NovelToon NovelToon
Sekretaris Meresahkan

Sekretaris Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia
Popularitas:87.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Sekretaris Meresahkan


Sekretaris Meresahkan

Deskripsi

POV Devan

Mimpi apa aku semalam, mendapatkan sekretaris yang kelakuannya di luar prediksi BMKG.

"MAS DEVAAAAAAANNN!!!" Teriakan kencang Freya berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

"Teganya Mas meninggalkanku begitu saja setelah apa yang Mas perbuat. Mas pikir hanya dengan uang ini, bisa membayar kesalahanmu?"

Freya menunjukkan lembaran uang di tangannya. Devan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dengan langkah lebar, Devan menghampiri Freya.

"Apa yang kamu lakukan?" geram Devan dengan suara tertahan.

"Kabulkan keinginan ku, maka aku akan menghentikan ini," jawab Freya dengan senyum smirk-nya.

"Jangan macam-macam denganku, atau...."

"AKU HAMIL ANAKMU, MAS!!! DIA DARAH DAGINGMU!!"

"Oh My God! Dasar cewek gila! Ikut aku sekarang!"

Dengan kasar Devan menarik tangan Freya, memaksa gadis itu mengikuti langkah panjangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sengsara Membawa Berkah

Pukul satu siang, suasana di lantai empat, tepatnya di bagian sayap kanan gedung tempat diselenggarakannya acara amal sudah mulai didatangi banyak orang. Kebanyakan mereka adalah pasien dan orang tua pasien. Rumah sakit ini bekerja sama dengan Kharisma Group tengah mengadakan acara khusus untuk anak-anak yang menderita kanker. Selain acara hiburan, ada juga acara pemberian bantuan. Bantuan diserahkan ke pihak rumah sakit, sehingga biaya pengobatan bisa dikurangi.

Deretan kursi yang ada di depan panggung kecil sudah hampir terisi penuh. Freya nampak berdiri di bagian belakang, mengamati jalannya acara yang masih belum dimulai. Mereka masih menunggu kedatangan ketua Yayasan Kharisma, yakni Anne Putri, istri dari Rafael Pratama, pemilik Kharisma Group. Freya masih menyusun rencana, bagaimana caranya mendekati Anne. Lewat Anne dia bisa bertemu lagi dengan Devan.

Gemuruh tepuk tangan langsung terdengar ketika orang yang ditunggu akhirnya datang juga. Dua orang wanita cantik yang sudah tidak muda lagi memasuki tempat acara. Kedua wanita itu tidak hanya berparas cantik, tapi juga terlihat anggun dengan pakaian yang dikenakan. Freya memandang takjub pada dua wanita di depan. Terlihat sangat berkelas. Tidak kalah cantik dan anggun dari aktris ibu kota.

Acara dimulai dengan pemberian sambutan. Anne selaku pimpinan yayasan diminta memberikan sambutan singkatnya. Di tengah keasikannya memperhatikan Anne, telinga Freya terusik ketika mendengar perbincangan dua wanita di belakangnya.

"Kamu yakin kalau berkas yang saya beri sudah diketik?"

"Sudah, Bu."

"Tapi mana? Ngga ada. Kamu tahu kalau Bu Anne butuh data itu segera dikirim ke stake holder. Kenapa kamu bisa teledor begini?"

"Maaf, Bu. Tapi memang saya sudah selesai ketik."

Wanita berambut ikal itu nampak bingung. Tiba-tiba saja hasil kerjanya hilang begitu saja. Dia terus mencari data yang diketiknya tadi.

"Ya udah kamu ketik ulang sekarang!"

"Bakalan lama, Bu. Bisa sampai setengah jam lebih."

"Sepuluh menit! Harus beres sepuluh menit!"

"Tapi.."

Wanita itu nampak bingung dengan tenggat waktu yang diberikan atasannya. Mengetik ulang dua puluh lembar berkas dalam waktu sepuluh menit rasanya sulit sekali. Walau dia menggunakan kecepatan jari di atas rata-rata, belum tentu selesai dalam waktu cepat.

"Ehm.. maaf.. boleh saya coba?"

Freya langsung menimbrung dalam pembicaraan. Mendengar percakapan kedua wanita itu tak ayal membuatnya tertarik. Siapa tahu ini adalah jalan yang diberikan Tuhan agar dirinya mendapatkan pekerjaan.

