NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua.

Karena kesalahan fatal dimasalalunya, kini Hafsah harus hidup menderita, dan berakhir diusir oleh orangtuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya-Raga, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya-Bastian. Hafsah bertekad untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

5 tahun pencarian yang nihil, akhirnya Hafsah bertemu juga dengan Bastian. Namun, pertemuan itu mengungkap sebuah rahasia besar, yang akhirnya membuat Hafsah semakin benci setengah mati kepada Bastian.

"Bunda ... Yuna ingin sekali digendong Ayah!" Ucapan polos Ayuna mampu menggunjang jiwa Hafsah. Ia dihadapkan pada kebingungan, dan sebuah pilihan sulit.

Mampukah Hafsah mengendalikan rasa benci itu, demi sang putri? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Pak Mulyo dan sang Istri hanya dapat menunduk pasrah. Mereka pun teringat, bagaimana dulu kerasnya terhadap mendiang menantunnya. Padahal, Ragantara sudah mau bertanggung jawab menikahi Hafsah, walaupun dia tahu, jika bukan dia yang melakukan hal sekeji itu pada sang Sahabat.

Tetapi sekarang hanya penyesalan saja.

"Hafsah tidak dapat lama-lama, kasian Ayuna dirumah dengan Simbok sendirian," setelah itu Hafsah berjalan keluar.

"Hafsah ... Bapak belum selesai bicara!" teriak pak Mulyo menatap kepergian putrinya.

"Sudah pak, biar Ibu saja! Bapak istirahat," gumam bu Mirna, yang kini langsung bangkit dan mengejar putrinya.

Hafsah berhenti diruang tamu, saat sang Ibu berhasil menghentikan langkahnya.

"Duduklah! Ada yang ingin Ibu bicarakan," seru bu Mirna.

Hafsah mendesah pelan, dan langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa ukir itu.

"Hafsah ... Sudah 4 tahun suamimu tiada! Tidak seharusnya kamu mengurung hidupmu seperti ini. Lupakan Raga, dan mulailah membuka hati kembali. Kemarin, putranya pak Imam datang kesini. Dia bersedia jikapun kamu seorang janda memiliki anak," ujar bu Mirna menatap Hafsah.

Hafsah seketika menoleh. Wajahnya terlihat jelas menolak, apa yang telah Ibunya jabarkan barusan.

"Ibu masih memiliki pikiran seperti itu? Kenapa Ibu dapat semudah itu meminta Hafsah menikah, jika dulu Mas Raga datang dengan penuh tanggung jawabnya saja, kalian tolak-"

"Raga sudah meninggal, Hafsah! Dan kamu harus menikah lagi, agar kehidupanmu dengan putrimu ada yang menjamin!" sahut bu Mirna menaikan nada bicaranya.

Hafsah sontak berdiri. Dadanya bergemuruh, hingga kedua matanya memanas seketika, "Bagi Ibu mas Raga sudah meninggal ... Tapi bagi Hafsah, mas Raga akan selamanya hidup dihati Hafsah! Aku tidak akan pernah menikah lagi!" putus Hafsah merasa kecewa.

"Hafsah pulang dulu, Assalamualaikum!" setelah berpamitan dan mencium tangan ibunya, Hafsah langsung melenggang keluar.

Hafsah benar-benar kecewa dengan pola pikir orang tuannya. Mereka sama sekali tidak menganggap kehadiran Raga, hingga kini dia sudah tiada. Bagaimana Hafsah dapat menikah lagi, jika cinta Raga lebih besar, dan membekas dalam relung hatinya. Tidak ada pria didunia ini, yang perjuanganya sebesar Raga.

Tepat adzan isyak, Hafsah kembali mengendarai sepeda motornya untuk pulang.

*

*

*

Dimassss!!!!

Teriak Bastian begitu dia sampai diapartemen miliknya. Sementara sang Asisten, Dimas saat ini tengah tertidur diatas sofa single, dan mulai bangkit karena saking terkejutnya.

Jantung Dimas terpompa lebih kuat, begitu juga kepalanya yang terasa kliyengan.

Pria itu memanyunkan bibirnya, sambil mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri, "Tuan apa-apan sih, ganggu orang lagi tidur saja!" gerutunya.

Bastian masih berdiri dihadapannya, sambil bersedekap dada. Wajahnya terlihat tenang, namun penuh ancaman bagi sang Asisten.

"Kamu kan, yang sudah mengadukan kepergian saya sama Papah? Untung saja hari ini saya sedang behagia ... Kalau tidak, saya sudah menggantung tubuhmu diatas balkon!" pekik Bastian menajamkan matanya. Setelah itu dia ikut duduk disofa sebrang.

