Elwin Jenaro Redman seorang pria yang berusia 30tahun, namun kehidupannya begitu sangat menyedihkan sekali.
Elwin dinyatakan mengidap penyakit Autisme sehingga membuat dirinya diasingkan oleh kedua orang tuanya.
Walaupun dia memiliki wajah yang begitu tampan namun karena penyakitnya itu membuat kedua orang tuanya mengurungnya terus didalam kamar, dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar itu apa lagi untuk berkumpul dengan mereka.
Dia adalah putra satu-satunya dari pasangan Danu dan Agita, akan tetapi mereka mengatakan dia adalah hanyalah beban hidup.
Namun disuatu ketika, Danu memaksa putranya untuk menikahi salah satu gadis dari sahabatnya gadis itu bernama Rissa Amanda Soraya dia berusia 25tahun memiliki wajah yang begitu cantik dan hati yang lembut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta Maaf
" Kamu sudah sadar?" tanya Farrel saat melihat Rissa membuka matanya
Rissa mencoba memahami situasinya, sebenarnya dia ada dimana?
" Ini ada dirumah?" tanya Rissa dengan nada lemahnya
" Kamu ada disana rumah sakit"
" Apa yang terjadi?"
" Ferry mengatakan kamu pingsan, itulah dia membawamu kemari"
Rissa mencoba mencerna semuanya, dia mulai menutup matanya lalu membuka kembali tatapannya sangat fokus kearah Farrel apakah dia hanya bermimpi atau nyata?
Farrel yang melihat itu merasa bingung dan heran, dia pun mulai bertanya kepada Rissa.
" Ada apa menatapku seperti itu?" tanya Farrel kepada Rissa
" Apa Rissa bermimpi?"
Seketika Farrel mengerutkan keningnya, dia merasa aneh dengan pertanyaannya Rissa.
" Maksudmu?"
" Ini Kak Farrel benarkan?"
" Tentu saja, ini kakak"
" Bukan mimpi?"
" Bukan Rissa, ini benar-benar kakak yang ada didepanmu"
Seketika mata Rissa menjadi berkaca-kaca dia tidak menyangka bahwa didepannya adalah Farrel.
" M-maafkan Rissa kak" ucap Rissa membuat Farrel menggelengkan kepalanya
" Tidak Rissa, ini bukan salahmu melainkan kesalahan kakak seharusnya kakak tidak harus egois karena ini bukan kemauanmu"
" Jangan meminta maaf kak"
" Tidak Rissa, kakak benar-benar minta maaf karena sikap kakak yang begitu egois dan menyalahkan dirimu atas semuanya, kakak menyesal telah seperti itu tanpa mengetahui semuanya yang telah kamu lakukan saat ini"
Air mata Rissa akhirnya menetes dia tidak bisa menahannya lagi, kini dimana Farrel langsung membawa Rissa kedalam pelukannya.
Rasanya dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena dia menyesali semuanya.
Sementara Ferry dan Elwin. Mereka sedang ada di kantin rumah sakit. Dengan lahapnya Elwin makan membuat Ferry merasa begitu sedih sekali.
" Jika tidak ada Rissa mungkin hidupnya benar-benar dalam kurungan saja" guman Ferry dalam hatinya
Itulah mengapa Ferry tidak pernah egois, dia sangat tau bahwa Rissa melakukan semua ini hanya karena Elwin.
Ferry sangat tau bahwa Rissa memiliki hati yang begitu baik sehingga membuatnya tidak tega melihat Elwin selalu dikurung.
Makanya Rissa menerima pernikahan ini agar dia bisa merawat Elwin.
" Elwin, apa aku bisa minta tolong kepadamu?" ucap Ferry membuat Elwin mengangkat wajahnya
" M-minta tolong apa?" tanya Elwin dengan menatap Ferry
Ferry menarik nafasnya begitu dalam sekali, lalu dia memegang tangannya Elwin.
" Elwin, tolong jangan membuat Rissa susah jika dia mengatakan sesuatu atau menyuruhmu tolong turuti apa perkataannya" ucap Ferry kepada Elwin
Elwin terdiam, matanya masih menatap kearah Ferry didepannya dia mengerti apa yang diucapkan oleh Ferry.
" J-jika aku menuruti apa perkataan Rissa, apa dia akan senang?" tanya Elwin kepada Ferry
" Tentu saja dia senang jika kamu menurutinya" jawab Ferry dengan semangatnya
" B-baiklah mulai sekarang aku akan menuruti apa perkataannya Rissa"
Ferry tersenyum saat mendengar ucapannya Elwin.
" Terima kasih kamu sudah mengerti apa yang aku katakan"
" A-aku melakukannya karena aku tidak ingin kehilangan Rissa"
Ferry terdiam saat mendengar pengakuannya Elwin, ternyata dia juga sangat tidak ingin kehilangan Rissa.
Ferry mengira dia tidak akan mengerti tentang pasangan hidup,
****
Setelah keesokkan harinya.
