NovelToon NovelToon
Benih CEO

Benih CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Anak Genius
Popularitas:19.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dhessy

Tentang Kania yang hamil di luar nikah. Tanpa dia tahu, yang menghamilinya adalah seorang CEO muda.

***

Dunia Kania menjadi gelap setelah malam itu. Tak ada lagi Kania yang ceria, tak ada lagi Kania yang murah senyum.

Yang ada hanya Kania yang penuh dengan beban pikiran yang gelisah menanti bulan selanjutnya. Berapa garis yang akan di hasilkan oleh sebuah testpack di bulan depan?

**

Bertahun-tahun Kania berjuang sendiri menghidupi buah hatinya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Kepandaiannya menarik orang-orang untuk menjadikannya bintang. Hingga akhirnya, lewat jalan itulah Kania di pertemukan dengan ayah kandung anaknya yang ternyata bukanlah orang biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Kenapa, sih, kayak menghindar dari aku?" Tasya menarik tangan Kania, membawa Kania ke taman depan rumah Devan.

Terpaksa Kania mengikuti langkah Tasya. Kania mematung melihat Devan juga ada di sana, duduk di salah satu gazebo yang di tuju oleh Kania. "Duduk, Ka."

Meskipun ragu, Kania duduk di atas gazebo yang sama dengan Devan. Namun jarak mereka jauh. Kania hanya di pinggiran dan tak menoleh ke arah Devan yang juga terlihat cuek akan kehadiran Kania.

"Devan, jujur aja, deh! Shaka anak kamu, kan?"

Jantung Kania berdebar kencang mendengar pertanyaan yang di lontarkan pada Devan. Secara tidak langsung, juga di tujukan pada Kania.

"Iya."

"Bukan."

Kania dan Devan menjawab secara bersamaan meskipun berbeda jawabannya.

"Apa, sih? Jelas-jelas wajah Shaka itu mirip sama aku waktu aku kecil."

"Betul!" sambar Tasya membenarkan ucapan Devan.

"Aku bilang bukan, Tasya. Aku yang mengandungnya, aku melahirkannya, dan aku juga yang membesarkan Shaka. Dia tidak terlibat apapun. Jadi dia bukan ayah Shaka."

"Ya terus kamu dapat benihnya dari siapa? Kalau mirip Devan berarti itu anak Devan, kan?"

"Iya. Tapi semua orang bisa menebar benih. Dan mereka juga bisa lari begitu saja tanpa bertanggungjawab." Kania melirik Devan dengan tajam. Tatapannya seakan ingin membunuh lelaki yang ada di hadapannya.

"Tasya, kamu sudah tahu masalah aku. Aku harap kamu tidak menyebarkan ini atau mengatakan ini pada siapapun. Aku mohon, jaga aibku," ucap Kania pada Tasya dengan tatapan memohon. Baru kali ini dia berbicara sepanjang ini pada Tasya. Dulu mereka tidak terlalu dekat. Hanya sekedar teman sekelas saja waktu kuliah.

"Kamu menganggap Shaka itu aib?" Tasya menyuarakan apa yang ada di pikirannya.

Kania menggeleng tegas. "Aku sangat bersyukur dan bahagia memiliki Shaka. Tapi bagaimana cara Shaka hadir adalah sebuah aib. Dia anak tak berdosa dan tidak tahu apa-apa. Dia juga tidak bisa memilih dari siapa dan bagaimanapun am cara dia hadir di dunia ini. Tidak perlu aku jelaskan semuanya secara panjang lebar di sini. Permisi!" Kania beranjak dan meninggalkan Devan dan Tasya yang masih diam setelah mendengar ucapan Kania.

***

Kania merebahkan punggungnya di atas sofa yang ada di ruang tamu rumah Devan. Orang-orang sedang sibuk di taman belakang karena sedang proses pengambilan shooting. Untung saja mood Shaka sangat baik hari ini. Jadi dia bisa sendiri tanpa di tunggu Kania. Ada Bram dan Hanum yang setia menunggu Shaka. Bahkan sudah di siapkan asisten pribadi untuk Shaka oleh Hanum.

Perasaan Kania semakin yakin kalau Hanum sebenarnya sudah tahu. Ya sudah pasti, Tasya yang baru bertemu saja bisa berkata kalau Shaka mirip Devan apalagi Hanum yang ibunya Devan sendiri.

