"Om Bima! Apa yang Om lakukan padaku!"
Sambil mengernyitkan dahi dan langkah pelan mendekati Sang Gadis yang kini menjaga jarak waspada dan tatapan setajam silet menusuk netra tajam Bima.
"Seharusnya, Saya yang bertanya sama Kamu? Apa yang semalam Kamu lakukan dengan Alex?"
Bima, Pria yang masih menggunakan handuk sebatas lutut kini menunduk mendekati Laras, Perempuan yang seharusnya menjadi Calon Menantunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Rindu
Laras membantu Bima, menyiapkan kebutuhan dan pakaian ganti selama Bima di LA.
Bima tersenyum. Hatinya menghangat. Selama hidupnya baru kali ini ada seseorang tang benar-benar mengurusnya dan Bima bersyukur, Laras Istrinya adalah anugrah terindah yang tak pernah Bima duga sebelumnya.
"Mas, ini pakaian Kamu untuk meeting Aku bawakan tiga stel lengkap, sama pakaian santai tiga juga, alat mandi, parfum juga udah. Apa lagi ya?" Laras masih menatap isi koper yang sedang Ia tata, mengabsen satu persatu barang yang akan dibawa oleh Bima.
"Oh ya, sepatu! Kok bisa lupa sih!" Gesit sekali Laras kesana kemari membuat Bima gemas. Andai disana tidak sesibuk itu sudah tentu akan Ia bawa saja Istrinya.
"Sayang, Kamu jadi repot begini, dari tadi sibuk menyiapkan kebutuhan Mas, tapi lupa satu hal,"
"Loh iya kah?" Laras pikir yang Bima maksud adalah barang atau kebutuhan yang akan dibawa selama di LA.
"Sayang," Bima selesai memakai jasnya menghampiri Laras untuk minta dipakaikan dasi.
"Uluh, manjanya Suamiku," Laras menerima dasi ditangan Bima dan mulai memakaikannya.
Nikmatnya punya Istri, pasang dasi saja jadi romantis. Bisa sekalian modus peluk-peluk Istri dan halal!
"Mas, kenapa sih ngeliatin Akunya gitu banget!"
Laras salah tingkah sendiri, tatapan Bima buat meleleh. Duh, emang yang tua lebih menggoda. Ahay!
"Cantik!" Bima malah mendusal ceruk leher Laras, "Mas, ini dasinya gak rapih-rapih loh! Diem dulu,"
Laras kegelian, tak hanya lehernya jemari Bima juga usil menjelajah titik sensitif Laras, ini sih alamat telat berangkat.
"Mas, nanti ketinggalan pesawat loh!"
"Masa Mas ketinggalan pesawat Mas sendiri."
"Astaga! Lupa! Iya deh tahu! Enak ya punya PJ bisa berangkat kapan aja!"
"Ya sekarang kan punya Kamu juga."
HEMP! MAS!
Laras tak sempat menghindar, ciuman Bima tak hanya sekedar lumatan tapi linguanya sudah bebas berjelajah mengabsen setiap barisan gigi rapi milik Laras.
"Hah! Mas ini! Kebiasaan! Gak pake aba-aba main serang aja! Untung Aku mulai mahir!"
"Bisa gak sih Kamu Mas kantongin aja. Jadi selama Meeting Mas bawa kemana-mana, biar Kamu ikut Mas." Bima memeluk erat Laras. Rasanya berat berpisah. Tiga hari pasti akan terasa lama.
"Cepet kok Mas, udah ayo makan dulu. Sarapan dulu. Aku bakal nunggu Mas pulang. Aku lagi belajar jadi Istri yang baik." Laras mengedipkan sebelah matanya.
Tentu saja ulah Laras menggoda Bima sukses bikin Bima ketar ketir.
"Apa Mas gak usah pergi aja?" Bima menaikkan sebelah alis matanya.
"No! Mas harus semangat cari uangnya. Makan Aku banyak! Nanti kalo gak giat cari uang, Aku bisa kelaparan!" Canda Laras.
"Kamu lupa Sayang, Jangankan beli makanan beli tempat yang jualnya aja Mas mampu kok!"
Rasanya Bumi milik berdua. Laras Bima sudah menjadikan dunia milik berdua.
Readers yang lihat jangan iri ya!
"Sombongnya Suamiku!" Laras mencubit pelan pinggang Bima.
"Mas!"
Laras merasakan sesuatu yang mulai bangkit meski bhkan keadilan.
"Makanya Sayang, jangan pegang sembarangan, Si Jhony Baperan Dia!"
"Ampun! Jhon, emang gak puas semalem udah muntah berkali-kali! Juliet sampe tepar diserang Kamu tahu!"
Bima tergelak, tak menyangka Laras memberikan julukan nama juga untuk Surga Dunia Bima.
"Ah kangen Juliet! Yuk!"
Namanya pengantin baru, ya mana bisa ditunda, akhirnya Bima ambil bekal lagi sampe full dan Laras dengan senang hati melayani sepenuh jiwa agar perhalanan Bima semakin ingat dirinya.
"Mas disana gak boleh loh, ganjen-ganjen!"
"Cemburu nih ceritanya?" Bima menaikkan sebelah alisnya.
Bersiap keluar Raka sudah menunggu, keduanya akan segera otw.
