Reno, adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Papanya memiliki jabatan yang tinggi di suatu instansi pemerintah dan mamanya seorang pengacara terkenal, kakanya jebolan sekolah kedinasan yang melahirkan Intel negara. Sementara dia anak tengah yang selalu dibanding-bandingkan dengan kesuksesan sang Kaka, berprofesi sebagai TNI berpangkat Bintara. Tapi Reno adalah anak yang penurut dan paling berbakti pada kedua orangtuanya.
Keinginannya menjadi seorang TNI karena kejadian luar biasa yang mempertemukan dirinya dengan sosok yang sangat dia kagumi, sosok idola yang merubah hidup dan cara pandangnya.
Hingga pada suatu hari takdir mempertemukan Reno dengan Kanaya yang membantu cita-citanya menjadi seorang TNI terwujud.
Kanaya menemani Reno dari nol karena Reno tidak mendapatkan dukungan dari kedua orangtuanya.
Apakah cinta kasih Reno dan Kanaya akan berlanjut ke pelaminan, atau Kanaya hanya dimanfaatkan Reno saja untuk mencapai cita-citanya?
Yuks ikuti kisah Reno di Cinta Bintara Rema
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Ujian Cinta 2
Happy Reading ...🩷🩷
Tak ... Tak ... Tak
Suara irama tuts berbunyi dari hentakan jemari, membentuk kata hingga menjadi kalimat. Seorang lelaki muda harus berhadapan dengan atasannya karena sebuah laporan dari mantan pejabat yang sangat disegani di lingkungannya.
"Mohon ijin komandan, kami diperintahkan menulis seperti ini." ucap petugas berpangkat sersan satu.
"Bacakan Her, apa yang dia mau laporkan tentang aku." jawab Sandi.
Lelaki itu melipat tangannya di dada dengan kening yang mengernyit dalam, saat mendengar dakwaan yang harus dia terima.
"Penculikan anak dibawah umur, pengalihan aset Almarhumah Ayunda Agriani R. Supcipto dan Pencabul— " Sertu Heru tak berani melanjutkan.
"Hmm ... Buatkan surat jawaban bantahan dan kumpulkan saksi-saksi." jawab Sandi
"Siap Komandan." jawabnya
Sandi mulai membentuk team dengan kuasa hukum kemiliteran dan juga mengumpulkan bukti-bukti secara terstruktur, sistematis dan masif.
"Repot nya jadi menantu pejabat" Ejek Santoso rekan Sandi
Sandi hanya tersenyum tipis, banyak hal yang orang lain tidak mengerti akan biduk rumah tangganya selama ini, tapi tidak semua hal harus dijelaskan pada semua orang, bukan?. Namun jika hal itu akan berpengaruh dengan harga diri dan nasib anak-anaknya, Sandi harus mengungkapkan semua permasalahan rumah tangganya yang sudah lama dia tenggelamkan dalam lautan maaf.
"Selamat siang pak Sandi, saya Prayudha Lubis, diutus ibu Yulan untuk bergabung dengan kuasa hukum bapak." sapa seorang pengacara yang baru saja datang
"Terima kasih sudah bersedia bergabung, mas Yudha." balas Sandi.
"Apalagi yang si kakek itu minta kali ini, San ... ?" tanya dengan berbisik Caniago, sahabat Sandi yang baru saja bergabung dalam Team.
"Kurasa dia masih belum terima anaknya yang mengakhiri pernikahan kami dengan kematian, dia menginginkan aku yang mati, seperti rencana busuknya saat aku di Kongo." bisik Sandi
"Hmm ... Dakwaannya tidak main-main, pasal berat yang akan menjeratmu, bro!"
"Mau bagaimana lagi, akan aku hadapi! Caniago seandainya proses ini akan menghilangkan ku, aku minta padamu, bimbing Reno hingga menjadi seorang pilot di Senerbal." pinta Sandi
"Jangan kamu khawatirkan, sob. Aku akan bantu wujudkan cita-cita kalian." janji Caniago
☘️☘️☘️
Dua tahun berlalu ...
"Hai cantik ... " sapa Fajar
Gadis berjas putih itu hanya mencebik, dengan wajah cemberut dia mengibaskan rambutnya ke arah belakang. Kanaya melipat stetoskop lalu menyimpannya di kantung jas putihnya.
