Duren Dingin Ku

Setelah mendengarkan kata kata Dika, Diki pun memantapkan hatinya agar tidak goyah lagi dengan tangisan Clarisa, dia pun meminta Tomi untuk mempercepat urusan perceraiannya dengan Clarisa agar ia tak pernah bertemu dengan perempuan itu lagi. Sulit memang untuk melupakan tapi sudah cukup sampai disini wanita itu menyakiti hatinya.

Dan setelah menunggu hampir dua Minggu kini Diki dan Clarisa sudah resmi bercerai, selama proses persidangan tak pernah sekali pun Diki hadir, Diki sengaja menyerahkan semua urusannya pada pengacara keluarga dan menunggu hasilnya saja.

Selama proses persidangan tak sekali pun Clarisa datang lagi menemui Diki setelah kejadian waktu di kantornya itu, dan itu membuat hati Diki benar benar mantap untuk melepaskan dia, dan juga memberikan rumah yang selama beberapa tahun di huni nya itu pada Clarisa karna Diki benar benar ingin melupakan semua tentang dia mulia saat ini.

Dan disini lah dia sekarang, di Amsterdam Belanda tempat dulu ia menuntut ilmu dan belajar mengelola bisnis keluarganya. Sudah sebulan ia berada di sini. Rasa rindu dan benci kini menjadi satu saat Diki teringat wanita yang pernah menemaninya selama lima tahun lalu.

"Hahhh...."Desah Diki saat teringat dia di sana.

"Tomi apa ada lagi yang bisa gue kerjakan?" tanya Diki pada asisten sekaligus sekertaris pribadinya itu.

"Gak ada bos, Lo bisa istirahat sekarang." ucap Tomi sambil membereskan berkas yang telah selesai di periksa.

"Temani gue ke nonton!" ucap Diki dan langsung beranjak dari duduknya setelah ia melihat Tomi sudah selesai merapikan mejanya.

"Baiklah, tapi mampir ke supermarket dulu ya, gue mau beli sosis sama nugget

buat teman nonton." ucap Tomi karna nonton yang di maksud Diki adalah nonton tv di bioskop mini miliknya di rumahnya, maka dari itu ia ingin nonton di temani sosis dan nugget agar Diki mau makan sesuatu, sebab Diki sangat jarang mau makan kalo tidak di akali Tomi.

"Terserah Lo aja." ucap Diki sambil berjalan menuju lift.

"Tom Lo gak ada niat buat cari pacar?" tanya Diki karna setahunya Tomi tidak pernah punya pacar setelah cinta pertamanya berlabuh pada gadis SD berponi yang saat mereka SMA dulu.

"Gue masih menunggu dia." jawab Tomi.

"Lo tau dimana dia sekarang? mungkin dia sudah punya pacar atau sudah menikah." ucap Diki dan seketika membuat raut wajah Tomi berubah.

"Gue gak tau, tapi pernah gue lihat dia beberapa kali dengan laki laki." ucap Diki sendu.

"Cari yang lain, noh tu resepsionis cantik." ucap Diki saat berada di lobi.

"Buat Lo aja." ucap Tomi kesal dan berjalan cepat meninggalkan Diki yang tersenyum tipis saat mendengar jawaban sewot Tomi.

.

Kini keduanya telah berganti pakaian dan sudah duduk di sofa menonton film kesukaan Diki di temani sepiring besar sosis dan nugget yang sudah di goreng itu. Keduanya larut dalam alur cerita film perang sampe tak mendengar suara telpon dari kedua handphone masing masing.

"Diki makan dong, enak tau sosis ini di cocok saus pedas beehh mantap..." ucap Tomi mengangkat jempolnya meyakinkan Diki.

"Buat Lo aja, gue lagi gak minat " ucap Diki dengan mata masih fokus pada layar tiga puluh dua inchi tersebut.

Mendengar jawaban Diki Tomi pun mendesah pelan karna seharian ini Diki tidak mau makan apa apa kecuali kopi saja, Tomi sangat menyayangi sahabat sekaligus bosnya itu, tak seharusnya ia menyiksa diri seperti ini sedangkan wanita itu kini sedang bahagia bersama laki laki itu, dan kabar yang ia dengar dari anak buahnya bahwa wanita itu sudah melangsungkan pernikahannya dengan laki laki itu meski walau sirih karna fakta yang tidak di ketahui Clarisa bahwa laki laki yang ia pilih itu sudah beristri makanya hanya menikahinya sirih dan di janjikan pernikahan mewah setelah anaknya lahir nanti.

.

Bersambung...