"Ya kalo Mas ganjen, Aku juga bisa sih!"
"No! Ada yang berani macam-macam sama Kamu, siap-siap saja dapat bogem dari Mas!"
"Aduh, Aduh! Udah cinta banget kayaknya sama Aku?"
"Ya masa enggak! Punya Istri cantik, muda dan legit, masa ga Sayang? Kamu yang belum Sayang ya sama Mas?"
"Kasih tahu gak ya?"
"Sayang, Mas janji segera kembali kalau urusan bisnis Mas sudah selesai. Kamu kalau bosan boleh kok jalan sama temen Kampus Kamu, asal yang cewek."
"Iya Mas, paling Aku kalo bosen jalan sama Rania. Dia juga gabut lulus sama-sama pengangguran Kita. Makanya Aku mau deh kerja, boleh gak Mas?"
"Nanti Kita obrolin lagi ya."
"Iya. Mas juga hati-hati disana ya. Inget Aku terus. Awas, kalo ada yang deketin, spek ulet bulu sama ani-ani model Kalibata, jangan kegoda. Mending bilang kalo mau macem-macem, biar Aku mundur teratur!"
"Mas gak bakal kayak begitu Sayang! Janji!"
Sejak bersama Laras, hidup Bima semakin berwarna. Ada saja tawa dan canda yang mengalir mencairkan hubungan keduanya.
Setelah berpamitan mesra hingga Raka memilih berbalik badan tak mau jadi nyamuk diantara Boss dan Nyonya Boss.
"Sepi, Mas Bima udah berangkat." Laras memilih keliking di Mansion sambil memperhatikan pekerja rumah tangga yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing.
"Telpon Rania aja lah!" Laras menghubungi teman Kampusnya Rania.
Rupanya Rania juga sedang gabut Setelah lulus, dan memang belum dapat kerja Rania bosan dirumah.
Tentu saja ajakan Laras ke Mall disambut riang gembira. Keduanya bahkan sudah memiliki planning mau ngapain aja selama di Mall.
"Ya udah Ran, Gue siap-siap dulu. Nanti Gue jemput Lo!"
"Eh Ras, Biar Gue aja deh yang kerumah Lo! Bokeh?"
"Boleh! Ya udah Gue tunggu!"
Setelah selesai janjian Laras bersiap diri saja menunggu Rania datang dan keduanya langsung berangkat. Bersenang-senang.
"Wah Ras, seriusan Lo tinggal disini?" Rania memperhatikan sekeliling Mansion yang dihuni Laras.
"Ya ini rumah Suami Gue. Ya Gue jadi tinggal disini. Lo mau minum dulu gak?"
"Ga usah Ras, kan Kita mau langsung berangkat kan?"
"Iya sih! Gue pengen banget nonton film horor yang lagi tayang itu loh Ran!"
"Sama! Gue bahkan udah nonton spoiler di toktok! Kayaknya seru! Makanya Gue seneng pas Lo ajak Gue hangout! Tapi Lo udah izin laki Lo Belom?"
"Udah by phone. Doi lagi ke LA. Makanya Gue gabut, mending jalan sama Lo!"
"Istri Sholeha! Masha Allah temen Gue keren bener deh! Ya udah kuy! Ntar keburu macet, esmosi Gue!"
"Mau pake sopir aja gak?"
"Sedapnya Istri Sultan! Gak usah kali Ras, Biar asik Kita berdua aja! Bolehkan? Gue gak bakal di dor sama Laki Lo ajak jalan Lo berdua aja?"
"Hahaha. Lo kebanyakan baca novel online Ran! Emang Gue Istri Mafia! Lo tuh! Daya khayalnya tinggi! Pantes aja Lo nyambi jadi penulis!"
"Ya hobi Ras! Iseng-Iseng berhadiah! Banyak yang suka tulisan Gue! Cuan juga! Lumayanlah!"
"Semoga makin banyak dan laris ye Ran novel online Lo! Siapa tahu Lo tiba-tiba ditawarin produser, novel Lo mau diangkat jadi film? Iya kan? Siapa tahu lagi Ran!"
"Aamiin. Gue malah jadi punya ide,"
"Ide apa?"
"Mau bikin cerita tentang Lo. Habis ngalahin sinetron FTV tahu gak sih!"
"Hahaha. Iya juga sih! Kadang Gue juga gak nyangka sih. Jalan hidup Gue se heroik ini!"
"Ya cukup drama tapi kenyataan Ras. Suamiku, Papa Mantanku!" Seru deh kalo Gue jadiin tulisan. Izin Nyonya!"
"Lebay banget sih Lo! Ya udah, kapan berangkatnya Kita?"
"Ayo! Udah siap banget nih Gue!"
jangan galak " ke
Raka
nanti terjadi sesuatu loh
kayaknya Laras Hamil nich
hormon yg mengebu gebu...
Bonus untuk Laras...
lanjut thor ceritanya
otw krucil2 nya bilar.. Bima and laras meluncur nih..
ngakak Lihat Rania seperti itu...
aduh" kayaknya kalau dia" nya bucin
bisa ngalahin Laras & Bima nich
lanjut thor ceritanya
jd gak bosan baca nya..
aaaa.. dasar kerak telor 🤣🤣🤣