NovelToon NovelToon
12th Layers

12th Layers

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Sci-Fi / Misteri
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Maelon Herlambang - Pria, 16 Tahun.

Dibesarkan di lapisan pertama, panti asuhan Gema Harapan, kota Teralis. Di sekeliling kota ditutupi banyak tembok besar untuk mencegah monster. Maelon dikhianati oleh teman yang dia lindungi, Alaya. Sekarang dia dibuang dari kota itu dan menjadi umpan monster, Apakah Maelon bisa bertahan hidup didunia yang brutal dan tidak mengenal ampun ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Kejatuhan Calvereth Aetheron

Di tempat yang jauh dari suara manusia, jauh dari desir angin maupun gemetar bumi… sebuah ruang tak bernama menganga dalam senyap. Langit di atasnya bukan langit, tapi luka terbuka di realitas—berdenyut, berwarna kelam seperti darah tua yang tak mengering. Di sanalah, makhluk itu berdiri: tinggi, menjulang, dengan tubuh seperti pahatan kasar dari tulang, otot, dan daging kabur.

Tiga kepala tumbuh dari batang lehernya, masing-masing menghadap ke arah berbeda, tapi dengan mata yang saling berbagi pandang. Kepala pertama—kemarahan murni, matanya menyala merah menyala seperti bara. Kepala kedua—kesedihan abadi, menunduk lemah dengan air mata hitam mengalir tiada henti. Kepala ketiga—ketenangan tak wajar, tersenyum kecil seperti mengetahui sesuatu yang tak akan dimengerti siapa pun.

Dan dari tubuhnya yang bagaikan menolak bentuk, tumbuh lebih dari selusin lengan. Beberapa seperti tangan manusia, lainya menyerupai cakar, tentakel, bahkan bilah energi yang terus berubah bentuk.

Di hadapannya—dua belas sosok, berbaris dalam formasi melingkar. Tubuh mereka dilapisi armor ritual, mantel bercahaya, dan simbol-simbol kekuatan yang membakar udara sekitarnya. Mereka adalah para Lapsarii tingkat Lapsus 8 – Drevaal—para Manifestator, pengguna kekuatan Doctrina yang telah menjadi lebih dari manusia.

Salah satu dari mereka melangkah maju. Jubahnya bergoyang pelan seperti asap berat. Wajahnya ditutupi topeng logam berukir matahari retak. Suaranya berat, namun tenang, seperti palu yang dijatuhkan pelan ke atas batu nisan.

“Hari ini, tak ada jalan keluar. Ini adalah ajalmu, makhluk yang seharusnya tak lagi hidup."

Makhluk berkepala tiga itu tidak menjawab. Hanya kepala tengah yang bergerak, sedikit mengangguk… dan senyumnya melebar.

Lalu—segala sesuatunya meledak.

Tanpa peringatan, semburan energi biru putih menggelegar dari tubuh makhluk itu, membelah tanah, melemparkan tiga dari para Lapsarii ke udara. Itu adalah kekuatan Aetheron—energi murni, tanpa bentuk, tanpa arah, hanya ledakan eksistensi yang tidak bisa dikekang.

Satu lengan makhluk itu mengarah ke langit, dan dari sana, hujan tombak energi menukik turun, seperti amarah langit yang dibengkokkan. Para Lapsarii menangkisnya dengan perisai doktrinal—api hitam dari Ignisthal, perisai bayangan dari Umbraweave, pusaran waktu dari Chronodein. Mereka menyerang balik dalam keharmonisan kekuatan: gemuruh bumi dari Terraclysm mengguncang makhluk itu, disusul belati darah Sanguira yang melesat ke jantungnya.

Tapi makhluk itu bukan entitas biasa. Ia bukan hanya pengguna Aetheron, ia adalah bentuk Aetheron yang gagal dan liar, sebuah Manifestasi yang tidak selesai.

Kepala marahnya meraung—dan waktu sekitarnya memuai. Serangan melambat. Ledakan berhenti di udara. Dengan gerakan lembut dan hampir anggun, ia melangkah melewati proyektil beku waktu, mengangkat salah satu Lapsarii, dan melemparkan tubuhnya ke langit hingga menghilang.

