Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Nggak Terima Juna Akan Menikah.
Di rumah sakit, seorang perempuan sedang menangis tersedu-sedu. Ibunya terjatuh di kamar mandi dan Dokter mengatakan jika sang Ibu mengalami gejala struk ringan.
Ayah nya sudah meninggal dunia tujuh tahun lalu, dia hanya dua bersaudara. Namanya Arumi, adik dari Renata. Sudah lama Arumi tidak mendapatkan kabar dari kakak perempuan nya itu, sejak Renata menikah dengan Devan sejak itu pula Renata seakan menjauhi Arumi. Renata pernah mengatakan pada Arumi untuk tidak pernah datang ke tempat tinggal nya bersama Devan, bahkan hanya untuk sekedar menemui Ibu mereka pun Renata tak pernah datang.
"Bagaimana ini, aku nggak punya uang buat bayar rumah sakit. Untuk sehari-hariku dan Ibu aja... aku kekurangan. Ya Allah, tolong hamba mu ini... hiks...“
"Apa aku datang ke rumah kak Renata aja ya untuk minta tolong? Tapi..." Arumi menggigit bibirnya, matanya terus meneteskan air mata.
"Maaf Mbak, Ibunya mau di di rawat di ruangan mana?" tanya seorang pegawai rumahan sakit.
"Kelas paling murah aja, Sus."
"Baik, berarti pasien akan kami tempatkan di ruangan kelas tiga."
"Iya, Sus."
Kelas tiga hanya mendapatkan fasilitas ruang rawat inap dengan kapasitas 4-6 orang atau lebih, tergantung pada kebijakan rumah sakit.
.
.
Sementara di rumah Devan di ruang tamu, keempat orang saling menatap tajam.
Arjuna dan Devan saling memandang dengan tatapan menusuk, sementara Denada menatap dingin pada Renata pun sebaliknya.
"Ekhm!!!" Denada membuyarkan keheningan yang tercipta setelah dia dan Arjuna masuk.
"Kau sudah tidak punya etika dan adab, Nada! Kau pergi begitu saja dari rumah setelah menyakiti istriku...! Dia kakak ipar mu dan di dalam perutnya yang hampir kau bunuh adalah keponakan mu! Kenapa kau berubah jahat! Hah!" bentak Devan dari tempat duduknya.
Meskipun Devan penasaran bagaimana bisa adiknya itu datang ke rumah bersama Arjuna namun dia ingin terlebih dahulu melampiaskan kemarahan nya pada Denada.
"Aku kesini bukan untuk mendengar tuduhan-tuduhan dari mulut mu kak, sudah terlalu lama aku bersabar menghadapi semua tuduhan kakak padaku karena selama ini kak Devan hanya mendengar dari satu sisi saja... yaitu mendengar ucapan dari mulut Renata, istrimu."
"Bicara yang sopan! Sejak kemarin kau bicara kurang ajar! Panggil dia kakak!"
"Ck! Ternyata benar-benar percuma bicara dengan laki-laki buta akan cinta seperti mu, Kak. Bahkan sejak lama aku sudah mendengar gosip tentang mu yang mengatakan dulunya kau mendapatkan Renata dari hasil merebut dari suaminya, kau perebut istri orang! Seorang pecundang sejati...!" hina Denada menatap rendah kakak laki-laki nya itu.
"Mulutmu semakin tidak tahu sopan santun, aku masih kakak mu!! Hormati aku!"
"Hahahaha... ya! Aku akui kau adalah kakak luar biasa sejak dulu, tapi kau berubah menjadi kakak yang kejam padaku... setelah kau mengenal wanita ini! Sejak dua tahun lalu, kau tidak perduli lagi padaku...! Selama ini aku bertahan tanpa melawan hanya karena melihat cintamu pada wanita ini! Jika aku berniat... aku sudah mengumpulkan bukti-bukti tentang kekejaman dan fitnahan Renata padaku selama kakak menikah dengannya dan membawanya ke rumah ini!"
