terpaksa menjadi single mom untuk anak yang tidak berdosa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Ku mantapkan hatiku agar tidak grogi saat berbicara dengan dokter tampan, menarik nafas buang nafas, aku melakukan sampai tiga kali..
ceklek ..
belum aku mengetok pintu dokter arka membuka pintu, dia sangat tampan dan juga berwibawa sekali saat memakai jas berwarna putih seperti ini..
"ar-arka eh dokter arka" gugupku
Kankan aku gugup, mengambil oksigen banyak banyak supaya aku tidak gugup lagi,,
"Olivia, maaf aku tercengang melihat kamu berpakaian seperti ini, kamu sangat cantik" puji dokter arka.."silahkan masuk" ucapnya
sumpah aku bisa salto kalo begini, wanginya sangat harum sekali, demi apa coba dia bilang kalo aku cantik..
"masuk Olivia" ucapnya lagi
"baik dokter"
akupun masuk kedalam ruangan dokter arka, begitu rapi dan sangat nyaman,, terlihat ada bed mungkin untuk meriksa pasien yang datang..
"maaf dok kalo aku menganggu dokter" ucapku malu malu
"tidak sama sekali, duduk"
"iya dokter" akupun duduk di kursi
Dokter melepas Jas putihnya, ia berjalan kearaku duduk di depanku hanya terhalang meja..
"kata dokter Lala kamu mau minta tolong sama aku??"
"iya dokter, tapi aku malu mengatakannya"
"katakan saja"
"dokter janji ya jangan menertawakan aku??"
"lah emang aku di minta tolong jadi superhero?? Atau badut??" hehehehe
"gak lah dok"
"lalu??" dokter arka menatapku
"maaf dok jangan menatapku seperti itu, aku jadi gugup" jujurku
"yakali aku merem" senyum manisnya
akupun tersenyum malu malu,
"kamu juga jangan cantik sama manis kok jadiin satu, gak bosen lah aku memandang wajah kamu"
"wadoh" senyumku
arka mengambil air mineral ia meneguknya, aku juga sebenarnya haus sii, haus abis memandang wajah tampan dokter arka..
"waktuku gak banyak Olivia"
"oke dokter"
Akupun menceritakan semuanya, dokter arka nampak serius mendengarkan ceritaku, ia pun tertawa renyah saat aku selesai cerita..
"tuh kan dokter Ketawa" malu ku
"hahahaha, cewek secantik kamu belum punya pacar??"
"i-iya dok, lucu ya??"
"bisa bisanya kamu minta tolong sama aku untuk jadi pacar pura puranya kamu?? karena di tantang mantan pacar" hahaha
"dokter udah ih Ketawa aku makin malu"
"maaf maaf, lucu sekali Olivia kenapa bisa aku coba??"
"yakan udah aku ceritakan tadi, mantan aku melihat kita ngobrol berdua di taman bunga waktu itu, terus banget kesalnya aku bilang dokter pacarku" senyum kecutku
"hahahaha, oke oke aku ngerti sekarang"
"jadi dokter mau membantuku??"
"iya"
"serius dokter??" girangku
"iya serius"
"aaaa trimakasih banyak dokter" girangku memegang tangan dokter
saking bahagianya aku tidak sadar memegang tangan dokter, netraku melihat tanganku memegang tangan dokter arka sontak saja aku melepaskan gegamannya..
"maaf dokter"
"iya tidak apa apa, acaranya kapan??"
"nanti malam dok"
"nanti kamu hubungi aku kalo udah siap,,aku jemput ke rumah kamu"
"tapi aku gak punya nomor dokter"
"sebentar"
Arka mengambil kartu nama memberikan kepadaku, akupun menerimanya
"oke dokter, oh iya dok tapi gak ada yang cemburu kan kalo dokter jadi pacar pura puraku??" tanyaku
"tidak, kamu tenang saja"
"oke dokter, tapi dok kata Lala dokter udah punya kekasih bahkan udah mau tunangan??"
"gak usah khawatir itu hanya masa laluku, kamu tenang saja"
"maksud dokter"
Tok tok tok ..
"masuk"
ceklek ..