Kepala sedihnya menunduk—dan tanah di bawah para penyerang tiba-tiba lembek seperti lumpur duka. Suara jeritan terdengar dari dalam bumi, jeritan yang membuat dua Lapsarii jatuh berlutut sambil menutup telinga, menangis tanpa alasan.

Kepala tenangnya tertawa. Tangan-tangan makhluk itu bergerak serentak seperti tarian, dan dari ujung jari-jarinya, cahaya Aetheron menari seperti makhluk hidup. Ia tidak hanya bertarung—ia menikmati pertarungan ini.

“Kalian pikir aku ingin selamat? Tidak... Aku hanya menunggu.” katanya dalam suara yang keluar dari tiga kepala bersamaan.

Salah satu Lapsarii terkuat—seorang wanita bermantel putih dengan rambut terbakar api abadi—berteriak sambil melemparkan tombak cahaya, dan ia menjeritkan nama serangannya:

“Calvereth’s Final Thorn!”

Tombak itu menghantam langsung ke dada makhluk itu—meledak dalam cahaya putih yang menghapus segala bayangan. Tanah ambruk. Udara menguap. Dunia hening.

Tapi ketika kabut ledakan memudar, makhluk itu masih berdiri.

Tersenyum.

Tubuhnya robek. Kepalanya yang sedih kini setengah hancur, tapi kepala marahnya tertawa—dan dengan suara menggetarkan dunia, ia berkata:

“Itu cukup menyenangkan. Kalian sudah layak... mati.”

Dan semuanya berubah menjadi neraka dalam sekejap.

Pertempuran berubah dari duel menjadi simfoni penghancuran. Tanah terkoyak seperti kulit tua, langit dipenuhi retakan cahaya, dan udara dipenuhi raungan yang tak bisa dibedakan apakah itu milik manusia atau sesuatu yang jauh lebih purba.

Makhluk berkepala tiga kini bergerak dengan keganasan yang belum terlihat sebelumnya. Kepala marahnya mengaum, dan dalam sekejap, sepasang lengan membesar menjadi cambuk energi yang menghantam dua Lapsarii sekaligus—membanting tubuh mereka ke tanah hingga serpihan batu melesat ke segala arah. Seorang di antara mereka—pemakai Ferravox, berusaha menciptakan perisai logam, namun terlambat. Kepalanya hancur sebelum ia sempat menjerit. Satu musuh gugur.

Namun para Lapsarii bukan petarung biasa. Mereka adalah ujung tombak dari tiap Doctrina, manifestasi kekuatan yang ditakuti bahkan oleh sesama pengguna kekuatan. Seorang wanita bersayap hitam dari Umbraweave menyelinap di antara bayangan yang tak seharusnya ada, lalu muncul di belakang makhluk itu, menancapkan belati gelap ke salah satu tulang punggungnya. Jeritan makhluk itu menggetarkan dimensi. Kepala sedihnya bergetar, dan tangan-tangan panjangnya menyerang liar, membanting apapun di sekitarnya.

Dari langit, pengguna Aetheron asli turun—seorang pria tua dengan mata kosong dan tubuh bercahaya. Ia menengadah, mengucap satu mantra sederhana:

"Vaelthor."

Dan untuk sesaat, dunia membisu.

Cahaya murni turun dari atas, bukan sebagai sinar tapi sebagai palu langit. Ia menghantam makhluk itu, membakar separuh tubuhnya menjadi abu biru yang mengepul. Tapi makhluk itu tetap belum jatuh. Dengan tangan yang tersisa, ia melesat dan meraih pria tua itu, lalu menyalurkan kekuatan Aetheron balik kepadanya. Tubuh sang pria mengembang dan meledak, membentuk bunga cahaya yang menyala lalu padam. Dua musuh gugur.

Kepala tenangnya kini retak. Senyum itu hilang, digantikan ekspresi kebingungan.

"Kenapa... kalian... terus maju?" gumam makhluk itu, seperti tak mengerti.

