NovelToon NovelToon
"MENGEJAR CINTA USTADZ RIFKI"

"MENGEJAR CINTA USTADZ RIFKI"

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:25.8k
Nilai: 5
Nama Author: wahidah27

Cinta seorang santri wati yang bernama Nadia,kepada seorang ustadz, Nadia pikir cinta nya hanya bertepuk sebelah tangan, karena awal nya Nadia hanya sebatas mengagumi ustadz tersebut, siapa sangka ternyata ustadz tersebut juga memiliki perasaan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34

 "Saya senang banget Nad, akhirnya kamu bisa menerima ustadz Zidan, tapi apa kamu sudah bisa melupakan ustadz Rifki."

"Kalau boleh jujur sampai sekarang pun ustadz Rifki masih ada di hati ini Mi, tapi mau sampai kapan saya harus begini."

"Iyah bener, kamu kan juga punya kehidupan sendiri, kamu juga harus bisa bahagia."

"Iyah, tapi bukan cuma saya saja ni yang harus bahagia kamu juga dong."

"Hehehe kamu tenang aja, nanti jodoh saya akan datang jika sudah waktu nya."

"Iyah lah tu, sudah ah saya mau istirahat sudah berat ini mata."

"Emang kamu pikir kamu aja yang ngantuk saya juga tau."

Mereka berdua pun naik ke kasur dan merebahkan tubuh sembari memejam kan mata.

  Pagi hari nya beberapa santriwati terlihat sedang lari larian ke pos depan.

"Ada apa sih, kok pada lari larian gitu?" Tanya Mia yang heran.

"Saya juga gak tau."

"He tunggu sebentar." Mia memberhentikan salah satu santriwati yang ikut berlari menuju pos depan.

"Ada apa sih, kok pada lari larian?"

"Itu calon istri nya ustadz Rifki datang berkunjung ke pesantren kita, kita semua pada kepo kata nya calon istri nya ustadz Rifki cantik banget."

Nadia yang mendengar penjelasan santriwati itu sedikit sedih dan hati nya juga masih sakit jika ada yang menyebutkan calon istri ustadz Rifki.

"Oh ya sudah." Jawab Mia.

"Saya kira ada apa?"

"Ya sudah yok kita ke kelas." Ajak Nadia, mereka pun pergi ke kelas mereka, sementara di kelas mereka masih sunyi akibat semua nya ada di pos depan.

Sementara di pos depan sudah ada umi sari dan umi Nilam yang menyambut kedatangan ustadzah Aliza.

"Assalamualaikum bukde, umi." Salam dari ustazah Aliza.

"Waalaikumsalam, selamat datang di pesantren ini Aliza."

"Iyah umi, Aliza senang banget bisa main ke pesantren ini."

"Ayo kita masuk, kamu pasti capek kan." Umi sari menggandeng tangan ustadzah Aliza dan di ikuti umi Nilam dari belakang.

  Dan terlihat santriwati itu juga bubar dan kembali ke kelas nya masing masing.

"Wah ternyata benar yah, calon istrinya ustadz Rifki cantik juga." Gosip santriwati di kelas Nadia.

"Iyah, dan kelihatan nya juga ustazah Aliza pintar."

"Ya nama nya juga anak kiyai pasti berpendidikan lah."

"Nadia kamu kenapa tadi gak ikutan melihat calon istrinya ustadz Rifki, kamu gak penasaran apa?"

"Oh Iyah saya tadi gak tau kalau ada tamu istimewa datang." Jawab Nadia.

"Tapi kalau menurut saya nih yah, masih cantikan kamu si Nadia."

"Kamu gak usah lah memuji saya seperti itu."

"Saya gak memuji kamu kok, itu kan menurut saya."

"Kalau saya sih setuju sama Imah, masih cantikan kamu sih." Tutur iren kembali.

"Sudah sudah kalian gak boleh ngomong seperti itu, kalau ustazah itu nanti gak sengaja mendengar nya bagaimana?"

"Ah mana mungkin."

Nadia hanya diam sementara mereka masih saja membicarakan ustazah Aliza yang baru saja datang ke pesantren itu. Belajar mengajar pun telah selesai semua santri dan santriwati pun kembali ke asrama nya masing masing, Sementara itu di dalam kantor ustadz Rifki masih bingung yang ingin menemui ustadzah Aliza.

"Kenapa bro?" Tanya ustadz Zidan.

"Aduh Aliza pakek datang segala lagi ke pesantren ini."

"Apa? Saya gak salah dengar, Aliza datang ke sini."

"Iyah umi baru saja nelpon suruh ke rumah, kata umi Aliza sudah ada di sana."

"Wah ini sih kacau, kamu sih gak mau sering sering ngabari dia, akhirnya dia nekat kan datang ke sini."

"Masa hanya karena itu."

"Trus karena apa lagi coba?"

