Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 - Kegilaan Herra
Di kantor, Daniash uring-uringan tak jelas. Perkataan Herra semalam terngiang-ngiang di telinga nya, membuat fokus nya terbagi. Dia mengusap wajahnya dengan kasar, sudah beberapa karyawan yang kena sembur hari ini, karena mood jelek nya, padahal kesalahan mereka sepele.
Bahkan OB yang bertugas membersihkan ruangan nya pun ikut kena imbas nya, mood Daniash hari ini sangat jelek. Di perparah dengan kedatangan wanita berstatus istrinya ke perusahaan bersama selingkuhan nya. Dia sudah menunjukkan identitas aslinya ke publik.
Tak puas kah dia membuat mood nya berantakan pagi tadi dengan membahas tentang perceraian? Lalu dia kembali datang dengan selingkuhan nya ke kantor. Wanita itu sangat nekat, dia tak malu lagi untuk menunjukkan pada orang lain bahwa hubungan rumah tangga nya dengan Daniash tak baik-baik saja.
"Aarrghhh sial, wanita murahan!" Teriak Daniash, lalu melempar gelas berisi kopi yang di suguhkan OB tadi hingga pecah berhamburan.
Aryo yang mendengar suara gaduh dari ruangan CEO langsung masuk dan menemukan ruangan yang tadinya tertata rapi, kini berubah seperti kapal pecah. Dengan berkas yang berhamburan, laptop yang terbelah menjadi dua menjadi saksi kalau Daniash sedang melampiaskan amarahnya.
"Tuan, anda baik-baik saja?"
"Kau punya mata kan? Kau bisa melihatnya sendiri, aku tak baik-baik saja!" Pekik Daniash dengan nada tinggi nya, membuat Aryo menelan ludahnya dengan kepayahan.
"Mari, kita bicara baik-baik tuan. Ceritakan semuanya pada saya, dengan begitu hati anda akan sedikit lebih tenang."
Daniash menatap sekretaris nya, dia menghela nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan kasar. Dia menghempaskan pantaat nya di kursi kebesaran nya, dimana dia selalu mendapatkan hormat saat menduduki kursi itu.
"Katakan Aryo, apa kekurangan ku?" Tanya Daniash sambil menutup kedua mata nya.
"Kekurangan? Menurut saya tuan sangat sempurna." Jawab Aryo, bahkan dia saja kagum dengan sosok atasan nya ini.
Daniash membuka mata nya, dia melirik sinis ke arah sekretaris nya yang berdiri tegap di depan nya, jarak mereka hanya terhalang meja kerja.
"Kalau aku sesempurna itu, kenapa Herra tak pernah sedikitpun melirik ku, Aryo? Dia memilih pria yang entah siapa nama dan asal-usulnya itu."
Aryo bungkam, sudah dia duga kalau hubungan rumah tangga antara Daniash dan Herra tak baik-baik saja. Dia bisa menyimpulkan hal itu sejak melihat wanita itu begitu acuh, padahal Daniash sedang sakit.
"Aku sadar, kami menikah karena perjodohan. Tak ada cinta di antara kami, Ar. Tapi apa salahnya jika mencoba membuka hati satu sama lain? Aku sudah mencoba nya, tapi hasilnya sama saja karena Herra tak melakukan nya juga."
"Aku lelah berjuang sendirian selama tiga tahun pernikahan ini, apa aku harus menyerah? Tidak, orang tua kami takkan menyetujui hal ini." Jelas Daniash panjang lebar. Dia mendesaah kasar lalu mengusap wajah nya dengan tangan.
"Kau punya solusi? Menurut mu aku harus bagaimana menyikapi Herra?"
"Maaf tuan, bukan nya saya lancang. Tapi, sebaiknya tuan pun melakukan hal yang sama." Ucap Aryo membuat Daniash mendongak, dia menatap tajam sekretaris nya.
"Kau menyuruh aku melakukan hal serendah itu, Aryo?"
"Saya tau, tuan adalah pria yang pantang dengan hal semacam itu. Tapi, tuan juga harus bisa membuktikan bahwa tuan juga bisa seperti dia, agar dia tak besar kepala dan menganggap tuan lemah." Ucap Aryo panjang lebar, membuat Daniash memukul meja kerja nya dengan kuat.
Pria tampan itu berdiri dari duduknya lalu mendekat ke arah sekretaris nya yang menunduk karena tak mampu menatap mata yang di penuhi kilatan amarah itu.
