Polisi Cantik Milik Sang Penguasa

Baik terima kasih atas bantuanmu."

Setelah menutup panggilan, Jayden langsung menurunkan ponselnya kemudian lelaki itu langsung menyenderkan tubuhnya kebelakang. Akhirnya, masalah Nana selesai. Dia yakin, Nana akan menerima tawarannya.

Faktanya pemindahan Nana ke kantor lama adalah campur tangan Jayden, Jayden juga sengaja membiarkan Nana berada satu tim dengan Darius dan juga istri Darius.

Jayden yakin, Nana tidak akan tahan dengan kondisi satu tim dengan Darius dan juga Senna, dan karena pangkat Nana paling rendah, pasti satu tim itu akan memberikan beban yang banyak pada Nana. Dan ketika Nana terpojok, sudah dipastikan Nana akan menerima tawarannya.

Jayden mengambil bingkai foto, di mana di dalam foto itu ada foto kedua anak kembarnya. Mata laki-laki itu berkaca-kaca ketika membayangkan kedua anaknya lebih dekat dengan ayah sambung mereka.

Penyesalan demi penyesalan mendera Jayden seandainya dulu dia tidak meninggalkan mantan istrinya ketika mengandung mungkin sekarang dia sudah bahagia dengan mantan istri yang masih dia cintai dan kedua anak kembar mereka.

"Helena, jika kau tidak meminta Daddy menikah dengan wanita lain, Daddy lebih memilih untuk tidak menikah lagi." Jayden bergumam pelan, cintanya pada mantan istrinya masih sangat besar. Tapi karena putrinya meminta dia menikah, mau tak mau dia harus mengabulkan keinginan putrinya agar putrinya mau memaafkannya.

Satu minggu kemudian

"Kenapa kau tidak becus sekali! Harusnya kau pergi ke titik barat bukan mengikuti kami!"

Nana memejamkan matanya ketika dia dimarahi oleh Milea, rekan setimnya. Karena memang di dalam satu tim itu ada, tiga polisi dan satu dokter forensik, dan tiga orang itu adalah Darius, Milea dan Nana, dan dari ketiga polisi itu pangkat Nana lah yang paling rendah, hingga dia selalu terkena omel. Seperti saat ini di mana Dia sedang diomeli karena dia tidak mendengarkan perintah hingga berujung dia yang salah lokasi.

"Target kita kabur karena kau, jadi kau harus mencari cara menemukan orang itu dan aku serta kata Darius akan menyelidiki orang yang lainnya." Milea berbicara dengan ketus membuat Nana semakin tertunduk. Sedangkan Darius rasanya ingin sekali membela Nana tapi tentu saja dia tidak melakukannya karena takut milea melapor pada istrinya, apalagi Milea adalah teman dekat Senna.

Setelah mengatakan itu milea pun langsung keluar dari ruangan hingga kini di sana hanya ada Darius saja dan juga Nana. Hening, tidak ada yang berbicara keduanya sama-sama terdiam.

"Tolong kau lebih fokus, jangan seperti tadi." Setelah mengatakan itu Darius pun langsung menyusul milea hingga kini di ruangan itu hanya ada Nana saja.

Nana menyadarkan tubuhnya ke belakang, sungguh rekan satu timnya ini benar-benar toxic. Rasanya dia ingin berganti tim, tapi tentu saja tidak mungkin mengingat Dia hanya polisi dengan pangkat terendah.

Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Nana merentangkan tangannya ke atas. Akhirnya pekerjaannya selesai, dari tadi dia mengerjakan laporan yang seharusnya dikerjakan oleh atasannya, sebetulnya itu bukan tugas Nana, tapi karena Nana berpangkat paling rendah di kantor itu Nana harus siap jika diperintah melakukan apapun termasuk mengerjakan laporan para atasannya.

Nana menyandarkan tubuhnya ke belakang, dia berusaha untuk menetralkan rasa lemasnya. Dulu, dia dan Darius pangkat paling rendah di kantor ini hingga jika ada pekerjaan, dia tidak mengerjakan sendiri melainkan mengerjakan dengan Darius. Tapi sekarang pangkat Darius sudah naik, bahkan Darius juga disegani di kantor ini. Dan, sekarang Nana mengerti kenapa saat itu Darius meninggalkannya demi pangkat walaupun Nana juga tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh mantan kekasihnya.

Pada akhirnya Nana pun bangkit dari duduknya, tadinya dia ingin menginap di kantor tapi dia rasa itu tidak akan nyaman jadi Dia memutuskan untuk pulang walaupun besok pagi dia harus kembali ke kantor ini.

Setelah masuk ke dalam mobil, Nana tidak langsung mengendarai mobilnya melainkan menyandarkan tubuhnya ke belakang, sepertinya rasa lelah Nana benar-benar luar biasa hingga rasanya Dia tidak sanggup untuk menyetir mobilnya.

Dan pada akhirnya Nana kehilangan kesadarannya, setelah pindah ke kantor lamanya dan Setelah dinyatakan bahwa dia akan setim dengan Darius dan juga Sena, mental Nana terus dihajar habis-habisan, yang pertama karena dia harus melihat kemesraan Darius dan Sena, dan yang kedua Dia harus mengerjakan tugas dua kali lebih berat karena dia pangkat rendah di timnya dan di kantor itu, belum lagi dia harus menerima amarah dari atasannya karena ketelodrannya.

Dan sepertinya sekarang puncaknya, di mana mental dan tubuh Nana drop hingga Dia kehilangan kesadaran dirinya.

"Nana ...."

"Nana ...."

Darius menggedor kaca mobil Nana, kebetulan dia juga lembur karena harus berdiskusi dengan temannya, dan kebetulan mobil Darius dan juga mobil Nana bersebelahan, dan tadi dia iseng melihat mobil mantan kekasihnya dan ternyata tubuh Nana terhuyung ke samping hingga Darius tahu bahwa Nana tidak sadarkan diri.

***

Nana mengerjakan pandangannya, pada akhirnya setelah 2 jam tidak sadarkan diri akhirnya Nana membuka mata.. ketika dia membuka mata aroma obat langsung keluar di hidungnya, akhirnya Nana sadar bahwa dia di rumah sakit.

Ketika dia menyadari bahwa dia di rumah sakit, wanita itu mengerutkan keningnya tadi seingatnya dia berada di mobil, ketika Nana sedang larut dalam lamunannya pintu ruang rawat terbuka muncul sosok Darius dan sepertinya Darius baru saja menghampiri suster. Dia harus pulang, jadi dia menitipkan Nana pada suster tapi sebelum pulang dia melihat kondisi Nana lagi.

Ketika melihat Darius, Nana langsung memalingkan tatapannya ke arah lain. Sungguh rasanya dia lelah dengan perasaannya sendiri.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Darius, akhirnya dia bisa bertanya secara leluasa pada mantan kekasihnya karena tentu saja tidak ada mata-mata yang mengawasinya dan akan melaporkannya pada Sena.

"Hmm, aku ba ...."

Belum sempat Nana melanjutkan ucapannya, tiba-tiba pintu terbuka dari luar hingga Nana dan Darius menoleh, mata keduanya membulat ketika melihat siapa yang masuk siapa lagi jika bukan Sena...

Tinggalin jejak ga sih