" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Sebelum keluar lift Neta menyeka kasar bulir bening yang jatuh ke pipinya.
" Kenapa aku harus nangis ? " batin Neta.
" Kenapa saat Dika membohongiku hatiku terasa sakit " gumam Neta.
Tiing..
Pintu lift terbuka, Neta sampai di ruangannya, ia berusaha untuk mengatur nafas dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Ia langsung menuju ruangan Bu Angel untuk menyerahkan map surat yang sudah di tandatangani oleh Pak Arman.
" Permisi Bu "
" Ya, Net.. sudah ? kok lama ? Pak Arman ada di ruangannya kan ? " tanya Bu Angel.
" Hmm.. ada kok Bu " Neta menyerahkan map kepada Bu Angel
" Oke.. makasih ya " Bu Angel mengambil map dari tangan Neta.
Bu Angel memperhatikan wajah Neta seperti ada yang berbeda, tidak seperti biasanya.
" Net, kamu kenapa ? sakit ? " tanya Bu Angel
" Mhh.. tidak Bu, saya hanya sedikit gerah.. " Neta sedikit mengibaskan tangannya.
" Iya sih benar, padahal ac sudah nyala, oya di ruangan kamu ac nyala juga kan ? "
" Nyala Bu " jawab Neta singkat ia ingin segera keluar dari ruangan bu Angel karena kebiasaan Bu Angel pasti akan mengajak ngobrol Neta jika Neta sudah di ruangannya.
" Oke "
" Saya permisi Bu " Neta keluar ruangan lalu berjalan menuju meja kerjanya, ia menghempaskan tubuhnya ke atas kursi membuat Indri dan Sofia sedikit kaget.
" Ya ampun.. kenapa Neta ? " tanya Indri.
" Iya nih ngagetin aja " Sofia ke Neta.
" Kak.. Mba.. aku mau tanya tapi jawab jujur ya " Neta berniat untuk menanyakan Dika kepada Indri dan Sofia.
" Hmm ada apa ? " Indri heran.
" Dika itu siapa ? "
" Dika ? bukannya teman Sekolah kamu kan ? " jawab Indri.
" Iya.. tapi di perusahaan ini dia siapa ? "
Indri dan Sofia saling berpandangan, mereka pun heran mengapa Neta berbicara seperti itu.
" Hmm.. ituu.. "
Belum selesai Indri menjawab Neta sudah memotong pembicaraan Indri.
" Apakah benar Dika anak dari Pak Arman ? " tanya Neta.
Indri dan Sofia kembali berpandangan.
" Kaak.. Mbak... jawab dong.. " Neta mengangkat kedua tangannya dengan gaya memohon.
Indri dan Sofia mengangguk bersamaan.
" Apa ?? "
" Ya Allah.. " Neta menelungkup kan wajahnya ke atas meja.
" Neta.. " Indri menggoyang kan tubuh Neta.
" Kak.. jadi kakak tau selama ini ? " tanya Indri kembali ke posisi semula.
" Ya.. kami tahu bahkan Ramon pun tahu "
" Kak.. kenapa selama ini Kalian bertiga gak ngomong sih ke aku ! " Neta sedikit meninggikan nada bicaranya.
" Suutt.. Neta nanti Bu Angel denger, berabe jadinya " Sofia ke Neta.
" Sabar.. sabar Neta sabar .. " ia mengelus-elus dada nya sendiri.
" Jadi.. apa dasar Kak Indri dan Mbak Sofia merahasiakan ini ke aku ? " tanya Neta.
" Kita sih sebenarnya gak mau kaya gini Net, tapi... "
" Tapi apa Kak ? "
" Tapi.. Pak Dika yang meminta kita untuk tutup mulut dan kami pun enggak begitu paham maksud nya apa ? " Indri menjelaskan.
" Iyaa gitu Net, bener apa yang ucapkan Indri " susul Sofia.
" Ya Allah... ada apa ini ? " gumam Neta kembali menghempaskan tubuhnya ke kursi.
" Jadi aku dibohongin semuanya.. " gumam Neta.
" Net.. maafin kita yaa.. maaf banget.. "
Neta hanya terdiam. Cukup hening beberapa menit, lalu Indri membuyarkan lamunan Neta.
" Hmm.. kamu sadar gak sih Net, Pak Dika itu ... hmmm.. iyaa maksud nya ada yang lain ke kamu "
" Aku sadar.. Aku tahu itu.. Kak.. Dika teman sekolahku dan selama sekolah itu kita gak pernah akur sama sekali, setelah lulus sekolah aku sudah tidak pernah bertemu dengan Dika, sampai akhirnya beberapa bulan yang lalu, karena kejadian aku kena tilang, aku kembali bertemu Dika dan aku baru tahu jika Dika menjadi seorang polisi " Neta menerawang menceritakan kepada Indri dan Sofia.
" Setelah itu " susul Indri.
" Setelah itu.. aku bertemu kembali Dika disini, di perusahaan ini dan ia pun tidak jujur kalo dia anak dari pemilik perusahaan ini, kenapa aku gak ngeh saat Kak Sofia bilang kalo anak Pak Presdir seorang polisi, tapi aku sama sekali gak tahu kalo Ayah Dika adalah Pak Arman, yang aku tahu semasa sekolah dulu Ayah Dika hanya seorang pengusaha itu saja ".