Dimana Darius yang sedang menjenguk Rissa dirumah sakit, Farrel dan Ferry memberikan kabar kepadanya bahwa Rissa sedang masuk rumah sakit.
Mungkin masih ada hati untuk menjenguk Rissa tetapi ada satu hal juga yang ingin dia katakan kepada Rissa entah itu apa.
" Bagaimana perasaanmu Rissa?" tanya Darius kepada Rissa
" Sudah mendingan pa" jawab Rissa
Kini Darius menarik nafasnya, sambil menatap kearah sekelilingnya sepertinya ada yang benar-benar dia ingin sampaikan kepada Rissa.
Elwin yang ada disampingnya Rissa sambil memegangi tangannya begitu erat sekali, dia sangat takut akan kehilangan Rissa.
" Rissa, apa kamu sudah melakukannya bersama Elwin?" tanya Darius membuat mereka bingung
" Melakukan apa maksud Papa?"
" Apa kamu tidak paham yang dimaksud Papa?"
Rissa menggelengkan kepalanya, namun Farrel dan Ferry sangat paham apa yang dikatakan oleh Darius.
" Papa, jangan berpikir yang aneh-aneh apa lagi saat ini yang ingin Daddy rencanakan" tegur Farrel
" Cukup sudah penderitaan yang Papa berikan kepada Rissa, jangan menambahnya lagi" sahut Ferry
Rissa yang hanya bisa menyimaknya saja, dia sangat tidak mengerti sebenarnya apa yang dibahas oleh mereka?
Dimana Darius menyilangkan tangannya, dia tersenyum saat mendengar komentar kedua putranya.
" Apa kalian berdua sangat paham yang dikatakan oleh Papa kepada Rissa?" tanya Darius kepada kedua putranya
" Tentu saja kami berdua paham apa yang Papa maksud" sahut Farrel
Rissa benar-benar tidak mengerti, kini dia mencoba untuk bertanya kepada Farrel.
" Kak sebenarnya apa yang dimaksud dengan Papa?" tanya Rissa kepada Farrel
Farrel menghelankan nafasnya, saat Rissa mulai bertanya kepadanya.
" Kamu tidak perlu mengetahuinya Rissa dan tidak perlu melakukan apa yang dikatakan Papa" jelas Farrel
Darius sangat begitu tidak terima sekali mendengar ucapannya Farrel.
" Mengapa kamu melarang Rissa melakukannya? Itu sudah sewajarnya bukan dia melakukannya denga Elwin karena mereka adalah suami istri?"
" Tapi seharusnya Papa berpikir secara matang, lihat kondisi Elwin bagaimana" protesnya Farrel
" Apa kalian takut jika nanti dia akan menurun seperti Elwin?"
" Tentu saja tidak, hanya saja kami tidak mau menyiksa Rissa seperti apa yang dipikirkan Papa" sahut Ferry
Darius terkekeh, kini dia menatap kearah Rissa dengan tatapan yang begitu serius sekali.
" Rissa, apa kamu tidak ada rencana untuk hamil anak Elwin?" tanya Darius membuat Rissa terkejut
Mereka berdua hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil memegangi pelipisnya, tidak mengerri apa yang telah dipikirkan oleh Darius saat ini.
" H-hamil?" ulang Rissa dengan nada terkejutnya" M-maksudnya, Papa ingin Rissa hamil begitu?" tanya Rissa
" Tentu saja, seharusnya kamu harus memiliki keturunan dari Elwin"
Rissa langsung menatap kearah Elwin, apakah Elwin mengerti yang dikatakan oleh Darius atau tidak?
Tetapi dari raut wajahnya Elwin dia tidak mengerti apapun yang diucapkan oleh Darius, tatapan begitu kosong sambil memegangi tangannya Rissa begitu erat sekali.
" Papa, apa tidak salah dengan ucapan Papa?"
" Salah dimananya Rissa? Berarti selama kamu menikah kalian tidak melakukannya?"
Rissa benar-benar tidak menyangka bahwa ide Darius tidak masuk akan sekali, bagaimana dia berpikir tentang hal itu?
" Papa seharusnya lihat bagaimana kondisinya Elwin?"
" Walaupun dia begitu setidaknya pada dia merespon Rissa, jika dia tidak bisa melakukannya maka kamu harus menuntunnya"
Rissa memijat batang hidungnya, dia merasa sangat pusing sekali mendengar jawabannya Darius.
" Papa sudah gila? Dimana harga dirinya Rissa yang harus melakukannya sendiri?" protesnya Farrel
" Untuk apa memikirkan harga diri? Dia adalah suaminya sendiri wajar bukan?"
" Tapi Papa harus lihat keadaannya bagaimana, dia bukan pria normal Papa tetapi melainkan dia sakit"
Rissa merasa begitu sangat sedih sekali, dia sangat tidak tau sebenarnya apa yang sudah direncanakan oleh Papanya?
Rissa menatap sendu kearah Elwin yang benar-benar tidak mengerti apa yang sudah diucapkan Darius. Rasanya begitu sakit sekali harus mendengar saat mereka mengatakan bahwa suaminya bukan orang yang normal.