Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selama sebulan jadi istri Arya.
Sudah satu bulan lamanya Aneska menjadi istri sah Arya Brasetyo. Aneska menjalani hari seperti biasanya. Sikap Arya semakin lama membuat Aneska mengeluh. Sering memerintah, layaknya dirinya seperti pembantu. Di perintah membersihkan gudang, membersihkan ruangan yang telah di bersihkan oleh Inah.
Bahkan sesuatu yang di luar dugaan, seperti masakannya yang di nilai tidak enak. Namun, lucu bukan jika sampai makanan di piring tak tersisa, namun di nilai tidak enak oleh Arya? Yah, Arya hanya berusaha membuat Aneska tidak betah hidup bersamanya.
Dengan begitu Arya bisa menyingkirkan Aneska sesegera mungkin dari kehidupannya. Menurut Arya, Aneska adalah gulma, Parasit dan wanita penjilat, bahkan kotor. Tak ada sedikitpun kelebihan Aneska yang terlihat oleh Arya.
Seperti biasanya Aneska memasak, untuk sarapan sang suami bersama Inah pagi ini.
" Non, wanita yang sering bersama tuan itu siapa, kok mesra banget?" Tanya Inah akhirnya berani mempertanyakan Viona yang sering lalu lalang di hadapannya.
" Oh, itu kekasih tuan bik!" Singkat Aneska sambil mengaduk masakannya.
" Apa? kekasih? tapi non, bukankah tuan sudah menikah dengan non???" Tanya bik Inah.
" Pantas mesra banget, bisa- bisanya tuan di hadapan nona mesra-mesraan dengan kekasihnya. Tuan bener-bener gak punya hati. Kasian nona Anes. Malang bener hidupnya. Nona kan baik banget. " Batin Inah ikut kesal dengan Arya.
" Kan Anes sudah bilang, kalau pernikahan kita hanya sekedar status saja. Dan tuan sangat mencintai wanita itu bik!" Ucap Aneska sambil memasak.
" Tapi tetap aja non, yang namanya menikah tidak boleh memiliki hubungan selain dengan mahrom kita. Emangnya non gak cemburu apa dengan tuan bawak wanita lain ke dalam rumah?" Tanya bik Inah, sambil menatap Aneska.
" Tidak bik, wanita sepertiku mana mungkin berani mencintai tuan! Bukankah mereka pasangan yang serasi? Dan aku lah yang salah karena mengganggu hubungan mereka." Ucap Aneska tersenyum simpul.
Yah, Aneska merasa dirinya yang bersalah karena berani masuk ke dalam hubungan Arya dengan Viona. Jadi Aneska tidak mempersalahkan jika Arya selalu bawa Viona ke rumahnya bahkan kamar Arya yang bahkan dirinya dilarang masuk oleh Arya. Jangankan itu, semua barang Arya tidak boleh di sentuh oleh Aneska.
Dulu pernah Aneska menunggu Arya pulang bekerja, berniat membantu Arya meletak jas dan juga bag kerjanya. Tapi sayang niat baik Aneska di tolak mentah-mentah oleh Arya. Bahkan Arya begitu marah ketika Aneska menyentuh jasnya.
" Masih cantik non kok! Hati non juga lebih cantik..sepertinya kekasih tuan angkuh. Kalau jodohnya tuan itu non, bisa apa! Ya bukan salah non lah. Lagi pula, apakah kekasih tuan gak ngerasain jadi non gimana? kan sama-sama wanita!"Jelas Inah merasa geram sendiri melihat nonanya di perlakukan seperti itu oleh Arya.
" Hust..tuan akan turun sebentar lagi. Kalau tau kita membicarakan pacarnya, bisa mati kita berdua bik. Hehe." Ucap Aneska meletak telunjuk jarinya di bibir sexynya.
" Eh, ia benar non!" Ucap bik Inah melihat area tangga.
Benar saja, jika Arya akhirnya turun dari kamarnya dengan begitu rapi. Ia memakai kemeja biru langit, jas berwarna dongker sesuai dengan warna dasinya.
Seperti biasanya, ia duduk tanpa melihat keberadaan Aneska di kursi makan. Bagi Arya Aneska tidak pernah di anggap ada. Bahkan, Arya hanya bicara seperlunya. Banyak diam. Dan memilih menghabiskan harinya di kantor.
Dan jika Viona ada waktu lenggang, Arya akan betah berada di rumah bersama Viona. Bermesraan di depan Aneska yang terkadang sibuk membersihkan perabotan rumah sesuai perintah Arya. Arya memang sengaja, agar Aneska merasa risih.
" Oh ya bik, sekarang bibik sudah pintar memadupadankan baju formalku. Jangan mencampur warna yang terlalu jauh. Aku lebih suka yang simple seperti sekarang." Puji Arya kepada Inah.
Arya masih mengingat jelas bagaimana Inah menyiapkan baju formalnya dengan warna bermacam-macam. Seperti dasi warna merah, kemeja kuning, dan juga jas biru. Dan sungguh membuat Arya marah saat itu. Dan tentu hari ini Arya tidak perlu menegur Inah kembali. Arya rasa hari ini Inah bekerja dengan baik dengan menyediakan baju formal dengan warna senada dan serasi.
" Baik tuan!" Jawab Inah sambil menuangkan air untuk di sajikan kepada Arya.
Sedangkan Aneska merasa bersyukur melihat Arya menyukai perpaduan baju formalnya yang simple, yang disediakan sendiri oleh Aneska. Ternyata yang menyiapkan itu Aneska bukan Inah. Aneska diam-diam masuk ke kamar Arya saat Arya mandi.
Menyediakan baju Arya yaitu dari kemeja, jas dan juga dasi yang serasi bahkan sepatu fantovel di lap sampai mengkilap . Aneska melakukan itu agar bisa menjalankan kewajiban sebagai istri. Dan tentu Aneska sangat mengerti dengan style pria, Aneska sering melihat pria hidung belang di clubnya dengan baju formalnya yang serasi.