"Kamu?" tanya wanita berambut ikal tak yakin.

"Iya. Biar saja coba, gimana? Kalau saya berhasil, saya cuma minta dibayar jasa pengetikan saja. Tapi kalau gagal, tidak usah bayar. Gimana?"

Kedua wanita itu saling berpandangan. Walau ragu, akhirnya mereka menyetujui tawaran Freya. Wanita berambut ikal memberikan dua puluh lembar kertas ulang yang harus diketik oleh Freya. Gadis itu menggerak-gerakkan tangannya dulu untuk melemaskan otot-otot jarinya. Diambilnya lembaran kertas tersebut, sedetik kemudian jarinya mulai menari lincah di atas keyboard.

Kedua wanita itu hanya terbengong meminta Freya yang mengetik dengan kecepatan super. Ibarat kereta, kecepatan jari Freya bisa dibilang seperti kereta cepat Whoosh. Tanpa melihat pada layar laptop, jarinya bergerak lincah di atas keyboard dan hebatnya tidak ada typo satu pun. Tepat sepuluh menit, pekerjaannya selesai. Jarinya mengetuk tanda enter untuk menyimpan hasil kerjanya.

"Wow.. luar biasa. Kamu bisa ngetik kaya tadi gimana caranya?"

"Latihan aja, Bu. Kebetulan saya kuliah di jurusan administrasi perkantoran. Saya emang punya cita-cita jadi sekretaris. Sejak saya bisa menggunakan mesin tik dan komputer, saya sudah belajar mengetik cepat," bangga Freya.

Kemampuan mengetiknya yang super cepat memang sudah menjadi rahasia umum. Terkadang Freya menerima job pengetikan tugas kuliah atau skripsi. Dari sana dia memperoleh uang saku tambahan untuk sehari-hari.

"Kamu butuh kerjaan?"

"Ada lowongan, Bu?"

"Ada. Tunggu sampai acara ini selesai. Nanti saya kenalkan kamu pada Bu Anne."

Freya seperti kejatuhan durian runtuh. Di saat sedang memikirkan cara untuk bisa berbicara dengan Anne, tiba-tiba saja tawaran itu datang dengan sendirinya. Di tengah kemalangan yang menimpanya, rupanya Tuhan sudah memberikan jalan lain untuknya.

Dua jam berlalu, dan acara pun selesai juga. Wanita yang tadi menawarinya pekerjaaan segera mendekati Anne. Dia berbicara sebentar dengan wanita itu. Kemudian jarinya menunjuk pada Freya. Kini tangannya melambai memanggil Freya untuk mendekat.

"Ini Bu, orang yang saya sebutkan tadi. Namanya Freya."

"Freya, Bu."

Freya segera menyalami Anne dan Astri bergantian sambil menyebutkan namanya. Untuk sesaat dia menjadi gugup dipandangi begitu rupa oleh wanita di depannya.

"Kamu lulusan administrasi perkantoran?"

"Iya, Bu."

"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"

"Belum, Bu. Saya baru lulus kuliah enam bulan yang lalu. Sudah melamar kemana-mana tapi belum dapat panggilan juga."

"Kamu tinggal di mana?"

"Di Bandung, tapi sejak kemarin sudah jadi imigran di sini, hehehe.."

"Oke.. besok kamu datang ke kantor Kharisma Group. Tahu di mana kantornya?"

"Ngga, Bu. Tapi saya bisa cari di Mbah Gugel."

Kepala Anne hanya mengangguk saja. Baru sekali bertemu tapi Anne sudah langsung menyukai Freya. Gadis itu sopan tapi sikapnya tidak dibuat-buat. Semua perkataan dan tingkah lakunya mengalir begitu saja.

"Kamu tinggal di mana?"

"Di sini, Bu."

"Di sini? Maksudnya di rumah sakit ini?"

"Iya, Bu. Saya belum dapat kost-an. Jadi semalam saya menginap di sini," jujur Freya.

"Ya ampun. Winie, ajak dia ke tempatmu dan besok bawa dia ke kantor."

"Siap, Bu."

"Ayo, kita ke tempatku sekarang."

"Eh iya. Sekali lagi terima kasih, Bu."