Dari sisi timur, pengguna Chronodein muncul—seorang pemuda dengan jam waktu melingkar di bahunya. Ia memutar waktu di sekitar makhluk itu, membuat luka-luka lamanya terbuka kembali, membuat tubuhnya berjalan mundur dan kehilangan keseimbangan spasial. Lalu dari bawah tanah, seorang Lapsarii pengguna Terraclysm membuka jurang, memerangkap tubuh raksasa itu di dalam.

Dan saat itu... dari semua arah, kekuatan datang.

Ignisthal membakar. Vitravale menyiksanya dengan ilusi rasa sakit. Sanguira membekukannya dari dalam. Morteflux merampas sisa energi hidupnya. Aetheron menghancurkan jaringan tubuhnya. Tubuh makhluk itu kini terbakar, terluka, dan terbebani oleh puluhan kutukan.

Satu dentuman terakhir—dari atas langit, tombak raksasa dari energi murni menghantam jantung makhluk itu, menancap dalam dan meledak dengan kekuatan Calvereth, menghancurkan semua yang tersisa dari ketiga kepalanya.

Tubuhnya roboh.

Suara apapun yang sempat keluar darinya, hilang. Dunia sunyi kembali, seakan tidak ingin menyaksikan kematian ini.

Tapi dari tumpukan daging dan cahaya yang membusuk itu, sebuah benda melayang perlahan ke udara—bola kristal bercahaya biru keunguan, berdenyut pelan, seperti jantung yang tetap berdetak setelah kematian tubuh. Itu adalah Inti Aetheron Tingkat 9 – Calvereth, kekuatan yang belum pernah disentuh siapa pun dalam bentuk seutuh itu.

Salah satu Lapsarii maju dengan penuh kehati-hatian. Ia menjulurkan tangan, dan ketika jemarinya menyentuh permukaan inti itu, seluruh langit bergema. Dunia seakan mencatat momen itu.

Mereka mengira mereka menang.

Namun tak satu pun dari mereka menyadari... makhluk itu tidak benar-benar mati. Dalam kedalaman yang lebih sunyi dari kematian, satu titik kesadaran tetap menyala—terhubung pada tanda di tubuh seorang anak bernama Maelon, jauh di luar tembok, berjalan sendirian dengan tombaknya yang berkarat.

Dan pada saat itu juga... ia merasakan sesuatu menggelitik di dalam dirinya, seperti mimpi yang belum selesai.

1
Aisyah Christine
pasti susah utk memahaminya. bagaimana maelon bisa bersatu dan berkomunikasi dgn kekuatan baru
Aisyah Christine
ini kulivator moden thor😂
Aisyah Christine
perjuangan yang belum tuntas.. smoga bisa bekerjasama dgn tubuh yang baru.
Aisyah Christine
entah ini 1 keberkahan atau kutukkn tapi yg jelas maelon semakin kuat
Aisyah Christine
apa kayak parasit? tubuhnya udh pindah ke ank remaja itu?
GrayDarkness: 10/10
total 1 replies
angin kelana
survival..
angin kelana
pertama baca coba lanjut..
GrayDarkness: terima kasih banyak, semoga suka.
total 1 replies
Aisyah Christine
terus bertahan untuk hidup
Aisyah Christine
tanda dr makhluk aneh itu
Aisyah Christine
lebih baik mencoba sesuatu dr mati sia²😂
Aisyah Christine
cerita yang menarik. lanjut thor
GrayDarkness: terima kasih, do'ain aja biar bisa dieksekusi dengan baik. kalo ada kesalahan bilang aja biar nanti langsung diperbaiki.
total 1 replies
GrayDarkness
terima kasih sarannya akan diperbaiki secepatnya
azizan zizan
kekuatan ini datang bukannya dengan paksaan.. di ulang2 terus..
GrayDarkness: done, sedang direview terima kasih. kalo ada yang lain bilang aja, biar langsung diperbaiki.
total 1 replies
GrayDarkness
Betul, puitis.
Aisyah Christine: gaya bahasa nya lebih pada malay. maka aku faham😂
total 1 replies
azizan zizan
ini novel peribahasa kah apa ini.. alurnya berbelit-belit..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!