"Tatap aku saat bicara!" Tegas Daniash, Aryo mendongak lalu memberanikan diri menatap Daniash.
"Baik tuan."
"Keluarlah, biarkan aku sendiri. Batalkan semua meeting hari ini, tak ada pengecualian." Tegas Daniash, Aryo mengangguk lalu pamit undur diri dari hadapan Daniash yang sedang di serang amarah meledak-ledak.
Pintu tertutup, Daniash kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa, dia lelah. Lelah fisik juga batin nya.
"Apa aku harus melakukan saran Aryo?" Gumam Daniash, namun dengan cepat dia mengenyahkan pikiran-pikiran itu dari otaknya. Orang tua nya pasti sangat kecewa kalau dia mengikuti jejak papa nya dulu, tapi apa disini dia bisa di salahkan?
Herra saja bisa melakukan hal itu secara terang-terangan, lalu wanita itu pikir dia tak bisa? Oke, Daniash akan menunjukan pada Herra bahwa dia juga bisa mendapatkan wanita lain.
Mendapatkan wanita bukanlah hal sulit bagi Daniash, dengan bermodal tampang dan harta, sudah pasti para wanita akan langsung takluk dalam pesona nya, seorang hot daddy bagi gadis-gadis remaja.
"Apa aku harus mencari sugar baby?"
"Tapi mereka terlalu merepotkan seperti nya, apalagi yang masih remaja." Gumam Daniash, dia menggelengkan kepala nya. Disisi lain hatinya menolak, tapi pikiran nya mengatakan bahwa dia harus membalas perbuatan Herra dengan tindakan yang sama.
"Aku harus memikirkan nya matang-matang sebelum menyesal nantinya." Ya benar, Daniash memang harus memikirkan nya baik-baik, termasuk dengan segala resiko nya. Bisakah dia menghadapi ke kecewaan orang tua nya? Padahal mereka percaya bahwa perlahan hubungan nya dengan Herra akan membaik.
Daniash memutuskan untuk beristirahat sejenak di kamar pribadi nya, dia melangkah gontai, melepas jas mahal nya dan melemparnya ke sembarang arah seolah barang itu tak berharga sama sekali.
Di sebuah apartemen, Herra terlihat sedang bersama Nick, pria yang menjadi selingkuhan nya. Tepatnya bukan selingkuhan, tapi kekasih Herra. Mereka berdua sudah menjalin hubungan asmara sejak lama, bahkan sebelum Herra menikah dengan Daniash.
"Aahhh babe, jangan terlalu keras.." Desaah Herra saat inti nya di masuki benda keras nan besar kesukaan nya, inti nya terasa di obok-obok nikmat oleh kejantanaan milik Nick yang luar biasa.
Namun pria itu sama sekali tak peduli, dia terus menggagahii Herra dengan keras, membuat wanita itu mangap-mangap keenakan namun juga kesakitan karena milik Nick yang masuk terlalu dalam.
"Sshhhh Nick, aahhh babe.." Racau Herra, dia akan mendapatkan pelepasan nya. Nick paham, dia mempercepat gerakan nya dan tak lama kemudian, tubuh Hera melengkung ke atas di iringi dengan inti nya yang berkedut manja.
Ini bukan pelepasan yang pertama, karena Nick sudah memasuki lubang milik Herra selama hampir satu jam, tapi dia belum mendapatkan klimaaks nya.
Dengan cepat, Nick mengganti posisi permainan. Herra menunggiing membelakangi nya, pria itu kembali menancapkan batang miliknya ke dalam milik Herra yang sudah banjir, dia menggagahi nya dari belakang.
"Ouughhh Nick!"
"Katakan, apa aku lebih perkasa dari suamimu hmm?" Tanya Nick tanpa menghentikan gerakan nya. Beberapa kali dia memukul pantaat Herra hingga membuat wanita itu meringis, bukan ringisan kesakitan tapi ringisan keenakan.
"Ya, kamu lebih unggul dari pada dia, babe!" Jawab Herra dengan nafas yang terputus-putus. Nick tersenyum puas lalu mempercepat gerakan nya, dia akan meraih klimaaks nya juga.
Cairan milik Nick meluber hingga menetes ke lantai, karena mereka bermain di sofa ruang tamu.
Nick menyeringai saat melihat cairan nya merembes keluar dari lubang yang baru saja dia jejeli senjata kebanggaan nya.
.......
🌻🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