Ingin pergi, tapi sudah terlanjur masuk ke keluarga Devan. Untung saja orangtuanya baik luar biasa pada Kania dan Shaka. Tidak seperti orang kaya lainnya yang terkadang memandang rendah orang yang tak berada seperti keluarga Kania.

"Capek, ya?" Kedatangan Hanum dan suaranya mengejutkan Kania yang sedang memejamkan matanya. Kania segera membenarkan posisi duduknya, menegakkan tubuhnya.

Kania tersenyum sungkan. "Maaf, Bu, agak pusing sedikit."

Raut wajah Hanum berubah panik. "Kamu sakit? Istirahat di kamar saja, ya. Kamar tamu ada di atas. Mau di antar?"

"Eh, nggak perlu, Bu. Ini udah enakan, kok. Lagian takut juga kalau Shaka nyariin."

"Kamu harus istirahat biar bisa temenin Shaka terus. Nggak apa-apa ke kamar aja. Shaka lagi mainan sama suami saya. Nanti kalau dia nyari, saya kasih tahu kalau kamu lagi istirahat."

Kania sepertinya tak bisa lagi menolak. Jujur, dia memang ingin merebahkan tubuhnya juga. Biasanya kalau kepalanya terasa pusing, di pakai untuk rebahan setengah jam saja sudah berkurang rasa sakitnya.

Akhirnya Kania naik ke lantai dua. Awalnya, dia bingung yang mana kamar tamunya karena ada tiga kamar di sana. Asal Kania masuk ke salah satu kamar. Tanpa melihat-lihat lagi, Kania segera merebahkan tubuhnya ke atas ranjang karena kepalanya semakin terasa sakit.

***

Devan bosan dan jenuh. Setiap akhir pekan, di saat kantor libur, dia selalu di minta untuk tetap di rumah. Hal itu terjadi semenjak Shaka dan Kania yang datang ke rumahnya setiap akhir pekan.

Weekend Devan hanya berkutat di taman depan, taman belakang melihat anaknya shooting, dan juga di kamar. Bisa seharian penuh karena Devan sendiri bingung dengan apa yang akan dia lakukan kalau sedang libur.

Devan masuk ke kamar setelah menyuruh Tasya untuk pulang. Meskipun anak itu sempat memaksa Devan untuk menceritakan masa lalunya bersama Kania, Devan enggan menceritakannya.

Ancaman Devan untuk Tasya juga sudah Devan keluarkan kalau Tasya berani membongkar semuanya. Yah, meskipun sebenarnya itu bukan masalah yang besar bagi Devan, tapi Devan masih menghargai mamanya yang melarang hal ini di publikasikan. Dan juga perasaan Kania yang belum tahu banyak tentang dunia entertainment.

Saat Devan membuka pintu kamarnya, alangkah terkejutnya melihat Kania yang tidur di atas tempat tidur Devan.

"Kenapa ini anak bisa tidur di sini, sih?" gerutu Devan sambil menutup pintu kamar dan menguncinya. Lalu meletakkan kunci itu ke dalam kantong celananya.

Otak usil Devan langsung bekerja cepat. Mungkin akan sedikit menyenangkan jika Devan sedikit menggoda Kania.

Devan mendekati Kania yang menggeliatkan tubuhnya. Kedua mata Kania mulai terbuka.

Sesuai dugaan Devan, Kania langsung terperanjat melihat Devan. "Kamu ngapain di sini?" Kania memekik panik. Kamar Devan itu kedap suara. Jadi sekeras apapun Kania berteriak, tidak akan ada yang mendengarnya.

"Harusnya aku yang tanya sama kamu. Ngapain kamu di kamarku? Mau menyerahkan diri seperti malam itu? Mengulang kembali malam itu?" Senyum Devan begitu misterius. Membuat Kania semakin ketakutan.

Kania merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana bisa dia salah masuk kamar? Harusnya dia tanya dulu mana yang kamar tamu. Harusnya Kania mau saat Hanum akan mengantarnya tadi. Kalau sudah begini, Kania mau bagaimana?

Kania segera beranjak dan berusaha membuka pintu yang terkunci. "Mana kuncinya, Devan? Aku mau keluar."

