Tirta Jayakusuma

Siang itu sehabis kuliah, Tirta bersama gengnya sudah nongkrong di warung sebelah kampus.

Bayu seperti biasa nya , semangkuk mie dan semangkuk bakso, jadi menu tetap nya.

mereka ngobrol dan bersenda gurau sambil makan.

"Mmh Ta, kamu semakin terkenal saja, penggemar kamu terutama cewek semakin banyak saja.

Tuh liat sejak kita masuk kesini,, banyak mata yang mengarah ke kamu, penasaran sama kamu!".

celoteh Bayu yang memang gacor habis anaknya.

Dan memang benar apa yang di omongkan Bayu. Dimana mana mereka menjadi perhatian anak anak sekampus. Tiap langkah Tirta pasti mendapat perhatian dari orang orang di sekitarnya.

Contoh nya ketika mereka berjalan menuju warung ini. Ketika mereka sedang asyik berbincang tiba tiba saja ada segerombolan mahasiswi yang menghadang mereka .

"'Bukankah kamu Tirta ya", tiba-tiba saja seorang diantara segerombolan mahasiswi tersebut menyeru dan segera mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri.

"Iya aku Tirta"

"Kenalkan aku Raisa dari jurusan Akuntansi" kemudian berturut-turut teman temannya Raisa memperkenalkan diri mereka.

Raisa tanpa malu-malu juga langsung minta no WhatsApp nya Tirta.

"Minta nomer WA nya ya Ta!", dengan segera Raisa membuka hapenya dan siap memasukkan nomer WhatsApp nya Tirta.

Karena yang meminta nomornya cewek cakep, Tirta jadi segan menolaknya, coba kalo yang minta cowok, pasti deh dia mencari cari alasan buat menolaknya.

Tirta segera menyebutkan beberapa nomor miliknya kepada Raisa yang dengan serta merta memasukkan kontaknya ke hapenya.

karena hal ini, Tirta di tinggal sama kawan kawannya duluan.

***

"Ajari aku ilmu bela diri Ta, biar aku bisa njagain orang orang yang aku sayangi. kan bisa aku bantuin kamu nantinya kalo kamu membutuhkan tenagaku" Tiba-tiba bayu mengatakan keinginannya dengan serius dengan mimik muka serius. Bisa juga Bayu ini masang muka serius walau seringnya tertawa dan tersenyum.

" Aku serius Ta, aku ingin belajar sama kamu" lanjut Bayu .

Tirta sejenak terdiam mendengar keinginan Bayu. kemudian Tirta menjawab,

"Sebenarnya lah Bay, ilmu kanuragan yang aku pelajari adalah ilmu warisan leluhurku, aku harus memikirkan ini masak masak, juga harus mendapatkan persetujuan dari leluhurku". Jawab Tirta serius.

"Iya Ta aku juga ingin belajar darimu" , Adnan juga menyampaikan keinginannya.

"Nanti aku akan menyampaikan keinginan kalian pada Eyangku akan keinginan kalian, kalau diperbolehkan aku akan mengajari kalian tapi kalo memang tidak boleh aku akan tetap mencari jalan buat mengajari kalian ilmu kanuragan".

"Trimakasih Ta" jawab Bayu dan Adnan serentak.

"Oh ya Ta motormu kan masih di sini kan? trus kamu sama Dinda tadi naik apa? tanya Bayu.

"Aku pinjam motor adikku Irman" jawab Tirta.

"Bagaimana kalo hari ini kami nganter motor kamu, sekalian maen ke rumah kamu?" tanya Bayu

"Bener nih kalian mau maen ke rumah aku !" Tirta memastikan.

"Bener Ta", jawab mereka kompak

"Ok deh kalo gitu kita berangkat saja langsung mumpung masih siang nih". jawab Tirta.

Mereka segera ke tempat parkir motor mengambil motor motor mereka.

Tirta berboncengan dengan Dinda, Adnan membawa motornya sendiri berboncengan dengan Nani dan Bayu membawa motornya Tirta yang di tinggalkan sejak kemarin berboncengan dengan Tia.

***

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di rumah Tirta.

Irman dan Levi adiknya Tirta ternyata sudah sampai dirumah duluan. Jadi yang membukakan pintu rumah adalah Levi.

"Maaf kawan kawan inilah rumah kami, jangan di ejek ya, soalnya kecil dan jelek".. Tirta menyambut mereka dan merendah.

"Gak papa Ta, yang penting suasana rumah nyaman dan welcome sudah cukup buat kami, lagian kita kan sahabat sehidup semati kan!" Bayu yang mewakili kawan kawannya menjawab.