"Cepat ambilkan saya soda, Dimas!"

"Ah, iya iya!" Dimas lalu segera bangkit, dan berjalan malas menuju dapur.

Bastian iseng membuka ponselnya. Dia semakin dibuat gila, saat melihat foto Aisyah yang dia potret secara diam-diam.

'Aisyah, Aisyah! Kamu berhasil membuat saya jatuh cinta kembali. Untuk kali ini, saya tidak akan melepaskanmu!'

Entah bagaimana Bastian dapat melupakan sahabatnya begitu saja. Setelah kejadian itu, bagaimana dia dapat melanjutkan hidup, sedangkan dia sudah menghancurkan masa depan sahabatnya sendiri. Jikapun dia melupakan Raga, itu masih wajar. Tetapi, Hafsah? Bastian benar-benar melupakannya begitu saja.

"Ini tuan!" Dimas meletakan satu soda, dan juga cemilan diatas meja.

"Oke terimakasih, Dimas." Bastian masih sibuk memandang ponselnya, sambil menenggak soda tersebut.

Dimas juga ikut duduk ditempat semula. Dia memandang wajah Tuannya dengan tatapan menelisik. Mulai dari dahi. Mata, hidung, dan terkhir bibir. Dimas benar-benar dilema merasa aneh dengan penglihatannya sendiri.

Masih belum puas dengan dirinya sendiri. Dimas lalu bangkit lagi, dia berjalan kedalam, dan berhenti dipintu balkon. Disana ada sebuah nakas besar yang berdiri disamping pintu. Dimas mulai membuka sebuah album foto ukuran tanggung, yang Bastian letakan diatas nakas tersebut.

Dialbum itu tersimpan banyak sekali foto-foto Bastian semenjak bayi, hingga dia berumur 10 tahun.

Dan betapa terkejutnya Dimas, saat dia melihat salah satu foto Bastian sewaktu kecil, sedang duduk agak menyerong, dengan wajah yang sangat mirip dengan bocah perempuan yang dia temui tadi siang.

Jika bertanya, mengapa Hafsah tidak menyadari wajah putrinya? Karena Hafsah tidak pernah melihat foto kecil Bastian, dan tidak juga sampai berpikir jauh seperti itu.

'Tapi, bocah kecil itu memiliki Ayah, ya ... Walupun Ayahnya sudah tiada. Tapi kenapa bisa mirip seperti itu?'

Dimasssss!!!!

Mendengar namanya terpanggil lagi, Dimas segera menutup kembali album foto tersebut. Dia lalu beranjak menghadap Tuannya lagi.

"Ada apa, Tuan?"

"Dimas, bagaimana tadi metingnya? Ambilkan beberapa dokumen, karena saya mau lihat!"

"Baik tuan!"

Dimas lalu beranjak menuju kamarnya, dan mengambil tas kerja yang berisikan barang-barang penting perusahaan.

*

*

*

Selema perjalanan pulang, airmata Hafsah mengalir tanpa dia minta. Dadanya kembali sesak. Bukan hanya sekali orang tua Hafsah memintanya untuk menikah lagi. Bahkan dulu, belum genap 100 hari kepergian Raga, pak Mulyo dan bu Mirna sudah ingin menjodohkannya dengan putra pak Camat.

Dimana letak hati kedua orang tuanya itu. Hafsah pun sejujurnya banyak pria yang ingin dekat dnegannya. Namun kembali lagi, dia masih tidak ingin siapapun masuk, karena dia juga tidak berniat untuk membuka hati kembali.

Drrt.. Drrt..

Motor matic Hafsah berhenti dipinggir jalan, kala dia mendengar ponselnya bergetar.

"Hallo Mbok, ada apa?"

"Sah, cepet kamu pulang! Yuna badanya panas," ucap mbok Nah gemetar.

Hafsah membolakan mata, wajahnya tersirat rasa cemas begitu dalam, "Tungu bentar ya, Mbok! Ini aku dalam perjalanan pulang!"

Begitu panggilan terputus, Hafsah langsung bergegas melajukan kembali motornya. Pikirannya benar-benar kacau, jika mendengar bahwa putrinya sedang dalam keadaan tidak sehat.

Selang beberapa menit, motor Hafsah sudah tiba didepan rumahnya. Hafsah segera masuk kedalam, dan langsung menuju kamarnya.

Ayuna berbaring diatas ranjang, dengan dahi yang sudah terkompres.

"Sudah nggak papa, tadi Simbok minumi obat penurun panas!" pungkas mbok Nah seraya bangkit.

