Hasna Az Zahra terpaksa harus menikahi Mantan Mertuanya setelah tunangannya meninggal dunia. Dalam pernikahan ini, dia menjadi orang ketiga, di perlakukan tidak adil, menjadi istri yang tak di anggap. Mantan Mertuanya sangat membencinya dan menyalahkan dirinya atas kecelakaan anak semata wayangnya.
Akankah Hasna bertahan menjadi madu Mantan Mertuanya atau memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelakor Ini
Di balik kaca mata hitam itu, kedua matanya mengembun. Tangan kanannya membuka kaca mata hitamnya, menyelipkan kaca matanya di saku depan tepat di dadanya. Dia menatap batu nisan di depannya.
Dia pun menghapus sudut kedua matanya dengan jari jempol tangan kanannya.
Menghela nafas panjang, lalu menariknya secara perlahan. Dia duduk di samping seorang wanita.
Deg
Kedua matanya tak berkedip melihat wajah wanita di depannya dari samping.Kelopak indahnya menatap ke arah nama nisan yang bertuliskan nama 'Azzam'.
"Hasna."
Bibir tebalnya terbuka, menyebut nama wanita yang pernah di cintai putranya itu. Hasna tidak menangis, namun hanya termenung dan seolah menolak untuk mendengarkan siapa pun.
"Kau merindukannya."
Hasna tak berkutik, Serkan terus menatap wajah Hasna yang sangat manis. Namun terlihat sejuta kesedihan. Dia pun beralih, lalu kembali melihat ke arah Hasna.
Jantungnya seketika berdenyut, entah karena rasa bersalah pada putranya atau ada yang lainnya. Dia memegang dadanya, bayangan Hasna saat bersama Azzam dan saat Azzam bersamanya.
Dadanya naik turun, seakan dia tidak bisa mengatur nafasnya lagi.
"Om Se," sapa Hasna. Dia langsung tersadar karena senggolan yang mengenai lengannya. Seketika dia menoleh dan melihat Serkan yang memegangi dadanya. "Ada apa?" tanya Hasna khawatir.
Kedua tangan Serkan meraba kedua tangan Hasna dan menggenggamnya dengan erat dan justru membuat Hasna panik. Karena rasa rindu yang mendalam, selama beberapa menit dia membayangkan masa-masa di mana bersama Azzam.
Serkan langsung memeluk tubuh Hasna, begitupun Hasna menerimanya.
"Om Se." Hasna merasakan tubuh Serkan yang perlahan tenang.
Serkan mengurai pelukannya, untuk beberapa saat dia terbuai dengan pelukan Hasna. Dia pun langsung berdiri dan memasang kaca mata hitamnya kembali.
"Kita pulang," ucap Serkan.
Hasna menurut, sejenak dia mengelus nama Azzam dan tersenyum. "Aku pulang," ucap Hasna. Dia menarik nafasnya dalam-dalam, rasanya sangat sesak meninggalkan Azzam.
Hasna beranjak, dia mengekori Serkan dari belakang. Serkan pun membuka pintu mobilnya, kemudian Hasna masuk.
Sepanjang perjalanan keduanya saling bungkam. Hasna melihat ke luar jendela sedangkan Serkan kadang melirik Hasna, dia mencuri pandang.
Serkan memarkirkan mobilnya di salah satu Restaurant. Dia pun menoleh. "Kita makan dulu," ujar Serkan.
Hasna membuka sabuk pengamannya, dia menurut saja. Serkan pun membukakan pintu mobilnya dan tersenyum manis. Ia ingin menghibur Hasna, semenjak kedatangan dari makam, Hasna banyak diam. Ia tahu Hasna sedang bersedih.
Serkan menuju ruangan VIP, dia menarik kursi untuk Hasna.
"Terima kasih Om Se," ucap Hasna.
Selang beberapa saat, pelayan Restaurant pun datang. Serkan menanyakan makanan yang di inginkan Hasna dan Hasna hanya menjawab di samakan saja seperti milik Serkan.
Hasna memandang steak di depannya, Grepes dan beberapa hidangan lainnya.
Serkan tersenyum, dia memotong steak di depannya dengan cepat lalu menaruh di depan Hasna. Kemudian mengambil steak Hasna yang masih utuh dan hanya ada irisan saja.
"Om Se, itu steak Hasna."
"Makanlah ini, aku sudah memotongnya untuk mu."
Hasna tersenyum. "Terima kasih Om Se." Hasna menyodorkan garpu yang telah ada steaknya masuk ke dalam mulutnya. Sekalipun dia orang yang tidak punya, tapi mengenal berbagai macam hidangan lewat dari Azzam. Ya, Azzam sangat memanjakannya.
Dia pun tak canggung lagi mengenal berbagai macam hidangan mewah.
"Azzam suka dengan es krim cokelat ya Om Se."
Serkan terdiam, hatinya mendadak tak karuan. "Ya dia memang menyukainya."
Kenapa kau tidak menanyakan kesukaan ku, Hasna? kenapa hanya Azzam?
"Serkan!" panggil seorang wanita. Kedua matanya melotot tajam menatap madu dan suaminya. "Jadi kau sudah pulang dan tidak menemui ku hanya karena pelakor ini?" tanya Alena sambil menunjuk Hasna.
Awalnya dia tidak percaya melihat mobil Serkan ada Restaurant ini. Tetapi setelah memastikannya dan menghubungi Andreas ternyata Serkan sudah pulang.
makanya Azzam memilih calon istrinya utk mendampingi ayahnya