Safeea dan ibunya sudah lama hidup di desa. Setelah kematian ibunya, Safeea terpaksa merantau ke kota demi mencari kehidupan yang layak dan bekerja sebagai pelayan di hotel berbintang lima.
Ketika Safeea tengah menjalani pekerjaannya, ia dibawa masuk ke dalam kamar oleh William yang mabuk setelah diberi obat perangsang oleh rekan rekannya.
Karena malam itu, Safeea harus menanggung akibatnya ketika ia mengetahui dirinya hamil anak laki laki itu.
Dan ketika William mengetahui kebenaran itu, tanpa ragu ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kehamilan Safeea.
Namun benarkah semua bisa diperbaiki hanya dengan "bertanggung jawab"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
William yang sedari tadi menyadari kegugupan yang dirasakan oleh Safeea akhirnya segera mengarahkan satu tangannya untuk menggenggam tangan Safeea dan berhasil membuat gadis itu menoleh ke arahnya.
"Gugup ya?" tanya William sambil tersenyum kecil kepada Safeea.
"Sedikit." jawab Safeea yang mengiyakan pertanyaan William.
"Kau tidak perlu merasa gugup Safeea, hadapi apapun yang memang harus kau hadapi. Aku disini bersamamu." ucap William dengan lembut dan membuat Safeea tersenyum ke arahnya.
Beberapa saat kemudian akhirnya mobil mewah yang dikendarai oleh William sampai di kantor urusan agama, William segera mematikan mesin mobilnya untuk cepat cepat keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Safeea. Dengan langkah mantap, William pun mengajak Safeea masuk ke dalam ruangan yang sudah dipersiapkan sejak tadi pagi.
Di dalam ruangan itu, suasana begitu sepi. Hanya ada penghulu, dua orang saksi yang sudah disiapkan oleh pihak KUA, serta beberapa staf yang membantu jalannya prosesi akad nikah.
Safeea menunduk dalam diam, matanya bergerak secara perlahan menelusuri seisi ruangan. Namun semakin lama ia memperhatikan, semakin jelas satu hal yang terasa janggal—tidak ada satupun keluarga dari William yang datang di sana. Tidak ada ayah, ibu, ataupun kerabat yang datang untuk menyaksikan momen pernikahan mereka.
Tak lama, Safeea merasakan jantungnya berdegup semakin kencang. Ada sebuah pertanyaan yang menyesak di dalam dadanya.
"Mengapa? Mengapa tidak ada satupun keluarga pak William di sini? Apakah pernikahan ini hanya dianggap sepihak oleh pak William?" batin Safeea di dalam hatinya.
Safeea menggigit bibirnya dengan pelan, ia mencoba menyembunyikan kegelisahan yang dirasakannya di dalam hatinya. Namun William cukup peka. Tatapan Safeea yang sempat melirik kesana kemari dengan sorot mata yang penuh kebingungan membuatnya bisa menebak apa yang tengah dipikirkan oleh gadis itu.
Seketika William menolehkan wajahnya sedikit ke arah Safeea. Hatinya terasa berat. Dalam diam, ia berbicara pada dirinya sendiri, sebuah janji yang tidak ia ucapkan lantang, tetapi ia simpan dalam-dalam di hatinya.
“Maafkan aku, Safeea. Aku tahu kau pasti bingung dan mungkin merasa tidak diakui di hari pernikahan kita. Tapi ayahku, dia tidak akan pernah menerima pernikahan ini jika aku membawamu dalam keadaan sekarang. Aku tidak ingin kau disakiti dengan penolakan. Biarkan untuk saat ini hanya kita berdua yang mengikat janji. Setelah kau melahirkan anak kita, aku janji akan membawamu masuk ke dalam keluargaku. Saat itu, tak ada alasan lagi bagi ayah untuk menolak keberadaan mu dan bayi kita.”
William menghela napas tipis, lalu kembali menatap Safeea dengan sorot mata yang lembut namun tegas, seolah ingin mengatakan bahwa semua ini adalah bagian dari rencananya untuk melindungi mereka. Ia tidak perlu kata-kata, genggaman tangannya pada jemari Safeea sudah cukup untuk memberi isyarat bahwa ia akan bertanggung jawab sepenuhnya kepada gadis itu.
Sementara itu, Safeea hanya bisa terdiam. Meski hatinya masih dipenuhi tanya, namun genggaman tangan William yang hangat perlahan menenangkan kegelisahannya.
Prosesi akad pun segera dimulai, pak penghulu segera menyuruh William dan juga Safeea untuk duduk bersama dan melakukan ijab qobul. Sementara itu dihadapannya, William bisa melihat berbagai perhiasan mahal dan mewah yang diberikan oleh William sebagai mas kawin pernikahannya meskipun Safeea tidak meminta hal itu sebelumnya.
....udah pasti kamu bakal hidup sangat berkecukupan.