Perempuan yang tadi menatapku sinis ia masuk kedalam, tatapannya sangat tajam seperti mbak Kunti sangat menakutkan..
"dokter udah di tunggu di ruang operasi" ucap perempuan itu
"oke, aku segera ke sana"
"baik dokter"
"kenapa kamu masih di sini??" tanya dokter arka kepada perempuan judes
"nunggu dokter" ia melirik kearahku
Aku biasa saja, gak ada salah juga sama tuh perempuan,
"Aiiissh, maaf Olivia aku mau ke ruang operasi sekarang"
"oke dokter, semoga lancar operasinya dok" ucapku
"amin"
"aku pulang dulu ya dok"
"maaf ya Olivia jadi mengusir kamu"
"tidaklah dok emang ini kan pekerjaan dokter, permisi dokter, mari sus"
"sus sus sok kenal" ketusnya
aku tidak lagi menggubris perkataannya aku pun keluar dari ruangannya dokter arka, entahlah perasaanku benar-benar sangat bahagia..
apa aku ini jatuh cinta sama dokter arka apa ini namanya cinta pada pandangan pertama tapi rasanya terlalu cepat..
melangkah kakiku menyusuri lorong rumah sakit, hatiku benar-benar berbunga-bunga, saat mengingat lagi waktu aku di tatap dokter arka tubuhku terasa tersengat listrik..
aku pun ingin menceritakan semua kepada Lala, karena baru jam empat sore jadi aku memutuskan untuk bertemu dengan Lala terlebih dahulu sebelum pulang..
"maaf suster, Saya mau tanya ruangan dokter Lala di mana ya??"
"dokter Lala ada di ruangan sebelah sana"
"Oke terima kasih sus"
"sama-sama Mbak cantik"
"eh senyumku
melangkahkan kakiku menuju ke ruangannya lala, sesampainya di depan pintu ruangan lala aku pun mengetuk pintu..
Tok tok tok ..
"tunggu sebentar"
"paling juga lagi dandan tu orang"
ceklek..
"Olivia" senangnya
"sore dokter Lala, lah kok udah siap siap mau pulang??"
"iya kan sebentar lagi pukul lima sore"
"lah kan masih satu jam"
"nggak apa-apa,, gimana kalau kita ngobrol di taman rumah sakit aja aku sudah mau pulang nih kebetulan pasienku udah gak ada untuk hari ini"
"baiklah"
"tunggu sini, aku tutup gorden dulu"
"iya dokter Lala"
tak berserah lama Lala keluar dari ruangannya, kita pun berjalan menuju taman rumah sakit..
"gimana tadi sama dokter arka??"
"tidak ada kendala dong, semua sukses dokter arka mau membantuku dia begitu baik bener apa yang kamu omongin"
"iya dong"
aku menceritakan tentang perasaanku yang aneh hari berbunga bunga saat bersama dokter arka tadi kepada Lala, seketika Lala tertawa..
"jangan-jangan kamu menyukainya??"
"gak tau lah tapi serius deh dia itu membuatku aneh"
"ciah, yang udah bisa move on dari Adrian"
"hehhehe, meringisku.." oh iya la, kata kamu kan dokter arka udah punya kekasih dan mereka mau tunangan tapi waktu aku tadi ngomong katanya dokter arka itu hanya masa lalu dia maksudnya gimana sih la??"
"oh itu jadi si perempuannya itu lebih memilih pria yang sudah mapan"
"lah emang dokter arka belum mapan??"
"yang Saya dengar dari teman temannya sih perempuannya itu lebih memilih pria yang mempunyai usaha batubara gitu pokoknya dia itu super kaya raya, walaupun wajahnya pas Pasan sih kalah jauhlah sama dokter arka tapi ya itu uang mengubah segalanya" jelas Lala
"Oo gitu ya"
"kasihan loh sama dokter Arka dan keluarganya, padahal mereka sudah mempersiapkan kartu undangan untuk acara pertunangan mereka tapi seketika gagal saat si perempuan mengatakan kalau dia ingin putus gitulah pokoknya"
"Oo gitu ya, kisah cintanya tragis seperti kisah cintaku sama Adrian" ucapku menatap Lala
******