Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Kontak Batin
Tiba di rumah, Sakala dan adik kembarnya sama-sama bermuram durja, hal ini membuat Syafana heran.
"Lho, kalian kenapa? Tidak seperti biasanya?" Syafana segera menghampiri Fina dan Alf seraya meraba dahi kedua anak kembarnya. Tapi keduanya tidak sedang sakit ataupun panas. Lalu tatap Syafana beralih pada Sakala.
"Ka, kenapa? Kalian pulang-pulang bermuram durja?" Syafana masih keheranan dengan tingkah ketiga anaknya.
"Bu Lava Guru les kami hari ini tidak masuk, Ma. Di dalam kelas les jadi tidak asik tanpa Bu Lava. Guru kami diganti sama Guru lain yang lebih tua," lapor Alf dengan suara sedih.
"Iya, Ma. Bu Lava tidak mengajar kami lagi. Fina jadi tidak bersemangat kalau Bu Lava tidak ada," sambung Fina sama seperti Alf.
"Bu Lava hanya cuti. Tadi kata salah satu Guru yang mengajar di sana, Bu Lava sedang cuti selama seminggu karena ingin fokus dalam menghadapi sidang skripsi," jelas Sakala.
"Ihhhh, Bu Lava, kenapa tidak bilang sama kita? Bu Lava tega," cetus Fina seraya berlalu dan menaiki tangga.
"Ohh, seperti itu? Mereka merasa kehilangan Guru kesayangan rupanya." Syafana tertawa kecil melihat gelagat kedua anak kembarnya yang sangat kecewa karena salah satu Pengajarnya tidak masuk.
"Nah, Kaka juga sepertinya ikut sedih. Apakah gara-gara Guru lesnya si kembar juga?" goda Syafana seraya menatap wajah Sakala yang bersemu merah karena malu.
Sakala tidak menyahut, dari pada dia menjadi bulan-bulanan sang mama, lebih baik ia segera menaiki tangga dan menuju kamarnya.
Di dalam kamar, perasaan Sakala masih belum berubah. Dia menduduki ranjang, lalu berpikir kenapa Lavanya tiba-tiba ambil cuti sehari setelah diledeknya perihal wifian gratis.
"Apakah Lavanya masih marah gara-gara aku bilang wifian berjam-jam di kafe itu?" pikirnya mencoba menebak.
"Ck." Sakala terdengar berdecak, ia seakan ikut sedih dengan ketidakhadiran Lavanya di tempat les.
Sakala pun bangkit lalu mengganti baju seragam kerjanya, kemudian dia gantung dengan hanger, di atas paku.
"Mungkinkah karena gara-gara aku, Lavanya cuti untuk sengaja menghindari aku?" duga Sakala lag masih menduga semua karena dia.
"Tapi, aku sudah meminta maaf padanya. Masa Lavanya masih marah? Apakah kartu ucapan dan coklat berbentuk hati itu tidak cukup menggambarkan bahwa aku benar-benar menyesal."
"Perempuan memang serba salah dan tidak bisa ditebak," rutuknya sembari meraih Hp nya. Dalam sekejap, Sakala tiba-tiba ingat sesuatu sembari wajahnya diliputii senyum.
Di tempat berbeda
Lavanya terlihat sangat sibuk. Dia memang saat ini sedang fokus untuk menghadapi sidang perdana skripsi. Untuk itu kenapa dia tadi tidak ada di temat les.
Untung saja pemilik les itu sangat pengertian, dan memberikan ijin pada Lavanya untuk cuti.
"Apakah Aa si kembar mencari aku?" Lavanya tiba-tiba ingat dengan Sakala. Sakala yang selalu menjemput Fina dan Alf di tempat les. Cowok yang menyebalkan baginya. Bahkan kemarin sempat membuatnya dongkol karena menudingnya wifian berjam-jam di kafe hanya untuk nonton drama Cina ataupun Korea.
"Tapi, dia kemarin sudah memberikan kartu ucapan maaf sama sebatang coklat berbentuk hati." Lavanya masih memikirkan Sakala serta coklat pemberiannya.
Dringggg.
Sebuah notif WA terdengar di Hp Lavanya. Dengan perasaan biasa, ia segera mencari Hp itu. Lavanya membuka siapa yang mengirimkan pesan padanya.
"Hai?" Ditambah emot tangan melambai.
"Aa si kembar? Ya ampun baru saja aku pikirkan, dia sudah datang mengirimkan pesan." Lavanya seakan tidak percaya kalau yang mengirimkan pesan itu justru Sakala.
"Hai, kenapa nggak assalamualaikum saja? Huh, memang Aa si kembar ini agak lain," gerutu Lavanya memprotes sapaan Sakala di WA nya. Padahal baru saja dia memikirkan Sakala, tapi Sakala sudah mengirimkan pesan.
Ada perasaan senang ada juga perasan kesal, keduanya berbaur menjadi satu.
"Sedang apa?"
Pesan kedua kembali datang, Sakala seperti tidak menyerah untuk mengirimkan pesan.
"Waalaikumsalam. Terimakasih A, atas ucapan maafnya kemarin. Coklatnya enak, manis dan lembut." Lavanya membalas.
Sementara itu di tempat Sakala berada, Sakala nampak senang saat Lavanya membalas pesannya. Matanya berbinar seakan baru saja mendapat kehidupan baru setelah mati suri beberapa jam.
Bibirnya merekah sembari jemari sibuk mengetikkan sesuatu.
"Kamu suka coklatnya. Manis, ya? Bagaimana dengan aku, lebih manis siapa? 😅😅" balas Sakala diimbuhi emot tawa.
"Lebih manis dan lembut coklatnya, dong. Kalau orangnya MENYEBALKAN," balas Lavanya setelah beberapa menit.
"Idih, menyebalkan katanya?" Sakala merutuk, lalu mengetik lagi.
"Menyebalkan tapi bikin kangen, kan?" balas Sakala sengaja menggoda Lavanya. Sakala tersenyum sendiri membayangkan Lavanya akan duduk serba salah setelah menerima pesannya barusan.
"Ih, apaan sih? Mana ada?" Lavanya bingung harus membalas apa pesan Sakala yang terakhir.
"Pasti tidak mau ngaku. Kalau tidak mau ngaku, tidak apa-apa. Aku datang menjumpai WA kamu, hanya ingin menyampaikan selamat untuk kamu agar sidang skripsinya nanti lancar dan lulus. Semangat, ya, 😍😍." Sakala mengakhiri pesan WA nya dengan mengucapkan selamat untuk Lavanya supaya sidang skripsinya lancar dan lulus.
Hal itu membuat Lavanya bahagia, itu artinya tadi Sakala sempat menanyakan dirinya pada Guru les di sana.
"Ternyata Aa si kembar masih mencari-cari aku." Lavanya bingung dengan perasaannya. Kadang bingung, ada rasa bahagia sekaligus sebal menjadi satu untuk Sakala.
Kalau tahu mantan pacar Seira yang dokter itu lagi dekat dengan adik sepupu Sakala, pasti Seira tambah stres😅
bahwa aa serius ingin menjadikan Lavanya istri.
biar seira mkin gila dia...😂😂😂
org kok gk ada kapok nya...