"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Spy Meet Spy
...༻✿༺...
Beby berusaha keras menahan tubuhnya agar tidak bersentuhan dengan Gilang. Sungguh, kenakalan cowok itu sudah tidak ketolongan. Ia bahkan tak peduli dengan seberapa keras omelan Beby.
"Lang! Jangan bawa aku ke sekolah. Turunin aku aja di tempat sepi dekat sekolah!" pinta Beby.
"Ogah ah! Kau kan pacarku. Masa ditelantarin," tanggap Gilang.
"Eh! Emangnya kau mau semua orang menganggap kita pacaran?!" timpal Beby.
"Lah... Kan tujuannya emang itu," sahut Gilang. Dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Dasar cowok sinting! Turunin aku!" pekik Beby. Akan tetapi Gilang sama sekali tidak menggubrisnya.
Benar saja, Gilang membawa Beby dalam boncengannya sampai masuk ke lingkungan sekolah. Sontak itu menarik semua perhatian murid lainnya.
Tak terkecuali Ferry yang kini sudah menjadi mata-mata Beby. Matanya membulat saat melihat Beby datang dengan dibonceng Gilang.
Buru-buru Ferry mengambil ponselnya. Dia memotret kedekatan Beby dan Gilang. Ferry bahkan mengikuti sampai parkiran.
Ketika asyik merekam video, atensi Ferry tertuju ke wajah cemberut Beby. Gadis itu jelas tidak suka dengan Gilang. Sepertinya ada keterpaksaan dalam dirinya.
"Aku harus segera kasih tahu Om Arkan tentang ini," gumam Ferry. Dia hendak beranjak. Namun langkahnya terhenti saat melihat ada seseorang tepat berada di hadapannya. Orang itu tidak lain adalah Dini.
"Apa yang kau lakukan?" timpal Dini sambil berkacak pinggang.
"Nggak ada. Mau tahu aja kau!" balas Ferry. Dia berusaha beranjak pergi. Namun Dini tak membiarkannya.
"Nggak ada apanya? Jelas-jelas tadi kau ngerekam sesuatu," tuding Dini seraya mencoba merebut ponsel Ferry.
"Apa-apaan kau. Ini bukan apa-apa!" tegas Ferry. Dia dan Dini saling berebut ponsel. Karena perebutan itu cukup sengit, ponsel jadi terjatuh ke lantai.
Dini menjadi orang pertama yang mengambil ponsel. Dia melihat percakapan Ferry dan Arkan dalam sebuah chat.
"Arkan? Apa dia Arkan yang aku pikirkan?" selidik Dini.
"Hei! Bisakah kau diam, hah?! Aku mohon jaga rahasia ini!" ujar Ferry pelan.
"Aku rasa kita berada di kubu yang sama," imbuh Dini.
"Apa maksudmu?" Ferry mengerutkan dahinya.
"Karena aku juga disuruh memata-matai Beby. Tapi bedanya dengan kau, aku disuruh oleh Eza, anaknya Om Arkan!" ungkap Dini.
"What the..." Ferry merasa sulit untuk percaya. Namun sejak itu, tugasnya menjadi lebih mudah. Dia dan Dini saling berbagi informasi.
...***...
Kini Arkan sedang melakukan rapat. Ponselnya tiba-tiba bergetar. Arkan lantas memeriksa ponselnya dan menemukan ada pesan baru dari Ferry.
Deg!
Jantung Arkan berdebam hebat bak disambar petir di siang bolong saat melihat Beby datang ke sekolah bersama Gilang. Ferry juga memberitahu kalau Gilang terus mengaku pada semua orang bahwa dirinya dan Beby berpacaran.
Ferry juga menambahkan bahwa Beby sepertinya terpaksa menjadi pacar Gilang.
"Apa-apaan ini! Beraninya dia merebut calon istriku?!" geram Arkan. Ucapannya cukup nyaring hingga membuat semua orang di ruang rapat menjadi hening.
"Tuan..." buru-buru Agung menyenggol Arkan.
"Rapat selesai! Kalian bisa bubar!" Arkan tak peduli. Dia justru menjadi orang pertama yang beranjak dari ruang rapat.
Arkan merasa harus bicara dengan Beby. Sebelum masalah itu nantinya akan membuat rencana pernikahannya jadi kacau.
Mobil Arkan melejit jauh dari perusahaan Tujuannya sekarang adalah sekolah Beby. Sambil menyetir, dia terus mencoba menelepon gadis itu.
"Halo? Kenapa tiba-tiba telepon pagi-pagi begini, Kak?" tanya Beby dari seberang telepon. Dia berbicara dengan nada berbisik. Terdengar juga suara bising para murid di kelas.
"Aku ingin bicara denganmu. Memboloslah!" suruh Arkan.
"Apa?!" Beby sontak kaget.
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