"Ah sudah lah, umi nyuruh ke sana untuk menemui Aliza, apa yang harus saya katakan nanti coba."

"Bilang aja kalau kamu lagi sibuk akhir akhir ini."

"Alasan basi itu mah, sudah biasa saya ucap kan."

"Aduh bro bro kalau saya ni jadi kamu, dari awal saya akan menolak perjodohan ini, saya gak mau kayak kamu ini ha, pusing."

"Saya gak bisa menolak permintaan umi dan Abi bro, kamu tahu kan dalam pernikahan Restu dari orang tua lah yang sangat penting."

"Iyah memang tapi kalau kayak gini sama aja kita nya gak bahagia."

"Ya sudah saya jujur nih sama umi dan Abi, biar kamu juga gak jadi menikah sama Nadia."

"Wah jangan lah bro, kamu kan bisa cari perempuan lain, jangan Nadia juga."

"Tuh kan tadi aja sok sok an mau nasehati saya kamu."

"Ya sudah sana kamu temui calon istri kamu, kasian tau sudah jauh jauh dari bandung ke sini hanya untuk bertemu sang pangeran." Ustadz Zidan meledak ustadz Rifki yang terlihat sedang bingung.

"Yasudah sekarang kamu temanin saya menemui Aliza di rumah umi."

"Ini nih sikit sikit minta temani saya, sekali sekali kamu pergi sendiri kek."

"Sudah jangan banyak cakap, ayo." Ustadz Rifki menarik ustadz Zidan untuk pergi ke rumah umi sari, sesampainya di sana di teras depan sudah terlihat ustazah Aliza dan umi Sari sedang duduk.

"Assalamualaikum." Salam kedua nya.

"Waalaikumsalam," jawab umi Sari dan ustadzah Aliza dengan serentak.

"Rifki kamu dari mana saja sih, dari tadi loh umi nelpon kamu?"

"Biasalah umi."

Mereka berdua pun duduk di kursi depan dan terlihat umi sari masuk ke dalam untuk membuatkan minuman sama ustad Rifki dan ustadz Zidan.

"Kamu kapan sampai nya?"

Tanya ustadz Rifki memulai percakapan.

"Sekitar satu jam yang lalu mas."

"Naik apa tadi kesini nya?"

"Itu tadi di antar sama supir pesantren."

"Oh gitu." Jawab singkat ustad Rifki.

"Ustadzah Aliza, ustadz Rifki kaget tau tiba tiba ustadzah datang ke sini, apa sengaja mau ngasih surprise yah." Tanya ustadz Zidan yang membuat ustadzah Aliza malu dan tertunduk, sementara ustadz Rifki menyepak kaki ustadz Zidan dari bawah.

"Ah tidak ustadz, saya memang di suruh bukde untuk datang kesini, kata nya saya akan di tugas kan mengawas anak kelas tiga yang akan segera melaksanakan ujian akhir."

"Ohhhh, saya pikir sengaja ngasih surprise untuk calon suami gitu."

"Zidan, maaf yah Aliza Zidan orang nya memang suka kayak gitu, ngomong nya suka ngawur."

"Gak apa apa mas." Jawab ustadzah Aliza dengan suara lembut nya, tidak berapa lama umi sari keluar dari dalam rumah dengan nampan yang berisi dua cangkir teh hangat.

"Ayo di minum dulu."

"Ah bukde, gak usah repot-repot." Tutur ustadz Zidan sambil mengambil teh dan langsung meminum nya.

"Gak apa apa Zidan, kalau bukan di sini kalian gak bisa minum teh, di pondok kalian juga malas kan buat teh sendiri, apa lagi Rifki kan."

"Iyh sih bukde."

Mereka pun terlihat sedang berbincang bincang, sesekali mereka juga terlihat tertawa akibat tingkah lucu ustadz Zidan yang memang agak humoris orang nya.

1
Bubblepopsss
hsjkn
Bubblepopsss
hmm
Bubblepopsss
menginspirasi
Bubblepopsss
waw
Bubblepopsss
masyaallah
Bubblepopsss
hmm
Bubblepopsss
hmmm
Bubblepopsss
jdndkdk
Bubblepopsss
hjji
Bubblepopsss
hkknhui
Bubblepopsss
hmm
Bubblepopsss
bagus
Za Hamid
lamanya nk update
Za Hamid
Lama lg ke nk update Ni..crite tergantung /Sob/
wahidah: sabar yah say, lagi ada acara ini
total 1 replies
Bubblepopsss
.....
Bubblepopsss: wahhh
total 1 replies
Bubblepopsss
hmmm
wahidah
luar biasa
Bubblepopsss
mantap
Mami Pihri An Nur
Ko, di pesantren bebas ky gitu, bs prgi brduaan bukn muhrimnya, dn bebs Megang hp, ky bukn etika di pesantren deh
wahidah: pesantren modern Thor.
total 1 replies
wahidah
makasih Thor saran nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!