Freya berpamitan pada Anne dan Astri, kemudian dia mengikuti wanita bernama Winie itu. Tak lupa dibawanya traveling bag yang membuat baju dan juga ijazahnya.

"Kamu yakin mau mempekerjakan dia di kantor. Kita baru kenal loh," ujar Astri.

"Yang melamar ke kantor juga orang yang baru kita kenal. Menurutmu bagaimana anak tadi?"

"Baik sih."

"Aku percaya Winie, kalau Winie bilang pekerjaaan anak itu bagus ya berati dia memang bagus. Aku juga akan meminta Pak Rustan menyelidiki latar belakangnya."

"Tapi apa dia sanggup kerja di bawah Devan?"

"Aku ngga tahu. Tapi aku yakin dia bisa menghadapi Devan."

Astri masih sangsi dengan apa yang dikatakan Anne. Sang suami mengatakan kalau di hari pertamanya bekerja, Devan sudah memecat sekretaris yang sudah disiapkan Vano sebelumnya. Padahal sekretaris tersebut termasuk pegawai senior tapi tetap tidak bisa membuat Devan puas. Sementara Freya terlihat masih muda dan belum punya pengalaman bekerja.

***

Devan keluar dari kamarnya. Dengan langkah pelan dia menuruni anak tangga lalu langsung menuju ruang makan. Di sana sudah ada Rafael dan Anne, menunggu kedatangannya untuk memulai makan malam. Devan menarik kursi di hadapan Mamanya. Anne mendorong piring berisi udang asam manis ke dekat Devan.

"Ayo makan, Mama buat ini spesial untukmu."

"Makasih, Ma."

Devan menyendok nasi lalu memasukkan udang asam ke dalam piring, ditambah dengan cah brokoli. Sudah cukup lama dia tidak mencicipi masakan buatan Mamanya. Sekembalinya dari New York, dia langsung ditempatkan ke Bandung dan baru dua hari lalu kembali ke Jakarta.

"Devan, kenapa kamu memecat Melda?" tanya Rafael.

"Aku ngga cocok dengan gaya kerjanya."

"Ngga cocok gimana? Kamu kan baru sehari kerja bareng dia. Dia itu sudah lulus seleksi. Kamu main pecat aja," kesal Rafael.

"Dia itu caper," jawab Devan asal.

"Caper gimana?"

"Masa dia kerja pakai rok pendek banget. Udah gitu make up nya tebal, kaya banci Taman lawang. Parfumnya bikin orang mabok. Udah gitu suaranya dibuat-buat biar kedengaran seksi. Pokoknya ngga banget deh."

"Terus kamu sanggup kerja tanpa didampingi sekretaris? Bukannya Ega baru bisa gabung sama kamu bulan depan?"

"Aku baik-baik aja."

"Tenang, Pa. Mama sudah dapat sekretaris buat Devan. Anaknya baik, ngga neko-neko. Mama yakin dia bisa bantu pekerjaan Devan dengan baik."

"Siapa Ma?"

"Lihat aja besok. Winie yang antar dia nanti."

"Namanya siapa?"

"Siapa ya? Duh Mama lupa lagi. Udah besok aja kamu lihat sendiri."

Tidak ada pertanyaan lagi dari Devan. Semoga saja besok sekretaris yang dipilihkan Mamanya sesuai dengan seleranya. Kalau tidak, maka untuk kedua kalinya dia akan memecat pegawai di hari pertama mereka bekerja.

***

Freya keluar dari taksi online yang ditumpanginya bersama Winie. Gadis itu memandangi gedung pencakar langit di depannya. Jantungnya berdetak tak karuan begitu kakinya menapaki lobi kantor. Untuk hari pertamanya bekerja, dia hanya memakai pakaian seadanya. Kemeja warna biru muda dipadu dengan celana panjang berwarna hitam dan flatshoes warna hitam. Penampilannya jauh dari gambaran seorang sekretaris. Tapi mau bagaimana lagi, dia memang tidak memiliki pakaian yang layak untuk dikenakan.

"Aku benar-benar ngga nyangka bakal diterima kerja di perusahaan sebesar ini. Mungkin ini yang namanya rejeki anak solehah, hihihi.."

