HAPPY READING ~
Novel ini menceritakan tentang, lima saudara kembar cewek yang barbar, kompak, dan gak ada takut-takutnya! Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi bukan cuma bikin heboh sekolah, tapi juga satu Cianjur! Dari nyolong mangga kepala sekolah, bolos ke Puncak, sampai ketahuan guru BK dan dihukum Babehnya, hidup mereka gak pernah sepi drama.
Tapi di balik kelakuan mereka yang selalu bikin geleng-geleng kepala, ada kisah persahabatan, keluarga, dan kenakalan khas remaja yang bikin ngakak sekaligus haru.
Siap ikut keseruan Mojang Cianjur dalam petualangan gokil mereka? Jangan lupa baca dan kasih vote!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Gagal Dulu, Baru Adaptasi
Dulu mereka pikir, hidup di pesantren itu susah.
Sekarang? Mereka baru sadar… hidup di dunia luar jauh lebih kejam.
---
Ayesha: Konten Kacau, Akademik Berantakan
Setelah viral di TikTok, Ayesha merasa di atas angin.
Tiap hari sibuk bikin konten, bikin vlog, edit video…
Hasilnya?
Tugas kuliah numpuk.
Jadwal kuliah keteteran.
Dosen mulai ngeh kalau dia sering bolos.
Dan puncaknya…
"Ayesha Zoya Raveena, saya ingin bicara setelah kelas."
Ayesha cuma bisa ngelus dada sembari bergumam 'MATI GUE.'
Setelah kelas selesai, dosennya duduk sambil menatapnya tajam.
"Kamu pikir kuliah ini tempat main? Kamu mau jadi mahasiswa atau seleb TikTok?"
Ayesha cuma bisa diem.
Dia merasa dipermalukan di depan semua orang.
Hari itu, dia sadar satu hal…
"Gue mungkin bisa viral, tapi kalau gue nggak lulus, percuma aja."
---
Abila: Terlalu Idealis, Kena Mental Sendiri
Di Fakultas Hukum, Abila pikir dia bakal jadi pahlawan keadilan.
Tapi… ternyata dunia nggak sesimpel itu.
Di minggu kedua, dia ikut diskusi kasus tentang seorang pria kaya yang lolos dari hukuman gara-gara bisa bayar pengacara mahal.
"Itu nggak adil!" seru Abila.
Tapi dosennya cuma ketawa.
"Selamat datang di dunia nyata."
Abila merasa hancur.
"Kalau hukum bisa dibeli, terus apa gunanya gue belajar?"
Hari itu, dia pulang ke kos nangis sendirian.
Dia mulai ragu… bener nggak sih jurusan pilihan Babeh nya ini?
---
Aresha: Gagal di Coding, Gagal di Psikologi
Di UGM, Aresha terpuruk.
Di kelas Teknik Informatika, dia nggak ngerti apa-apa.
Kode-kode yang harus dia pelajari kayak bahasa alien.
"Lho, Aresha, kok kodenya error semua?"
"Anjir, gue bahkan nggak tahu gue salah di mana!"
Sementara di kelas Psikologi…
Dosen ngasih tugas wawancara tentang trauma masa kecil.
Pas Aresha coba wawancara temannya…
Tiba-tiba dia sendiri malah kebawa perasaan.
"Gue nanya tentang trauma orang… tapi gue sendiri belum selesai sama trauma gue."
Di kos, dia mulai kepikiran buat nyerah.
"Mungkin gue emang nggak berbakat di dua-duanya."
---
Aurora: Dihukum Terus, Mau Kabur Aja Rasanya
Di Akpol, Aurora jadi sasaran empuk senior.
Tiupan peluit, suara bentakan, push-up tengah malam…
Aurora mulai nyesel masuk ke sini.
Sampai suatu hari, seniornya manggil dia.
"Aurora, sini."
Dia maju, tegang.
"Kamu punya potensi. Tapi kalau kamu terus ceroboh, kamu bakal gagal di sini."
Itu pertama kalinya Aurora sadar…
"Gue nggak boleh ngeluh doang. Gue harus buktiin gue bisa."
Tapi… bisakah dia bertahan?
---
Arumi: Anak TK Bikin Dia Gagal Mental
Arumi pikir jadi guru itu gampang.
Nyatanya… 'ANAK-ANAK KECIL BISA JADI MONSTER.'
Di hari pertama ngajar, ada anak nangis, ada yang lari-lari, ada yang muntah di kursinya…
Dan yang paling parah…
Ada anak yang teriak ke dia, "Bu guru jelek!"
Arumi langsung shock.
"NAON SIA, KURANG AJAR!"
Anak-anak malah ketawa.
Hari itu, dia sadar…
"Gue bisa nge-prank orang sekampung, tapi gue nggak bisa ngatur anak TK."
Dia mulai berpikir, bener nggak sih gue cocok jadi guru?
---
Seminggu pertama di kampus masing-masing…
Mereka semua merasa hancur.
Ayesha keteteran antara konten dan kuliah.
Abila mulai ragu sama hukum.
Aresha gagal di dua jurusan.
Aurora stres kena mental di Akpol.
Arumi nggak sanggup ngadepin anak kecil.
Mereka semua mulai mikir…
"Apa kita salah pilih jalan?"
Di satu malam, mereka akhirnya teleponan bareng.
Dan untuk pertama kalinya… mereka menangis berjamaah.
