Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Guru Les
Gabrielle tersenyum kecil sambil memperhatikan layar monitor. Dia merasa lucu menyaksikan istrinya yang terlihat begitu panik di depan pintu ruang kerjanya.
Ares yang melihat tingkah Tuan Muda-nya hanya berdiri diam. Dia kemudian melirik kearah wanita yang sedang berdiri di sebelahnya.
'Semoga saja wanita ini tidak akan menjadi penghambat hubungan Tuan Muda dengan Nyonya Elea!'.
Ya, saat ini Gabrielle dan Ares tengah menginterview wanita yang akan menjadi guru les privatenya Elea. Namun interview mereka terpaksa harus terhenti karena ulah Gabrielle yang mendadak tidak fokus pada pembicaraan mereka.
"Tuan Ares, sebenarnya apa yang terjadi pada Tuan Muda?" tanya Safira berbisik pelan.
"Terlalu banyak ingin tahu bisa memperpendek unurmu, Nona" jawab Ares dingin.
Mata Safira mengerjap. Berada di dalam ruangan bersama dua orang pria dingin ini membuatnya seperti berada di Kutub Utara. Raut wajah dan cara bicara keduanya membuat Safira hampir mati membeku. Kalau saja bukan demi bayaran yang sangat besar, Safira lebih memilih untuk mengajar di Universitas tempatnya bekerja sekarang. Dia sangat tidak menduga kalau dirinya yang akan terpilih menjadi guru les untuk keluarga berpengaruh ini.
Tok,tok,tok
"Biar aku saja!" cegah Gabrielle saat Ares ingin membuka pintu.
"Baik Tuan Muda".
Dengan langkah pasti Gabrielle berjalan kearah pintu. Dia sangat penasaran dengan apa yang akan di katakan oleh Elea setelah insiden tidak mengenakan di kamar mandi tadi.
Ceklek
"Emmmm Kak Iel, boleh tidak aku bicara sesuatu denganmu?" tanya Elea hati-hati.
Gabrielle berdiri menyender sambil melipat tangan di depan dada. Dia terus memperhatikan istrinya yang terlihat gugup.
"Boleh, tapi ada syaratnya".
"Apa syaratnya Kak?".
Sebuah seringai licik muncul di bibir Gabrielle. Biar saja dia memperdayai kebodohan istrinya, siapa suruh dia membuatnya menderita tadi.
"Cium aku".
"Haaa!" pekik Elea kaget.
Wajah Elea memerah. Dia mengerjap sambil menatap suaminya yang sedang tersenyum aneh.
'Memangnya ada ya syarat seperti itu?'.
"Bagaimana sayang, mau tidak, hemm?" tanya Gabrielle tak sabar.
Elea kembali teringat akan nasehat Kak Lusi tadi. Dengan wajah malu-malu Elea akhirnya bertanya dimana dia harus melaksanakan syarat tersebut.
"Mau Kak, tapi dimana aku harus menciummu?".
Seringai di bibir Gabrielle semakin lebar. Dia lalu menunjuk kearah bibirnya.
"Di sini".
Elea mengangguk. Dia kemudian berjinjit untuk mencium lokasi yang di inginkan oleh suaminya.
"Kak, kau tinggi sekali. Leherku tidak sampai" ucap Elea hampir putus asa.
Gabrielle tergelak. Meskipun sudah berjinjit istrinya masih belum sampai di depan bibirnya. Gabrielle kemudian membungkukkan tubuhnya agar Elea bisa dengan mudah melakukan tugasnya.
Cupp
"Lagi" pinta Gabrielle.
Elea kembali mencium bibir suaminya.
"Lagi sayang" rengek Gabrielle tanpa merasa malu.
"Tapi itu sudah dua kali lho Kak" ucap Elea dengan tampang bodohnya.
Gabrielle menatap istrinya dengan wajah memelas. Yang mana membuat Elea menjadi tidak tega melihatnya.
Cuppp
Saat Elea ingin melepaskan ciumannya tiba-tiba saja Gabrielle menahan tengkuknya. Elea tersentak kaget namun tak kuasa untuk menolak. Dalam sekali gerakan Elea kini sudah berada di dalam gendongan Gabrielle. Dia langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Gabrielle sembari memejamkan mata menikmati ciuman panas mereka.