"Nada sayang, jangan memfitnah ku... a-aku sangat menyayangi mu seperti hal nya aku menyayangi kakak mu. Mana mungkin aku berbuat kejam padamu, jangan seperti ini... jika aku punya salah padamu, maafkan aku ya..." Renata mulai mengeluarkan wajah fake nya.
"Cih! Munafik! Manipulatif...! Menjijikkaan!" ejek Denada.
Tangan Devan mengepal erat, dia bangkit dari duduknya menghampiri adiknya.
Tangan pria itu sudah terangkat bersiap menempeleng wajah adik kandungnya itu, namun gerakan Arjuna lebih cepat.
Arjuna mencekal pergelangan tangan Devan, "Jangan pernah kau layangkan satu pukulan pun pada calon istriku! Dia adalah wanita yang sangat aku cintai...!!! Satu kali saja kau berani menyakiti Dena, aku akan melenyapkan mu dari dunia ini!"
"ISTRI...!!" serempak Devan dan Renata berteriak histeris.
"Ya, calon istriku. Kami datang kesini untuk meminta ijin sekaligus meminta mu agar menjadi wali nikah Dena."
"Gila kau! Sampai aku mati nggak akan pernah aku mengijinkan hubungan kalian...! Lagian sejak kapan kalian saling mengenal? Jangan katakan sejak lama, karena aku tau kau baru datang ke Indonesia dua bulan lalu!" desis Devan.
"Wow! Jadi kau sudah menggali informasi tentang ku, apa orang yang semalam mengikuti di club adalah bawahan mu?! Kau nggak pernah berubah, selalu berbuat semau mu, Devan!"
"Terserah! Yang pasti, jauhi adikku! Aku nggak sudi dia jadi istrimu! Aku berhak atas hidup nya!"
"Penolakan kakak sudah terlambat, bahkan aku nggak perduli kalau kak Devan menolak jadi wali nikah ku. Aku harus segera menikah, untuk menutupi kehamilan ku!"
"APA...?!!!" sekali lagi Devan dan Renata dibuat syok, perut Renata bahkan terasa keram karena terkejut.
Bahkan Renata sudah ikut berdiri.
"Kalian sudah mendengar nya, bukan? Sebentar lagi kami akan segera mempunyai anak, jadi kami harus segera menikah meski tanpa kehadiran kalian berdua. Apalagi kami saling mencintai... iya kan, Baby?" Arjuna menoleh pada Denada, punggung tangannya mengelus lembut pipi gadis itu dengan tatapan mata penuh cinta.
Oooow! Sandiwara mu sudah mirip Oppa Kim Soo-hyun dalam drakor Qu_een of Tears...!
Niceeee... Om!
Teriak Denada dalam hatinya, dia ingin memberi penghargaan the best actor pada Arjuna. Tatapan mata lelaki itu padanya begitu terlihat nyata, binar-binar cinta di mata Arjuna begitu menyilaukan. Aish!
"Uhuk!" Renata sengaja terbatuk, dia sangat benci melihat cinta di mata mantan suaminya kepada Denada.
Jika saja dulu saat menikah dengan Arjuna, Renata tidak sering berselisih dengan mantan ibu mertuanya yaitu Ibu Arjuna, maka Renata sudah dipastikan masih memilih tetap bersama Arjuna dalam pernikahan mereka.
Hak asuh kedua anak kembar nya pun, Renata berikan pada Arjuna karena ancaman dari Ibu Arjuna padanya. Keburukan Renata sudah berada di tangan mantan mertuanya itu, jadi Renata setuju untuk bercerai tanpa meminta hak asuh anak.
Enggak! Aku nggak terima Juna akan menikah dengan si gadis songong ini! Aku nggak rela...!
Renata memegang perutnya, lalu tiba-tiba wanita itu terjatuh ke arah Arjuna dan tanpa sengaja sang Duda menangkap tubuh Renata di dalam pelukannya.
Heh?!
Denada cengo, apa yang sedang terjadi?
happy ending buat semua nyaa