" Hmm.. mungkin Pak Dika punya alasan lain Net, mengapa ia merahasiakan Ayah nya ke kamu " susul Sofia.
" Tapi Mbak.. aku kerja disini loh.. aku jadi gak enak, semua karyawan disini pasti hormat ke Dika, sedangkan aku.. aku berbicara pun seenaknya ".
" Ya tapi itu kan karena kamu tidak tahu dan bukan salah kamu juga kan ".
Neta masih belum bisa menerima jika ternyata Dika tidak jujur kepadanya.
...****************...
Dilain tempat Dika masih saja memikirkan apa yang harus ia lakukan kepada Neta. Ia masih duduk melamun di ruangan Ayah nya.
" Dik.. Ayah sudah bilang, kenapa tidak jujur dari awal " Ayah menepuk bahu Dika membuyarkan lamunannya.
Dika terdiam, bukan tanpa alasan ia takut kedekatan nya dengan Neta sekarang akan merenggang ia menyadari kesalahannya dan seperti nya Neta pun akan merajuk kepadanya.
" Perjuanganku selama ini untuk kembali dekat dengan Neta apakah akan sia-sia hanya karena permasalahan ini .. Neta sudah bisa menerimaku lebih dari sekedar teman, tapi kejadian ini.. aarrggghhhh bodohnya aku... " batin Dika.
Dika bukan tanpa alasan merahasiakan identitas orangtuanya, karena kebanyakan wanita yang mendekati Dika, hanya karena status pekerjaannya dan status orangtuanya, Dika menginginkan seseorang yang benar-benar tulus menerimanya tanpa harus di embel-embeli dengan status pekerjaan dan status keluarganya.
Namun Neta.. mendapatkannya pun butuh perjuangan, walaupun ia sudah mengenal Neta sejak dulu namun tidak semudah itu Dika mendapatkan hatinya.
Pak Arman yang masih memperhatikan putranya, kembali menghampiri nya.
" Dik.. minta maaflah dengan sungguh ke Neta, Ayah rasa Neta pasti menerima maaf mu.. dan jelaskan mengapa kamu bersikap seperti itu.. karena wanita itu biasanya hanya butuh penjelasan " Ayah memberikan nasihat.
Dika hanya mengangguk.
Ia berniat untuk menunggu Neta sampai ia pulang kerja nanti, ia akan menjelaskan semuanya ke Neta, ia pun sudah berulang kali mengutarakan isi hatinya kepada Neta, ia sangat berharap Neta akan memaafkannya dan hubungan mereka berdua kembali hangat.
...****************...
Waktu sudah menunjukan jam pulang kantor Neta sudah bersiap untuk pulang, seperti biasa setelah mengisi absensi pulang ia menuju lobby bersama ketiga temannya.
Ternyata Dika sudah menunggu Neta di Lobby, ia menunggu di sofa tunggu dekat resepsionis.
Neta yang sekilas melihat Dika segera mempercepat langkah kakinya menuju parkiran, Dika melihat Neta audah berjalan keluar Lobby ia segera mengejar Neta menuju parkiran dimana kendaraan Neta terparkir.
" Neta.. Neta tunggu "
Neta tidak menggubris panggilan dari Dika, ia buru-buru membuka kunci mobil, untuk segera masuk kedalam mobilnya, namun Dika tak kalah dengan Neta ia dengan sigap masuk kedalam mobil Neta lalu duduk di kursi penumpang tepat disamping Neta.
" Aku mohon Net, berikan aku waktu untuk menjelaskan "
" Pak Dika, ini masih di lingkungan kantor, mohon maaf.. saya mau pulang, ini sudah sore " Neta berusaha untuk menahan amarahnya ke Dika.
" Aku tidak akan beranjak dari sini, sebelum kamu mendengarkan penjelasanku "
Neta menghela nafas panjang.
" Pak Dika, apa yang akan dikatakan oleh karyawan lain jika melihat Pak Dika masuk ke mobil karyawan Ayah nya sendiri "
" Aku tidak perduli apa kata orang ! Aku hanya perduli jika kamu mendengarkan penjelasan ku terlebih dahulu " Dika sedikit meninggikan suaranya.
Deggg....
Neta merasa kaget, baru kali ini ia mendengar Dika berkata dengan nada suara yang tinggi.
Neta terdiam.
" Maaf " Dika semakin serba salah.
" Saya mohon Pak Dika keluar dari mobil saya " Neta datar.
" Neta.. pliss.. bukan tanpa alasan aku merahasiakan status orangtua ku Net " Dika kepada Neta.
" Apa alasan kamu ?! "
" Aku hanya .. aku hanya tidak ingin, setiap wanita yang dekat denganku, bukan tulus karena aku.. tapi karena melihat status orangtua ku "
Jaaggg....
Neta menoleh ke arah Dika dengan penuh amarah.
" Kamu pikir.. aku wanita seperti itu ! Iyaaa... ?! Keluar kamu dari mobil aku keluarrr ! " Neta berteriak mengusir Dika.
Dika terhenyak kaget, ia tidak menyangka Neta akan bersikap seperti itu.
" Apa aku salah ngomong ? Duhh... Dikaaaa.... fokuskan pikiran kamu... " batin Dika.
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