Hafsah menatap iba keadaan sang putri. Wajahnya tampak cemas. Dia ikut duduk ditepi ranjang, sambil mengusap kepala Ayuna.

"Simbok tinggal dulu kebelakang, tadi belom sholat isyak! Kamu sholat saja dulu, mumpung Yuna tidur!" Mbok Nah lalu beranjak keluar dengan kedua kaki rentanya.

Tubuh Ayuna masih terasa panas, tapi tidak tinggi. Mungkin saja dia kecapean. Hafsah sesekali mengganti kompres itu. Setelah memastikan sang Putri nyaman. Dia bangkit untuk melaksanakan sholat terlebih dahulu.

Selang 15 menit, setelah Hafsah mengadukan semua hidupnya pada sang Pencipta. Dia kini duduk diatas kursi rias, untuk membuka laci kecil itu. Hafsah mengambil surat yang diberikan suaminya dulu.

"Jujur Mas, aku hampir tidak mampu menyampaikan amanahmu! Bastian hingga kini belum juga kembali. Aku sudah mencarinya kemana-mana, tetapi tidak seorangpun tahu keberadaannya," gumam Hafsah sambil memandangi surat tadi.

"Bunda ...."

Hafsah tersadar, dia mengembalikan lagi surat itu, lalu mendekat kearah sang Putri yang sudah terbangun.

"Sayang, sini dipeluk Bunda," Hafsah mengangkat tubuh Ayuna untuk dipanku, serta dipeluknya.

Besyukur, panas Ayuna sudah hilang. Bocah kecil itu tersenyum lembut, menyembunyikan wajahnya pada dada sang Ibu.

"Yuna sudah enakan belum, Sayang?"

"Sudah bunda! Oh ya bunda ... Tadi Yuna bermimpi lo," Yuna melonggarkan pelukan Bundanya, lalu menatap wajah Hafsah dengan antusias.

"Yuna mimpi apa, Sayang? Coba ceritain sama Bunda!"

"Tadi pas dimimpi, Yuna bertemu Ayah, Bunda! Tapi Ayah nggak ngomong apa-apa. Ayah hanya senyum kek gini," Yuna menunjukan senyum lebarnya pada Hafsah, "Terus, Ayah mengusap kepala Yuna. Lalu kepala Yuna dicium sama Ayah. Setelah itu Ayah pelgi lagi, Bunda! Ayah hanya dada-dada sama Yuna. Telus Ayah hilang deh."

"Bunda ... Yuna kangen banget sama Ayah! Yuna ingin dipeluk Ayah lebih lama. Ditemenin bobog sama Ayah juga," imbuh Ayuna yang sudah mulai mewek. Kedua matanya berembun. Bibirnya bergetar menyembunyikan tangisnya.

Melihat itu Hafsah langsung memeluk kembali tubuh putrinya. Dada Hafsah terasa sesak. Diapun ikut menangis, namum tidak berani bersuara. Dia tidak ingin sang putri lebih sakit, karena melihat tangisannya.

"Bunda ... Apa Yuna kelak dapat beltemu, Ayah?"

Hafsah mengangguk, "Bisa sayang! Makanya, Yuna harus rajin mengaji, agar dapat mendoakan Ayah, ya! Sekarang, Yuna bobog lagi. Besok Bunda ajakin beli alat lukis! Oke!"

"Oke, Bunda!"

Ayuna berbaring kembali, dan ditemani Hafsah. Bocah kecil itu mendengarkan dongeng yang dibacakan sang Bunda, hingga dia terlelap kembali.

