ikhlas nya" balas Mora pelan.
Wildan lalu membuka hijab Mora dengan gerakan lembut, setelah itu ia juga membuka ikat rambut Mora dan membiarkannya tetap tergerai.
"Cantik, sungguh indah" ucap Wildan pelan
Wildan terpana dengan ke cantikan alami dari wajah Mora, bahkan ia sedikit tercengang dengan ke indahan yang ada di hadapannya.
Lalu Wildan membaca doa di ubun-ubun Mora, setelah itu ia mengecup kening Mora dengan lembut.
Mora memejamkan mata nya, ia merasapi setiap do'a yang terucap dari mulut Suami nya.
Bahkan ia sangat menghangat ketika Wildan mengecup kening nya lama.
Hingga pada akhir nya, Wildan merengkuh tubuh Mora ke atas ranjang yang ada disana.
Wildan melakukannya dengan sangat lembut dan penuh dengan perasaan.
Hingga malam pertama mereka terlewati dengan penuh cinta dan gairah yang membara dari kedua nya.
"Terimakasih, sayang" ucap Wildan lembut saat mereka telah selesai dengan ritual malam nya.
Mora hanya bisa menganggukan kepala nya, ia merasa sangat lelah karena Wildan beberapa kali melakukannya.
Wildan tersenyum kecil saat Mora perlahan memejamkan mata nya.
Lalu Wildan membawa nya kedalam pelukannya.
Mereka terlelap dengan hati yang membuncah bahagia.
Bahkan dalam tidur nya pun mereka terlihat tersenyum bahagia.
.
.
.
Mu itu untuk Sang Pencipta.
mu itu untuk orang
Nya itu untuk Sang Pencipta.
nya itu untuk ciptaanNya