"Kenapa jual mahal sekali, sih, kamu ini? Kamu lupa enam tahun yang lalu kamu di mana? Di klub malam, Kania. Jangan sok suci. Ayo ke sini. Aku sudah siap." Devan bersiap untuk membuka kaosnya sebelum akhirnya teriakan Kania menghentikan tangannya.

"Cukup! Jangan lakukan hal itu lagi. Aku mohon." Kania berucap dengan bibir bergetar.

Langkah Devan perlahan mendekati Kania yang ketakutan bersandar di daun pintu. Tatapan matanya terasa begitu menakutkan bagi Kania. "Kenapa? Bukankah sudah banyak pria yang menyentuhmu setelah diriku?"

Kania menggeleng kuat. Air matanya sudah berjatuhan. "Tolong jangan lakukan apapun." Bayangan rasa sakit yang dia rasakan malam itu kembali berputar di kepalanya. Semua terlihat seperti film yang sedang di putar.

Sentuhan Devan yang begitu kasar. Kata-kata Devan yang terdengar kasar. Semua kembali berputar di kepala Kania.

"Tolong jangan lakukan ini."

"Diam!"

"Hiks... Sakit. Tolong lepaskan aku."

"Ku bilang diam!"

Melihat Kania yang ketakutan hingga terduduk di atas lantai sambil menekuk lutut dan membenamkan wajahnya di sana, Devan panik sendiri.

Tidak menyangka kalau ulahnya akan membuat Kania ketakutan begini meskipun hanya bercanda.

"Kania." Devan menyentuh bahu Kania.

Kania segera beringsut untuk menghindar. "Jangan sentuh saya! Jangan lakukan lagi. Aku mohon." Suara Kania semakin melemah.

"Maaf, aku tak bermaksud untuk_ Kania!" Devan menangkap tubuh Kania yang melemas dan hilang kesadaran.

Devan segera merebahkan tubuh Kania ke atas ranjangnya. Berusaha membangunkan Kania dengan menepuk pipi Kania dengan pelan. "Bangun, Ka."

Lima belas menit berlalu, namun Kania belum juga membuka mata. Akhirnya Devan memilih untuk keluar meminta bantuan mamanya. Meskipun Devan yakin, bunda ratunya akan memarahinya habis-habisan karena telah membuat wanita yang di gadang-gadang akan menjadi menantunya itu pingsan.

Bukan hanya Hanum, Shaka juga pasti akan kembali menuduh dirinya yang telah membuat bunda tersayangnya pingsan. Walaupun sebenarnya iya, Devan pelaku utamanya.

🌼🌼🌼

1
Ani Sifa
gue berharap endingnya Kania sama Devan walaupun msih menyebalkan critanya ini😀🙏🏻
Ani Sifa
2episode guwe bisa mewek baca ini..😭bayangin ketemu adiknya yg lama g bisa ketemu....gustiii
Ani Sifa
mulek,kenapa kesannya bu Hanum yg mengendalikan anaknya,bbrp tahun jg kok Devan njiteb wae🙆🏻
Ani Sifa
pilotnya adiknya Kania mungkin
Ma Em
Luar biasa
Ragil Kuning
jangankan dunia novel, yg jelas" lbh banyak cerita sekedar hiburan..
di dunia nyata aja banyak tuh samaan nama..
gak ush peduliin nyinyiran orang thor, anggap aja tuh orang bnr" ngehayati cerita kamu
Ragil Kuning
Luar biasa
Ragil Kuning
hati, mulut sama otak devan minta diuleg cabe sekilo itu mah
Wiwik Retno Eni
Luar biasa
nengkirana
lah kan ditinggalin duit ya. kmana itu duit?
Icha Arlita
Luar biasa
Icha Arlita
ampun bang jago 🤣
Mazree Gati
kata katanya bikin jijik,klo sampai nikah sama devan jgn bikin novel thorrr,,,kaya ga ada laki lain
Mazree Gati
sekolah ma tergantung otaknya ga harus sekolah elit,,jgn mau kania pulang aja kasihan toko kuenya
Atiek Sariningtyas
Luar biasa
Mega Mendung
Buruk
Icha Veronica
Luar biasa
Julia Juliawati
nah gitu terima itu rizki anugerah dr author walo jln nya, salah
Julia Juliawati
anak kuliahan tp goblok
Julia Juliawati
bodoh knpa g blg di perkosa. mlh bungkam huuh gedek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!