🥉JUARA 3 YAAW Season 10🏆2023
EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Takdir membawaku dalam keadaan ini. Lahir sebagai putri tunggal seorang Perwira Tinggi Polri (Pati) sangat tidak mudah. Terlebih sejak lahir seakan hidup sendiri tanpa kasih sayang dari sang Ayah. Walaupun Ayahnya masih hidup dan tinggal satu atap bersamanya.
Suatu hari, Bening Putri Prasetyo sejujurnya tak ingin menghadiri pesta kelulusan sekolahnya. Namun olokan dan sindiran teman-temannya, terutama dari Della Wijaya yakni gadis terpopuler di sekolahnya membuatnya terpaksa hadir. Pesta yang membawa petaka baginya. Kehilangan kesuciannya dan hamil di luar nikah oleh pria yang satu profesi dengan sang Ayah.
Akankah hidup Bening yang keruh akan menjadi bening kembali, sebening namanya?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Dunia Bening Runtuh
Ketika bangun, Bening tak lagi menemukan Arjuna di sampingnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar tak ada Arjuna maupun benda atau seragam kepolisiannya.
Yang tertinggal hanya sebuah pena mewah nan elegan dengan tertera tulisan di salah satu sisi pena tersebut yakni Honesty and Responsibility. Yang bermakna kejujuran dan tanggung jawab.
Ada logo institusi Polri pada ujung pena tersebut dan huruf seperti inisial nama yakni ASM. Yang ia yakini ASM adalah kepanjangan dari nama pemilik pena tersebut Arjuna Sabda Mahendra.
Sebab ia sempat melihat nama lengkap Arjuna pada seragam yang dikenakan tadi walau hanya sepintas lalu.
Bening berusaha menahan isak tangis dan rasa nyeri pada inti bawahnya. Dirinya sudah tak suci lagi. Apa yang ia pertahankan untuk suami di masa depannya, pupus sudah.
Baginya secantik dan sepintar apapun seorang wanita jika tak mampu menjaga kehormatan dirinya, maka seperti sebuah berlian yang sangat berkilau tapi sayang harganya jatuh di pasaran. Murahan.
Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Dirinya harus segera bersiap karena rombongan sekolahnya akan kembali ke Jakarta pukul sembilan pagi. Ia tidak mau terlambat.
Selepas ia membersihkan diri dan beruntung pakaian miliknya masih bisa digunakan walaupun sedikit kusut. Akhirnya ia kembali ke kamar.
Beruntung Stevi belum kembali ke kamar mereka. Sepertinya masih sarapan di bawah. Ia segera membereskan barang-barangnya dan bersikap seolah tak terjadi apapun.
Della dan teman-temannya sempat menanyakan keberadaan dirinya semalam saat di dalam bus, ia mengatakan tidur di rumah kerabat yang tak jauh dari hotel tempat mereka menginap.
Tentu saja Della percaya. Sebab sebelum pindah ke Jakarta, memang Bening sekolah dan tinggal di Bandung. Sehingga ia berpikir di kota kembang ini, Bening masih memiliki kerabat padahal faktanya tidak ada.
Dominan kerabat sang Papa berada di Yogyakarta sedangkan dari pihak mendiang sang Mama berada di Malang.
Hari kelulusan tiba,
Semua murid sekolah Cita Bangsa menyambut kebahagiaan kelulusan. Sebab hari ini mereka akan melepas atribut sekolah menengah atas dan segera berubah menjadi mahasiswa atau mahasiswi.
Rendra Mahardika dan Della Wijaya. Diterima ke jenjang perkuliahan di fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti, Jakarta.
Bening Putri Prasetyo. Diterima kuliah di fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Depok.
Stevi. Diterima kuliah di fakultas Hukum, Universitas Trisakti, Jakarta.
Luna. Diterima kuliah di fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok.
Della sengaja memilih jurusan dan kampus yang sama dengan Rendra. Tentu dengan satu alasan yakni berharap Rendra luluh padanya dan menerima cintanya.
Walaupun Luna berbeda kampus dengan Della dan Stevi, tetapi mereka bertiga sudah berjanji akan selalu kompak dan tetap menjaga persahabatan. Ketiganya akan rutin berjumpa untuk hangout bareng atau sekedar melepas rindu.
Jadwal perkuliahan akan dimulai serempak sekitar dua bulan lagi.
Bening terus menunggu sosok tersebut. Baik dalam setiap bait doanya maupun di rumah. Sembari menunggu masuk perkuliahan, dirinya sibuk menulis segala kegiatannya pada buku diary miliknya. Hingga menulis beberapa resep masakan terbaru di laptopnya.
Bening memiliki hobi dan bakat memasak. Hanya saja selama di Jakarta, dirinya tak menerapkan saat bersekolah di Bandung dahulu. Hanya dilakukan di rumah saja tidak untuk di explore ke luar.