Ares yang sadar kalau kedua tuannya sedang bermesraan segera berdiri di hadapan Safira yang sedang menatap tercengang. Ares kemudian melemparkan bom atom yang langsung membuat Safira tidak berani lagi melihat kearah pintu.
"Di rumah ini ada peraturan DI LARANG MENATAP NYONYA ELEA LEBIH DARI TIGA DETIK JIKA TIDAK INGIN BOLA MATAMU DI CONGKEL KELUAR UNTUK DI SUMBANGKAN!".
'Astaga, orang gila mana yang membuat peraturan aneh seperti itu?'.
Nafas Elea tersengal-sengal saat Gabrielle melepaskan ciumannya.
"Bernafas sayang" ucap Gabrielle gemas.
"Ka,kau kenapa suka sekali membuatku sesak nafas seperti ini, Kak?" tanya Elea.
Gabrielle terkekeh. Dia lalu membawa Elea masuk ke dalam kemudian mendudukkan di atas pangkuannya. Tanpa menghiraukan keberadaan Ares dan Safira, Gabrielle kembali menyesap bibir mungil istrinya. Kali ini dia melakukannya dengan sangat lembut, memberikan jeda yang cukup banyak untuk memudahkan Elea menghirup udara.
Elea hanya bisa pasrah di perlakukan seperti itu oleh suaminya. Meskipun malu, lama-lama Elea juga menikmatinya. Lagipula siapa yang bisa menolak pesona dari pria tampan seperti suaminya ini. Hehe...
'Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat adegan seperti ini? Sebenarnya aku di minta datang kemari untuk membahas pekerjaan atau untuk melihat adegan mesra mereka sih? Isshhhh'.
Setelah cukup lama menikmati bibir istrinya, barulah Gabrielle melepaskannya. Dia mengusap lembut bibir Elea yang terlihat membengkak.
"Kau ingin bertanya apa hemm?".
Elea baru menjawab pertanyaan Gabrielle setelah mengatur nafasnya. Bibirnya terasa kebas, dan juga terasa sedikit perih.
"Itu, apa Kakak marah karena tamu bulananku datang?" tanya Elea.
"Sedikit" jawab Gabrielle singkat.
Dada Elea berdebar. Ternyata suaminya benar-benar marah karena hal itu.
"Tapi Kak, aku sama sekali tidak mengundangnya. Masa periodeku selalu datang tidak beraturan setiap bulannya, Kakak harus bisa mengerti kalau semua wanita pasti mengalami hal ini!" jelas Elea.
Kening Gabrielle mengerut. Dia kemudian menoleh kearah Ares.
"Besok panggilkan dokter spesialis kemari, Res!" perintah Gabrielle.
"Baik Tuan Muda!".
Gabrielle merasa ada yang tidak beres dengan masa periode istrinya yang tidak beraturan. Dia berniat untuk mengeceknya.
"Kenapa Kakak memanggil dokter kemari? Memangnya siapa yang sakit?" tanya Elea bingung.
"Kau akan tahu besok" jawab Gabrielle.
Tak ingin banyak bicara, Elea akhirnya mengangguk patuh. Dia lalu tidak sengaja melihat keberadaan seorang wanita yang berdiri di sebelah Ares.
"Kak, siapa Nona itu? Dan sejak kapan dia muncul di sini?" tanya Elea heran sembari menatap wajah suaminya.
Gemas dengan tatapan istrinya, Gabrielle kembali memborbardir bibir mungil Elea dengan banyak kecupan. Dia benar-benar mengabaikan keberadaan dua orang di depannya yang kini sedang menunduk dengan wajah memerah.
"Kak, ada orang di sini" bisik Elea sambil menahan wajah suaminya yang ingin kembali menciumnya.
"Biar saja" sahut Gabrielle lirih.
"Mana boleh seperti itu. Bagaimana nanti jika mereka bilang pada orang-orang kalau kita berciuman? Itu pasti akan sangat memalukan!".
Mendengar kata-kata aneh yang keluar dari mulut gadis yang berada di pangkuan Tuan Muda Gabrielle membuat Safira penasaran. Dia mendongak kemudian melirik kearah dua orang di depannya. Namun perbuatannya itu tidak berlangsung lama karena Ares kembali menekan kepalanya agar kembali menunduk.
"Nyalimu besar sekali, Nona. Kau sudah bosan melihat dunia ya?" gertak Ares dengan suara penuh tekanan.
