NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Pernikahan

Dalam Pelukan Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Lari dari Pernikahan / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ana terpaksa menikah dengan seorang pria lumpuh atas desakan ibu dan kakaknya demi mahar uang yang tak seberapa. Pria itu bernama Dave, ia juga terpaksa menikahi Ana sebab ibu tiri dan adiknya tidak sanggup lagi merawat dan mengurus Dave yang tidak bisa berjalan.

Meskipun terpaksa menjalani pernikahan, tapi Ana tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan ikhlas dan sabar. Namun, apa yang didapat Ana setelah Dave sembuh? Pria itu justru mengabaikannya sebagai seorang istri hanya untuk mengejar kembali mantan kekasihnya yang sudah tega membatalkan pernikahan dengannya. Bagaimana hubungan pernikahan Ana dan Dave selanjutnya? Apakah Dave akan menyesal dan mencintai Ana? atau, Ana akan meninggalkan Dave?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dengar, Ana

Ana sedang duduk di ruang tamu ketika ponselnya bergetar. Ia meraih ponsel dan melihat nama "Ibu" muncul di layar. Hatinya langsung terasa tidak enak.

Dengan ragu, ia mengangkat panggilan itu. "Halo, Bu?"

"Ana!" suara Ratna terdengar panik dan terburu-buru. "Ibu butuh bantuanmu! Rentenir itu datang lagi! Mereka mengancam ibu, Ana! Kalau ibu tidak segera membayar, mereka akan..."

Ratna terisak di ujung telepon, suaranya penuh kepanikan.

Ana menggenggam ponselnya erat. "Bu, aku sudah bilang, aku tidak punya uang."

"Kau bisa meminta pada Dave!" Ratna bersikeras. "Ana, ini soal nyawa ibu! Kau mau melihat ibu celaka?! Kalau kau memang anak yang berbakti, kau seharusnya membantu keluargamu!"

Ana menutup matanya, mencoba menahan gejolak di dadanya. "Bu, aku tidak bisa meminta uang pada Dave. Aku bahkan tidak tahu apakah dia akan peduli atau tidak."

"Kau bisa membujuknya!" bentak Ratna. "Kau istrinya! Atau jangan-jangan kau sudah lupa daratan setelah menikah dengan pria kaya?! Kau tidak peduli lagi dengan ibu dan Rani, ya?"

Ana merasa sesak. "Bukan begitu, Bu. Aku hanya—"

"Kalau kau tidak membantu, ibu akan datang langsung ke rumahmu besok!" Ratna memotong dengan suara keras. "Aku tidak peduli lagi! Aku akan bicara langsung dengan suamimu kalau perlu!"

Sebelum Ana bisa membalas, panggilan sudah terputus.

Ana menggigit bibir, perasaannya campur aduk.

Ia tahu ibunya sedang dalam masalah serius. Tapi ia juga tahu, meminta uang pada Dave bukanlah pilihan.

Dave bukan tipe pria yang bisa dimintai bantuan begitu saja, apalagi untuk sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Dan jika ibunya benar-benar datang besok...

Ana merasa cemas. Ia hanya bisa berharap Dave ada di ruang kerjanya. Jika tidak, situasi akan menjadi lebih buruk.

___

Dan benar saja, keesokan paginya, Ana bangun dengan perasaan gelisah. Sejak menerima telepon dari ibunya semalam, ia tidak bisa tidur nyenyak.

Pagi itu, saat Ana sedang menyiapkan sarapan di dapur, suara bel rumah tiba-tiba berbunyi dengan keras, seolah-olah orang di luar sana tidak sabar untuk masuk.

Ana langsung merasa jantungnya berdebar.

Ibu datang...

Dengan tangan gemetar, ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Benar saja, di depan rumah berdiri Ratna dengan wajah penuh amarah.

"Ibu sudah bilang, kalau kau tidak membantu, ibu akan datang langsung!" Ratna langsung menyelonong masuk tanpa diundang.

Ana menutup pintu dengan gugup. "Bu, ini bukan tempatnya untuk bicara soal ini..."

Ratna menoleh tajam. "Lalu di mana? Di jalanan? Kau ini anak ibu atau bukan, Ana?!"

Ana terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

Saat itulah Dave muncul dengan memutar kursi rodanya seorang diri dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam yang langsung tertuju pada Ratna.

"Ada apa ini?" suara Dave terdengar tenang, tapi jelas mengandung nada peringatan.

Ratna awalnya tampak terkejut melihat kehadiran Dave, tapi kemudian ia justru tersenyum manis, seperti mencoba bersikap ramah.

"Dave! Kebetulan sekali kau ada di sini."

Dave menatap Ratna dengan curiga. "Dan kau siapa?"