"Kamu jangan senang dulu. Atasan kamu itu killer banget. Kemarin sekretarisnya langsung dipecat di hari pertama kerja. Padahal dia udah punya pengalaman kerja bagus sebagai sekretaris."

"Waduh.."

Hati Freya langsung ketar-ketir mendengarnya. Gadis itu menggigit bibirnya sendiri. Belum juga sampai di ruangan wakil CEO, dirinya sudah dilanda kecemasan dan ketakutan. Wajahnya yang semula ceria berubah jadi tegang. Bunyi denting lift mengagetkan gadis itu. Dalam hatinya tak henti memanjatkan doa semoga saja bakal atasannya menyukai hasil kerjanya.

Freya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan setelah berada di depan pintu besar. Tangan Winie terangkat mengetuk pintu. Terdengar suara seorang pria dari dalam memintanya masuk. Winie segera membuka pintu besar tersebut. Sambil menundukkan kepalanya Freya memasuki ruangan, mengikuti langkah Winie.

"Selamat pagi, Pak Devan. Saya diminta Bu Anne mengantarkan sektetaris baru untuk Bapak."

Winie memberi isyarat pada Freya untuk maju ke depan. Freya maju satu langkah ke depan seraya mengangkat kepalanya. Di saat bersamaan, Devan melihat ke arahnya.

"Selamat pa.."

"Kamu!"

***

Nah loh ketemu lagi🤣

Jangan lupa toel bintang 5 ya🤗😘

1
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤
uang segitu mah bagi holang kaya cetek ya tinggal buka m banking langsung tf 🤭
untung Devan langsung bisa nyusul menghadang mobilnya Santo jadi Freya gak jadi nikah ma aki2 bandot🤣
tenang Freya,meski bayar seumur hidup pun sama Devan gak apa2 ya itu artinya kamu gak akan pernah dipecat.Apalagi klo jadi kebalik kamu dibayar kontan ma Devan 🤭
tiniteyok
ayo Devan usir si ulet bulu Mina dari apartemen Freya muak aq sama tingkahnya,
Paula Abdul
hadeuh.... perut akooh blm aman udah di tambah lamunan mupeng Freya 😂😂😂
Paula Abdul
bhuahahahahaha.........
tolong ya mak ini akooh baru banget baca tapi udah ngakak parah, mobil naon eta toyoran simpanse, ohemjih sakit perut akooh mak 🤣🤣🤣🤣🤣
thinking so hard akooh, apakah itu boil si eta nya mak yg kepleset jadi simpanse🤔🤔🤔
etdah pake dipikirin 🤣🤣🤣🤣🤣
Indry Arientha
Alhamdulillah selesai urusan hutang piutang dgn aki2 peyot yg mendekati masa expired 😂😂 Mina lagak loe mau ngerayu devan , d tatap dingin aja udah kicep loe .. Devan , usir aja tu si mina dr apartemen , mina benalu bagi freya
naura khalidya
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/pinter pinter
naura khalidya
ďevan2 klo d depan d tak putes kupingmu
🥰Siti Hindun
usir aja Van tu c Mina, ngelunjak nanti sama Freya
yo..h72🦂🐀🥀
Ini yg saya tunggu2 kelanjutan nya smpe meluncur mengunakan whoosh dari wilayah oren ke wilayah Biru mak Icha 🤗😉😍😍
Ayuna
Boro2 merayu tendang iya enak aja numpang
Ayuna
Toyoran Simpanse😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Dwi Agustina
hahahaaaa boro2 merayu baru lihat jg lngsng nge freeze 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah loh bayar tuh 🤣
❤Rainy Wiratama Yuda❤️
Alhamdulillah Freya sufah aman dari Santo dan Banu. Sekarang giliran Mina, usir aja deh, gak suka banget sama Mina
Mae Munah
yes..yes..yes..bagus bos..kamu keren..sat set.aku padamu bos /Kiss/
AlAzRa
kejarlah Van, gadis langka Freya itu
Erni Wati
Luar biasa,,,
💕 bu'e haresvi 💕
uji nyali kl sampe berani🤣🤣
💕 bu'e haresvi 💕
kl kamu peduli ma nasib bpakmu harusnya kamu yg nikah ma bandot tua tu bukan freya😌😌
Dewi Oktarini
yeyeye....lanjut ya Thor🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!