1
Sunaryati
Kamu saja sampai tidur di rumah Hafsah kenapa marah Jessica bersama pria lain sebenarnya hatimu untuk siapa Bastian
Sunaryati
Semoga terlaksana pernikahan kalian, jika terjadi maka tidak akan ada sebutan pelakor untuk Hafsah karena sudah menikah. Dan aku juga lebih suka jika Hafsah menikah dengan Amar, biarkan yoh dulu pernah berjanji akan meikahi Jessica, jika mau mengikuti keyakinan Bastian.
yumi chan
hduh jesika siap prng ke 2 sm baztian....thor bt hafsah bhgia thor kasihn sama yuna thor dia ingin punya ayh..dn mersakn ks syg seorng ayah thor
Septi.sari: kak yumi❤❤🤗🤗🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
total 2 replies
yumi chan
bt aja bastian mnysl thor...hafsah jgn mau kmbli sm bnstian..dn km hafsah lbh krs lg sm bastian ..ingt hafsah kluarga bastian gk sk sm kmu..jd km sama yuna krus mnjauh i bastian agar kluarga mnysl nanti..
Sunaryati
Kamu benar Hafsah, teguhlah hatimu. Jessica lepaskan Bastian ada ustadz yang terpesona padamu, dan sudah beberapa kali bertemu padamu mungkin itu jodoh sejatimu.
Septi.sari: Jesica juga berhak bahagia kok.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Kamu juga keterlaluan Bastian dari pada kau sisa batin Jessica kemar tak usah menikahinya. Walau itukeegoisan Jessica, kasihan juga namun Karena Jessica memaksakan Bastian nikmati saja Jes
Septi.sari: membingungkan ya bu🤣🤧🤧
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: kak udah kak❤❤❤ kak retno mana ya
total 1 replies
yumi chan
thor jgn smpai hafsah di sebt plokor thor karna ke rgoisan bastian...jngn smpk hafsah terluka ke dua klinya karna sift egois bastian..septutnya slsaikn mslh km dlu bas sm jesica.
Septi.sari: kak otw bahagia ya mereka❤❤
Ambo Nai: cepat ceraikan Jesica,biar bersatu dengan Hafsah dan ayuna.
total 2 replies
Sunaryati
Terimakasih upnya thoor
Septi.sari: sami-sami bu🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
Sunaryati
Jessica sudah sakit hati Sah,karena semalam tidur di teras rumahmu. Bastian akan mempersulit Hafsah bahkan bisa dapat sebutan pelakor, padahal dia sudah menolak Bastian. Sikap Bastian sudah menyakiti Hafsah dan Jessica , walau itu resiko yang harus ditanggung Jessica.
Septi.sari: mau kasihan sama Jesica, tapi lebih sakit jadi Hafsah. kesanya Hafsah kek jadi wanita gak bener. 🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Sebenarnya aku kasihan sama Jessica MP kok malah ditinggal namun sejak awal Bastian sudah menolaknya, Jessica sendiri yang memaksa karena saking cintanya. Sedangkan Hafsah yang dikejar-kejar Bastian tidak punya perasaan apapun Kalau aku sih suka jika Hafsah berjodoh dengan Amar
Septi.sari: kisah cintanya lebih sulit dari tugas ujian ya bu, terlalu rumit🤣🤣
total 1 replies
yumi chan
jgn mau hafsah...karna bastia sndrilh yg gk ada penderian wktu itu..biarlh dia mndrita dgn apa yg dia putuskn mau menuruti orngtuonya..thor bt lah yuna bhgia tmpa bstian ..
Septi.sari: kak maksih tetap stay❤❤🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: 🤗❤❤❤❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
selesaikan dulu hubunganmu dengan wanita tak tau malu itu,bawa Hafsah dan ayuna menjauh dari kota itu dan mulai hidup baru .demi kebahagian putri mu yang kamu sia siakan selama ini.kamu harus tegas
Septi.sari: benar kak, kalau itu aku setuju. 🤧
total 1 replies
Sunaryati
Terlambat Bastian, seharusnya kamu berkata seperti itu sebelum menikahi Jessica. Benar banyak wanita yang terluka karena sikapmu yang tidak tegas. Dan lebih berat nama dan harta dari pada putrimu pada tindakanmu. Ingat Jessica sudah berkorban keyakinan dan memupuk sikap egoisnya hanya demi meiksh denganmu Bastian.
Septi.sari: benar bu, tidak hanya satu yang sakit. wanita seantero merasa tertipu😭
total 1 replies
Sunaryati
Penderitaan kamu baru dimulai Jessica itulah jika memaksakan kehendakmu, ingat ya kamu sebelumnya sudah mantan
Septi.sari: jesica juga kasian bu, dia tidak tahu. ahhh ini pekara Bastian jdi runyam🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Benar kamu Hafsah biarkan saja orang tahu siapa bapak biologis Ayuns toh orang yang menjebakmu sudah mengakui. Jika keluarga Tuan Gading tetep malu mengakuinya biarkan karma yang menghampirinya.
Septi.sari: ❤❤❤🤗betul bu
total 1 replies
Sunaryati
Selamat berumah tangga yang mungkin akan penuh derita, Jessica nikmati buah egoismu. Hafsah seger buka hatimu untuk menjalin hubungan yang halal dan raih kebahagiaan kamu bersama putrimu Ayuna. Bastian hidupmu akan terbelenggu dalam penyesalan
Septi.sari: mereka sama2 terbelenggu, bu🤧❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak retno udah otw 3 episode langsung. spesial ya, biar bacanya puas😭❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!