Ratna terkekeh kecil. "Aku ini ibu Ana, tentu saja."

Dave tidak menunjukkan reaksi apa pun. "Jadi?"

Ratna berdeham, lalu melirik Ana sejenak sebelum kembali menatap Dave. "Begini, aku datang ke sini karena Ana tidak mau membantu keluarganya sendiri. Kami sedang dalam masalah, dan sebagai menantu yang baik, tentu saja dia seharusnya membantu, bukan?"

Dave menoleh ke Ana. "Apa maksudnya?"

Ana menelan ludah, merasa panik. "Dave, aku bisa menjelaskan—"

Ratna memotong. "Masalahnya sederhana, Dave. Aku butuh uang. Aku punya hutang yang harus segera dibayar, dan Ana bilang dia tidak punya uang. Jadi aku pikir, karena kau suaminya, tentu saja kau bisa membantunya, kan?"

Dave menatap Ratna dalam diam selama beberapa detik sebelum akhirnya tertawa kecil, tapi tawanya terdengar dingin.

"Kau datang ke rumahku, menuntut uang, dan berpikir aku akan begitu saja memberikannya?"

Ratna tersenyum, berusaha tetap tenang. "Bukankah Ana adalah istrimu? Keluarganya adalah keluargamu juga, kan?"

Dave melipat tangan di depan dada. "Tidak. Aku tidak ingat pernah menikahi seluruh keluarganya."

Ekspresi Ratna berubah tegang. "Dave, aku benar-benar butuh bantuanmu."

Dave memajukan kursi rodanya mendekat, menatap Ratna dengan tajam. "Dan aku tidak peduli."

Ratna tertegun. "Tapi—"

Dave menyela dengan suara tegas. "Dengar baik-baik. Aku tidak suka orang yang datang ke rumahku untuk mengemis. Dan aku lebih tidak suka orang yang mencoba memanfaatkan istriku untuk keuntungan mereka sendiri."

Ratna terdiam, wajahnya mulai memerah karena malu dan marah.

Dave melirik Ana sekilas sebelum kembali menatap Ratna. "Jika kau benar-benar dalam masalah, selesaikan sendiri. Aku tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk orang yang hanya datang saat butuh uang."

Ratna menggertakkan giginya. "Jadi, kau menantu macam apa yang tidak mau membantu mertuanya sendiri?"

Dave mendekat dan menatap Ratna tajam. "Dan kau ibu macam apa yang menjual anaknya demi mendapatkan uang?"

Ratna membeku.

"Keluar dari rumahku sebelum aku menyuruh seseorang menyeretmu keluar," Dave menambahkan dengan nada dingin.

Ratna tahu ia sudah kalah dalam argumen ini. Dengan penuh amarah, ia menoleh ke Ana. "Ana, kau benar-benar anak durhaka!"

Ana menggigit bibir, merasa sakit mendengar kata-kata itu, tapi ia tetap diam.

Akhirnya, Ratna berbalik dan berjalan keluar dengan langkah kasar, membanting pintu saat pergi.

Ana berdiri di tempatnya, merasa dadanya sesak.

Dave menghela napas, lalu menatap Ana dengan tajam. "Aku tidak suka drama seperti ini terjadi di rumahku. Pastikan itu tidak terulang lagi."

Ana hanya bisa mengangguk, sementara di dalam hatinya, ia merasa semakin terjebak dalam pernikahan ini—sebuah pernikahan yang tidak ia inginkan, tapi entah bagaimana, terus menyeretnya ke dalam masalah demi masalah.

Setelah Ratna pergi, suasana di dalam rumah terasa mencekam. Ana masih berdiri di tempatnya, mencoba menenangkan perasaannya. Ia tahu ibunya akan marah besar dan kemungkinan besar tidak akan menyerah begitu saja.

Sementara itu, Dave sudah pergi ke ruang kerja menggunakan kursi roda tanpa berkata apa pun lagi. Ana berpikir untuk kembali ke dapur, tapi suara Dave menghentikannya.

"Ana."

Ana menoleh, melihat Dave yang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. Tatapan pria itu tajam, ekspresinya masih sedingin tadi.

"Masuk," perintahnya.

Ana menelan ludah, lalu melangkah masuk dengan ragu. Begitu ia berada di dalam, Dave menutup pintu, membuat Ana semakin gugup.

"Kau tahu kenapa aku menyuruhmu masuk?" tanya Dave dengan nada tenang, tapi ada ketegasan di dalamnya.

Ana mengangguk pelan. "Karena Ibu tadi datang..."

Dave menyandarkan tubuhnya di kursi roda, menatap Ana seolah sedang menilai reaksinya. "Aku tidak suka masalah dari luar ikut masuk ke dalam rumahku. Apalagi jika itu berkaitan dengan orang yang hanya tahu bagaimana cara meminta, tapi tidak tahu bagaimana cara berterima kasih."