"Tidak, Tuan Ares. Saya,saya hanya penasaran saja" sahut Safira ketakutan.
"Rasa penasaranmu itu bisa membawamu masuk ke lubang kubur. Mau?" ancam Ares lagi.
Safira menggeleng dengan cepat. Dia memejamkan mata sambil membaca mantra-mantra agar terhindar dari segala macam marabahaya.
Gabrielle tersenyum tipis melihat istrinya yang terengah-engah. Dia membiarkan istrinya bernafas dengan lancar sebelum akhirnya memberitahu siapa wanita yang sedang berdiri di depan mereka.
"Sudah?" tanya Gabrielle iseng.
"Sudah Kak" jawab Elea polos.
Gabrielle terkekeh. Lucu sekali istrinya ini. Dia langsung menjawab sudah tanpa menyadari arti dari pertanyaan itu.
"Sayang, kau lihat wanita tua itu?" tanya Gabrielle sembari menunjuk kearah Safira.
Elea menoleh. Dia kemudian mengangguk.
"Dia adalah orang yang akan menjadi guru private mu. Bagaimana, apa kau suka?".
"Suka Kak" jawab Elea.
"Hei, seharusnya kau itu bertanya dulu sayang" ucap Gabrielle kaget.
Elea tersenyum. Tanpa sadar tangannya bergerak mengusap dada bidang suaminya.
"Orang yang hanya tinggal menerima semua kebaikan ini tidak pantas untuk banyak bicara, Kak. Aku akan menerima apapun yang Kakak berikan untukku. Termasuk juga dengan wanita tua itu. Aku sangat yakin kalau wanita tua itu adalah yang terbaik di mata Kakak!".
Gabrielle speechless mendengar kata-kata manis yang terlontar dari mulut istrinya. Dia diam membisu sambil terus memandangi wajah istrinya.
'Ya Tuhan, umurku masih muda. Kenapa mereka berdua menyebutku sebagai wanita tua? Atau jangan-jangan ada kerutan di wajahku ya? Aaaaa tidak mau, aku harus segera pergi ke salon untuk melakukan perawatan!'.
Gabrielle tersadar saat dia mendengar isi pikiran Safira. Sepertinya orang yang akan menjadi korban kepolosan Elea akan segera bertambah.
"Safira, perkenalkan dirimu pada istriku!" perintah Gabrielle dingin.
Safira sangat kaget setelah tahu kalau orang yang akan dia ajar adalah istri dari si pemilik rumah. Tangannya langsung gemetar, tidak menyangka kalau dirinya akan mendapatkan penghormatan sebesar ini.
"Nona, kau tidak tuli kan?" tanya Ares.
"Ti,tidak Tuan Ares. Saya,saya hanya sedikit kaget" jawab Safira terbata.
"Kalau begitu cepat perkenalkan siapa dirimu pada Nona Elea".
Safira mengangguk.
"Selamat malam, Nyonya. Nama saya Safira, saya yang akan bertanggung jawab membimbing pembelajaran Nyonya ke depannya!" ucap Safira kemudian membungkuk hormat.
"Halo Kak Safira, senang berkenalan denganmu!" sahut Elea sembari melambaikan tangan.
Gabrielle mengelus rambut Elea dengan penuh rasa sayang. Dia benar-benar sangat mencintai istri kecilnya ini.
"Kalian pergilah".
"Baik Tuan Muda!" jawab Ares dan Safira kompak.
Sepeninggal Ares dan Safira dari ruangan itu, Gabrielle kembali melancarkan serangan di bibir istrinya. Biarlah malam pertama ini dia habiskan untuk mencumbui bibir Elea saja, lagipula ini juga sama-sama mnguntungkan untuknya. Dan entah kenapa Gabrielle merasa kalau istrinya ini terlihat jauh lebih menurut lagi dari biasanya.
'Kapan Kak Iel berhenti menciumku ya? Dia ini sudah seperti kakek yang merindukan cucunya saja!',.
Bolehkah Gabrielle menangis saat dirinya di sebut sebagai seorang kakek oleh istrinya?.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻 VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA YA GENGSSS
LIKE, COMMENT, DAN RATE BINTANG LIMA
🌻 IG: nini_rifani
🌻 FB: Nini Lup'ss
🌻 WA: 0857-5844-6308
ga tau diri