Syukur-syukur kalo ada yang diantara kita. celoteh Tia sambil melirik kearah Dinda.

Dinda segera paham dengan maksud Tia. Dia tersenyum kecil dan mengiyakan pernyataan Tia.

Mereka segera masuk keruang tamu dan berbincang dengan ramainya.

"Ayo dong ta keluarin makananya aku dah laper nih!" bayu yang tanpa kompromi memprovokasi Tirta.

"Vi, sini sama mas Irman". Panggil Tirta pada kedua adiknya yang sedang sibuk dengan gadgednya masing-masing.

"Tolong mas belikan rujak di depan sana ya!".

"Uangnya mas" tanya Irman ..

"Nih pake uang kakak aja dek "

Dinda langsung mengeluarkan uang lembaran merah seratus ribuan tiga lembar.

"Jangan Din, gak enak, aku kan tuan rumah, masak malah ngerepotin kamu!"

"Gak papa kan Ta, aku yang malah mgerepotin kamu!"

Begitu melihat uang di tangan Dinda tanpa basa basi Irman langsung aja nyerobot.

"Trimakasih kak , ini buat beli rujak sama apa aja kak?" tanya Irman.

"Terserah kamu aja deh dek mau beli jajanan apa aja deh.

"Ih kakak cantik baik banget deh, kayak kakak cantik kemaren, yang namanya siapa mas Tirta? oh kak Iza, ya ya kak Iza namanya!" Irman segera mengingat nya.

setelah mengatakan demikian Irman dan levi segera keluar bersama Levi.

"Waduh Tirta Tirta, kamu nih bener bener Playboy, baru aja masuk kuliah dah bawa cewek-cewek kerumah" . celetuk Tia.

"Ah , jangan gitu dong Tia, Kita kan juga tau Tirta gak mungkin ngajak cewek kerumah, liat aja tuh tampang dia ,, kalem culun gitu", Bela Bayu.

Dinda juga merasa terkejut, ternyata Faiza sudah main ke rumah Tirta. Dalam hatinya ada rasa kurang nyaman, walaupun dia tau kalo dari gelagat nya Faiza ada perhatian yang lebih pada Tirta.

Beberapa saat kemudian Irmansyah dan levi sudah kembali dengan membawa 2 tas plastik besar.

Irman segera meletakkan bungkusan di meja ruang tamu..

"Apa aja yang kau beli Ir" tanya Tirta.

"Rujak mas 9 bungkus, trus siomay 9 bungkus. sama ini minuman coke juga 9 " Irman memberikan keterangan.

"Mbak cantik ini uang nya sisa limapuluh ribu". Irman segera menyodorkan kalian pada Dinda.

Dah sisanya di bawa kamu saja Dek, tolak Dinda.

Irman tanpa ragu langsung memasukkan uang kembaliannya ke kantong celananya.

"Trimakasih ya kakak Cantik, sering seringlah main kesini kak, biar aku dan Levi seneng, jawab Irmansyah bercanda.

"Maunya tuh Din , kalo ada uangnya, semangat tuh anak, celetuk Tirta.

"Gak papa Ta" jawab Dinda.

Mereka segera membuka bungkusan rujak dan siomay dan menikmatinya bersama-sama. Suasana terasa akrab dan candaan-candaan renyah keluar dari mulut mulut gacor Bayu ,Tia dan Nani, juga Adnan.

Ketika hari menjelang sore Dinda segera menghubungi driver keluarganya, untuk menjemput. Dia sebenarnya ingin di antarkan oleh Tirta, tapi tidak enak sama kawan- kawannya.

Setelah sopir keluarganya sampai dia segera pamit. Bayu, Tia dan Nani ikut bersama mobilnya, karena tadi sewaktu berangkat Bayu menggunakan motor bututnya Tirta, sedang Adnan membawa motornya sendiri.

"Ta, trimakasih ya, Besok aku di jemput lagi yaa!" Dinda segera pamit.

"Dindaa...! sekali di jemput penginnya di jemput teruss" goda Bayu.

"Gak papa kan Bay, kita kan sahabat" jawab Dinda.

"Iya sahabat tapi mesra ya", timpal Tia.

"Sudah sudah tuh pak sopir dah gak sabar tuh". Nani menegahi.

ketika sudah hampir naik mobilnya Dinda. Bayu segera berseru.

"Ta jangan lupa lho, ajarin Aku dan Adnan ". Tirta mengangguk pertanda menyetujui.