Ana menunduk. "Aku mengerti... Aku juga tidak ingin Ibu datang ke sini, tapi—"

"Tapi kau membiarkannya masuk," potong Dave. "Jika aku tidak turun saat itu, kau mungkin akan menyerah dan memberinya uang, bukan?"

Ana menggigit bibir, tidak bisa menyangkalnya.

Dave menghela napas, lalu menatap Ana dengan sangat tajam. "Dengar, Ana. Aku tidak memberimu atau keluargamu uang. Ibumu sendiri yang membuatmu seperti perempuan murahan."

Ana mengangkat wajahnya, menatap Dave dengan mata berkaca-kaca. "Apa maksudmu?"

Dave menatapnya tajam. "Karena dia memaksmu menikah demi uang."

Ana terdiam. Ia tahu Dave tidak sepenuhnya salah. Sejak kecil, ia sudah terbiasa melihat bagaimana ibunya lebih memprioritaskan Rani. Bahkan saat uang mahar pernikahannya diberikan, ibunya tidak pernah menanyakan apakah ia baik-baik saja dalam pernikahan ini—yang penting bagi ibunya hanyalah uang.

"Tapi... itu keluargaku," bisik Ana lirih.

Dave tersenyum sinis. "Keluarga yang seperti itu bukan keluarga. Itu parasit."

Ana tersentak mendengar kata-kata itu.

Dave kembali menatap Ana dengan serius. "Mulai sekarang, aku tidak mau ada lagi orang-orang seperti ibumu datang ke rumah ini untuk mengemis uang. Jika itu terjadi lagi, aku sendiri yang akan menangani mereka, dan percayalah, kau tidak akan suka caraku menangani masalah."

Ana mengerti peringatan itu. Ia tahu Dave tidak main-main.

"Tapi... jika Ibu datang lagi dan aku tidak bisa mengusirnya?" Ana bertanya ragu.

Dave menyeringai. "Aku akan memastikan dia tidak datang lagi. Percayalah."

Ana tidak tahu apa maksudnya, tapi ia bisa merasakan bahwa Dave punya cara sendiri untuk mengendalikan situasi ini.

"Pergilah," kata Dave akhirnya. "Aku tidak ingin membahas ini lebih lama."

Ana mengangguk pelan, lalu keluar dari ruang kerja dengan perasaan campur aduk. Ia merasa lega karena Dave tidak menekan dirinya lebih jauh, tapi di sisi lain, ia juga khawatir tentang bagaimana ibunya akan bereaksi setelah ini.

Satu hal yang pasti, masalah ini belum selesai. Dan ia harus bersiap menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
semangaat dave kaya ana yg trs semangaat
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar ya ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
semangaat ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuiit
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kamu mau di tipu sm ibu sm kaka mu lg ua ana..
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus ana kamu hrs lbh kuat buat kewarasan lamu
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut ana jangan nyerah
🌷💚SITI.R💚🌷
ga tau malu bu ratna
Kymclalu Cintanya Adijeq
adu penderitaan...!!! tetap ana pemenangnya
R Ni: benar sekali😁😁
total 1 replies
Kymclalu Cintanya Adijeq
kemana aja. kau dave...!! baru. sadar??!!! cepat hukum para manusia biadab itu..
Kymclalu Cintanya Adijeq: itu yang aku harapin😌😌
R Ni: patahkan kakinya balik🤣🤣
total 4 replies
Nania
ngapain juga nurut sama ibu yg gak bener kelakuan e 🤦🏻‍♀️
Nania: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
R Ni: semacam yg viral di medsos😁😁
total 2 replies
Nania
ini keras vs keras 😂
Nania: aku juga ingat 😂
R Ni: jadi ingat sesuatu😎
total 2 replies
Jenaa
jek mampir
R Ni: halo jek
total 1 replies
Nania
semoga saja Andre tak pernah berubah pikiran 😁
Nania: kejauhan 😂😂😂😂
R Ni: kalau dia berubah, jitak kepalanya
total 2 replies
Anya
dih sok ngatur lu dave. selain donatur dilarang ngatur wek....
R Ni: Dave butuh di getok kepalanya 👯
total 1 replies
Anya
ingin ku berkata kasar. hah.... sudahlah ntar kena sensor lagi😆
R Ni: bahaya ya kan😁😁
total 1 replies
Anya
lah, ana aja gak kerja dan gak diberi nafkah gimana bisa punya uang.
eh.... ada lagi kak othor, dave kan lumpuh kenapa tiba² jalan😭
R Ni: aku typo sepertinya kadang suka lupa kalau Dave itu lumpuh😭😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!