"Aku mau pulang sendiri, Mas. Gak perlu dijemput." tolak Kanaya
"Aku akan nunggu kamu sampai selesai, kamu udah makan sayang?" tanyanya lembut
"Mas, bisa gak sih gak usah manggil aku sayang. Hubungan kita tidak akan berkembang sejauh itu." protes Kanaya
"Sejauh apa maksudmu?" goda Fajar
"Mas Fajar seringkali nyebelin deh." Kanaya merajuk
"Naya, aku akan menunggu hatimu terbuka untukku, semesta sudah menyetujui hubungan kita. Apalagi keluarga aku dan Eyang kamu sudah setuju. Kita tinggal menumbuhkan perasaan diantara kita." tegas Fajar
"Mas aku gak bisa, di hatiku sudah ada orang lain." lirih Kanaya
"Kamu harus siap melepaskan lelaki itu di hati kamu, Naya. Kamu tahu kan kakek kamu hanya setuju bermantukan aku?!" dengan percaya diri Fajar menarik Kanaya masuk ke mobilnya
Sebenarnya Kanaya semakin takut berdekatan dengan Fajar, dia takut lama-lama hatinya akan luluh dengan segala perlakuan manis Fajar padanya. Lelaki itu sangat sabar menghadapi sikap random Kanaya dan segala kejutekannya setiap kali mereka bertemu.
Namun Kanaya juga tidak bisa mengikis habis kenangan dan rasa cintanya pada Reno, meskipun Kakeknya selalu bilang tabu dan haram jika dia menjalin hubungan dengan Reno, dia yakin di mata agama mereka diperbolehkan menikah, karena hubungan mamanya dengan papa Sandi hanya perjanjian di atas kertas.
"Kita makan di mana, Cantik?" tanya Fajar membuyarkan lamunan Kanaya tentang Reno
"Terserah!"
"Cuaca hari ini cerah, enaknya kita makan di restoran favorit keluargaku, di sana ada Sop iga, ayam bakar, bakso juga mie ayam. Kamu mau pilih menu apa?" tanya Fajar dengan lembut
"Bakso dan mie ayam." jawab Naya
"Oke, let's go ... " seru Fajar, senyum Kanaya mengembang.
Setelah sampai di restoran yang di tuju, mereka mengambil meja yang menghadap ke sebuah kolam ikan koi dengan pemandangan asri dan segar. Fajar memperlakukan treat like a queen pada Kanaya setiap kali mereka bertemu.
Hati Kanaya seringkali galau, karena perlakuan Fajar sama persis dengan Reno, hanya saja Fajar bersikap lebih dewasa dibanding Reno. Sudah dua tahun lebih Kanaya dan Reno lost contact, karena larangan kakeknya, tapi Kanaya tidak bisa melupakan rasa berbunga saat Reno menatapnya, membuatnya tertawa dan cara Reno mendengarkan setiap keluh kesahnya.
Kanaya masih melamun kan masa-masa indah yang dilaluinya bersama Reno, saat sebuah kecupan mendarat di pipinya. Cup !!
Sontak Kanaya melebarkan matanya, dia mau protes tapi kecupan itu mendarat lagi tepat di bibirnya. Cup !!
"Kalau masih melamun, mas kecup lagi di sini." Fajar menyentuh bibir Kanaya dengan jari telunjuknya.
"Mas ... !!" mata Kanaya membelalak lalu mendaratkan pukulannya di bahu Fajar sebanyak mungkin.
Di sisi lain restoran
Seorang pemuda mengepalkan tangannya dengan tatapan mata yang terselimuti amarah. Sejak kehadiran wanita pujaannya di resto tempat dia bertemu sahabatnya, dia sudah berdiri ingin menyapa, tak perduli siapa lelaki yang ada di sampingnya.
Tubuh tegapnya sudah berdiri hendak melangkah, namun gadisnya sedang asik bermesraan bahkan membiarkan tangan dan pipinya dicium oleh lelaki di sampingnya dengan tatapan nakal.
"Naya ... jadi ini jawaban dari semua tanda tanyaku selama ini, kamu sulit di hubungi, Surat dariku tidak pernah di balas. Aku terlalu berpikiran positif, kamu sibuk kuliah kedokteran. Setelah apa yang kalian lakukan pada papaku, aku tidak bisa terima hidup kalian berbahagia." geram Reno
"Pesanannya sudah semua ya Kak ... " suara waiters menginterupsi kegeraman Reno yang terus menatap Kanaya dengan tajam.