Walaupun di kediamannya sudah ada art atau pembantu, tetapi Bening tetap setia membantu Bik Ningsih (45 tahun) di dapur. Jika dahulu masih tinggal di Bandung, dirinya kerap membuat jajanan atau kudapan ringan rasa tradisional dengan kesan modern lalu ia titipkan ke pihak kantin di sekolahnya. Seperti combro dan bola-bola ubi.
Dan itu berhasil. Dirinya tak menyangka bahwa jajanan buatannya disukai teman-temannya di sekolah. Dan ia menyuruh pihak kantin merahasiakan si pembuatnya yakni dirinya jika ada yang bertanya.
Bukan karena malu jika terdengar berita bahwa anak seorang Kapolrestabes Bandung berjualan jajanan tradisional di kantin sekolah. Akan tetapi dirinya ingin orang lain membeli dagangannya bukan karena melihat siapa yang membuat tetapi karena murni rasa dan kualitasnya.
Dikarenakan banyak di luaran sana sering kita menjumpai hal-hal semacam ini yakni rasa tidak enak dengan teman, sungkan atau semacamnya. Membeli hasil usaha teman karena rasa sungkan bukan karena kualitas yang oke tanpa embel-embel siapa yang menjualnya.
Tetapi di Jakarta, Bening tengah dilanda kesibukan padat di sekolah dan suasana yang berbeda. Sehingga membuat mood berjualan jajan tersebut hilang entah ke mana. Alhasil dirinya hanya fokus pada belajar, belajar dan belajar.
🍁🍁🍁
Satu bulan berlalu,
Bening bisa saja mengadukan pada Sang Papa apa yang diperbuat Arjuna padanya. Terlebih level jabatan Arjuna di bawah Papanya. Namun ia tidak mau gegabah.
Ia sangat kenal watak sang Papa. Keras dan tak mudah mentolerir suatu kesalahan. Apapun alasannya. Bening tidak mau karir Arjuna yang sudah lelaki itu bangun seperti sekarang harus kandas karena kemarahan sang Papa.
Sehingga ia lebih menunggu Arjuna untuk datang padanya secara baik-baik guna mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya.
Saat kejadian, Arjuna telah bangun dan pergi lebih dahulu daripada dirinya. Tentu secara logika, Arjuna sudah melihat jelas wajahnya dan sebagai seorang AKP yang punya prestasi gemilang akan mudah mencari jati dirinya.
Namun apa yang ditunggu tak kunjung datang padanya. Benar kata pepatah bahwa menunggu adalah hal yang membosankan. Terlebih menunggu suatu ketidakpastian.
Satu bulan setelah malam petaka itu terjadi, hal yang tidak ia duga menghampirinya. Dirinya positif hamil. Bening syok dan gemetaran saat melihat test pack yang ia gunakan menunjukkan dua garis berwarna merah.
Untuk hal ini dirinya tidaklah bodoh. Ia tahu artinya itu apa. Dunia Bening runtuh seketika dalam sekejap. Gegap gempita kebahagiaannya menyongsong di bangku perkuliahan redup seperti senyumnya yang tak tampak lagi saat ini pada wajahnya.
Dirinya merosot di lantai kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Menangis hingga meraung-raung. Rasanya ia ingin pergi ke tempat sang Mama.
Berada di dalam tanah. Mati terkubur. Hidup tanpa beban lagi. Bisa jadi hal ini lebih baik daripada hidup memberi malu pada sang Papa. Seakan dirinya sekarang tengah melempar kotoran ke muka Papanya.
Bermaksud ingin mencari jalan keluar sendiri dan sengaja belum memberitahukan pada sang Papa, namun takdir Allah berkata lain. Irjen Pol Prasetyo Pambudi akhirnya mengetahui bahwa putri kandungnya tengah hamil.
Akan tetapi pada akhirnya tak juga mengetahui putrinya itu hamil dengan siapa. Sebab di cek track record Bening hampir tak pernah jalan dengan lelaki. Bahkan berteman sesama wanita di sekolah saja bisa dihitung dengan jari. Tertutup dan tanpa jejak. Buntu.
Sedangkan pria yang menghamili Bening tengah gelisah. Hidup tak tenang. Dihinggapi rasa bersalah yang teramat dalam. Tetapi tak mampu mengambil sikap. Terlebih sang ibu terus mendesak dirinya untuk menerima perjodohan dengan anak sahabat almarhum Ayahnya.
Arjuna seakan berada di tepi jurang kematian dan mendapat dua pilihan untuk bertahan hidup. Jodoh pilihan ibunya atau Bening?
Sungguh dilema.
Bagai makan buah simalakama.
🍁🍁🍁
smoga husnul khotimah...
yaAllah...
ikutan sedih
btw, abis Bening apalagi lg lanjutan nya?
sblm ke Bening udah baca dr.Heni dan Seno
issshhh...
🤣🤣🤣
percakapan dikit banget