"Kamu lihat siapa, Ren. Kok serem gitu wajahmu!" sapa Arga
Reno terduduk lagi, menundukkan pandangannya dan menelan semua kepahitannya dalam diam.
"Mas Reno, ayo makan dulu." Sinta menyodorkan sendok dan garpu yang sudah dia bersihkan dengan tissue.
Sinta melayani Reno dan Arga makan, gadis itu sibuk menyiapkan alat makan dan memastikan alat makannya higenis dan aman untuk kedua pria yang dia hormati.
"Makasih Sinta ... " lirih Reno
"Mas, kalau makan jangan melamun, nanti keselek!" gurau Sinta
"Jadi, besok kalian akan kembali ke Surabaya?" tanya Arga menyambung obrolan yang sempat terputus karena Reno hendak menghampiri Kanaya
"Iyo mas, mas Reno besok ada jadwal latihan terbang dengan pesawat Cessna 172 katanya." jawab Sinta
"Wuiihh jagoan kita ini memang satset di pelajaran, semangat sekali dia! Sudah berapa kali terbang, Bro?" tanya Arga
"Aku usahakan lisensi terbang ku rampung di PPL, 50 jam terbang, Ga." jawab Reno
"Kereenn ... aku aja masih jalan di tempat, bro. Kamu ngejar apa, semangat sekali."
"Mengejar cita-cita papa yang belum kesampaian. Dia ingin aku jadi perwira penerbang. Saat ini aku mengejar lisensi dulu." ujar Reno, sesekali Reno melirik arah Kanaya yang sedang asik bersenda gurau dengan Fajar.
"Bagaimana kabar papamu, Ren. aku turut prihatin dengan informasi tentang beliau yang simpang siur."
"Alhamdulillah baik, papa sudah menjalani hukuman yang tidak dia lakukan, tapi aku yakin papa tidak akan tinggal diam dengan kariernya. Dia akan terus bersinar." janji Reno sambil menatap ke arah Kanaya dengan tatapan tajam penuh intimidasi
"Kalau perlu apapun, kamu bisa menghubungiku, Ren." janji Arga
"Sementara ini kami bisa menghandle semuanya, Ga." jawab Reno
Tatapan mata Reno kembali tajam saat melihat Kanaya menyuapi Fajar sesendok es campur dengan senyumannya yang merekah.
"Shit!!" makinya sambil melempar kasar sendok dari genggaman, wajahnya mengeras, dia alihkan pandangannya ke arah lain.
Arga dan Sinta menoleh ke arah tatapan sahabatnya.
"Owhh ... Cik!! Brengsek!" Arga pun ikut mengumpat
Sinta merasa ini kesempatan mendekati Reno, selama dua tahun Reno sangat sulit dia dekati karena hatinya masih ada Kanaya dan Kanaya.
"Mas Reno mau balas pengkhianatan mereka gak?" tanya Sinta
"Aku sudah kenyang, kalian lanjutkan lah makannya. Aku tunggu di parkiran!" Reno berdiri dari tempat duduknya lalu melangkahkan kaki jenjangnya ke luar restoran, tanpa menggubris ucapan Sinta.
Pemuda itu terduduk di kursi taman yang terhubung dengan parkiran. Dia mengeluarkan kotak rokok,.mengambilnya sebatang dan menghisapnya dengan wajah penuh amarah. Pikirannya berkelana pada masa-masa indah bersama Kanaya.
"... Bahkan saat kamu tak lagi bertukar kabar, Aku masih mengunjungi warung es teler saat pertama kali aku menyatakan matamu seindah mentari. Kamu dan semangkuk es teler itu sama manisnya dan penghilang dahagaku. Jangan-jangan, senyumanmu sudah tumpah di sana. Karena rasanya tetap sama, saat pertama kita mengunjunginya.
Ah, bodohnya aku ...
Menerka-nerka sampai lupa, bahwa kenangan kita lah yang terlalu indah dan manis."
B e r s a m b u n g ...
Gaes bantu like, komen dan votenya, Author akan mengapresiasi segala bantuan kecil Readers 🩷 🫰