Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang tua Zia kecelakaan.
Setelah dua bulan pulang ke rumah Adrian dan hari ini keluarga Adrian akan mengadakan sukuran empat bulanan kehamilan Zia. Mama Adrian sangat antusias bahkan semua keperluan acara dia yang urus, Zia dia hanya diam saja. Orang tua Zia datang sehari sebelum acara.
"Ibu kagum sama mertua kamu dia sangat bersemangat untuk acara ini" ucap ibunya Zia saat melihat besannya sibuk.
"Ya mungkin karena mama udah pengen banget punya cucu jadi dia bersemangat" jawab Zia.
"Kamu harus bersyukur punya mertua baik kaya dia" ucap sang ibu mengusap kepala Zia.
"Gak kaya mertua teteh ya? " tanya Zia.
"Kamu ini" tegur sang ibu.
Hari acara pun tiba dan Zia menggunakan baju yang di belikan mamanya Adrian senada dengan baju Adrian.
"Aku tunggu di bawah ya sayang" ucap Adrian setelah dia sudah siap.
Zia pun hanya mengangguk. Setelah selesai Zia keluar dengan memakai gamis yang di belikan mamanya Adrian dan di pun memakai jilbab yang senada membuat Zia terlihat cantik bahkan semua orang yang hadir kagum dan memuji kecantikan Zia. Adrian yang pertama kaki melihat Zia memakai hijab sampai terpana.
"Cantik ya kak" ucap Shayan sambil mencolek sang kakak.
"Apa karena kita baru lihat dia pakai hijab kali ya jadi terlihat cantik banget" ucap Kevin yang hadir bersama sang istri Tantri.
"Lah lo aja yang baru sadar kalau Zia lebih cantik dari Tantri" balas Adrian membuat Kevin memukul tangan Adrian.
"Enak aja" ucap Kevin dan Adrian tertawa dengan puas.
Karena Zia sudah turun jadi acara pun di mulai dan semua orang mengikuti dengan khusu. Setelah acara pengajian selesai semua orang di persilahkan untuk menikmati hidangan, sedangkan Zia dia lebih memilih ngobrol dengan Tantri karena sejak kembali ke kota baru hari ini mereka bertemu lagi.
"Gimana masalah dengan orang tuanya bang Kevin? " tanya Zia pada Tantri.
"Udah selesai dan mungkin bukan depan mereka akan datang ke rumah untuk membicarakan resepsi pernikahan kita" jawab Tantri.
"Aku ikut senang karena akhirnya kamu dapat restu juga dari orang tuanya Kevin setelah drama yang panjang" ucap Zia dengan tersenyum senang.
"Padahal orang tuanya bang Kevin sudah ada rencana menemui ku saat tau aku cerai lagi dengan anaknya pak lurah namun karena ada masalah di perusahaan jadi mereka mengundur rencana itu" cerita Tantri.
"Kok bisa? " tanya Zia.
"Mereka gak tega lihat bang Kevin hampir setiap hari gak ada semangat untuk hidup karena dia hampir depresi karena aku tinggal nikah" jawab Tantri.
"Aku gak tau lo, karena Adrian gak pernah cerita juga masalah Kevin" ucap Zia.
"Dia takut kamu cerita sama aku jadi dia gak cerita sama kamu" balas Tantri.
Namun tiba-tiba Adrian menghampiri Zia dan Tantri.
"Sayang makan dulu" ucap Adrian sambil membawa makanan.
Zia langsung membuka mulutnya minta di suapi oleh Adrian membuat Tantri menggelengkan kepala.
"Lah jangan sok pamer keromantisan" tegur Kevin yang tiba-tiba muncul.
"Dih siapa yang pamer coba" jawab Adrian namun berbeda dengan Zia dia langsung pergi menuju dapur dan di langsung memuntahkan makanan yang barusan masuk ke mulutnya.
"Aduh neng kenapa? " tanya asisten rumah yang ada di dapur.
Adrian pun langsung mengejar dengan wajahnya khawatir.
"Sayang kenapa? " tanya Adrian setelah Zia duduk dan minum.
"Biasa den kalau orang lagi hamil suka gitu" jawab sang asisten rumah.
"Terus sekarang kamu mau makan apa? " tanya Adrian sambil jongkok.
"Ambilkan jeruk saja a" jawab Zia dan Adrian langsung bangkit dan mengambil jeruk.
Tantri dia menghampiri Zia dan berdiri di samping Zia.
"Apa hampir setiap hari kamu seperti ini? " tanya Tantri yang merasa iba dengan kondisi Zia.
"Pagi atau malam pasti gini gak bisa masuk makanan sedikit aja" jawab Zia.
"Tapi kok badan kamu gemuk ya gak kurus" ujar Tantri dan langsung mendapat pukulan dari Zia.
"Ya kan aku lagi hamil walau gak makan tapi vitamin tetap masuk" ucap Zia kesal.
"Makanya cepat nyusul biar ngerasain" lanjut Zia.
"Masih proses" jawab Tantri membuat asisten rumah yang ada di antara mereka tersenyum.
Tak lama Adrian datang dengan membawa sepiring jeruk yang sudah di kupas dan Zia tinggal makan aja. Tantri pun pamit pulang karena sudah malam. Setelah semua para tamu pulang Zia dan Adrian masuk kamar Zia langsung rebahan karena dia merasa lelah dan ingin cepat-cepat tidur. Namun Adrian menyuruh Zia untuk mencuci muka dan ganti baju karena gak mungkin dia tidur dengan keadaan seperti itu. Zia pun bangun dan masuk ke kamar mandi menuruti perintah Adrian.
Paginya seperti biasa Zia tidak langsung bangun dan ikut sarapan karena percuma dia sarapan karena makanan gak ada yang masuk sama sekali. Zia turun saat tau jika orang tuanya akan pulang karena mereka tidak mungkin lama-lama di rumah Adrian karena harus mengurus ternak dan kebun.
"Zia masih kangen bu" ucap Zia dengan manja di pula kan sang ibu.
"Ibu juga sama tapi mau gimana lagi ibu gak bisa lama-lama disini karena banyak yang harus di urus di rumah" balas sang ibu.
Zia pun memasang wajah cemberut karena sedih.
"Ibu pesan sama kamu agar nurut sama mertua kamu jangan ngeyel apa lagi ibu gak di samping kamu" pesan sang ibu.
Zia pun mengangguk dengan wajah sedih. Sang ibu melihat ke arah Adrian lalu berkata "ibu titip Zia, jika Zia salah tegur dia tapi ibu mohon jangan pernah kasar pada Zia".
" Iya bu"jawab Adrian.
Lalu sang bapak juga memeluk Zia padahal selama ini Zia sangat jarang di peluk sang bapak.
"Bapak tenang karena kamu mendapatkan suami dan keluarga yang menyayangimu"ucap sang bapak membuat Zia meneteskan air matanya.
"Bapak titip Zia sayangi dia seperti bapak menyayangi dia" pesan sang bapak pada Adrian dan Adrian pun mengangguk lalu memeluk bapak mertuanya itu.
Setelah berpamitan mereka langsung pergi dan Zia entah kenapa meneteskan air mata saat kedua orang tuanya pulang. Namun saat sore hari Zia mendapat kabar jika mobil yang di tumpangi kedua orang tuanya mengalami kecelakaan membuat Zia kaget dan menangis histeris.
Adrian dia langsung mencari informasi tentang kecelakaan itu namun saat mendapatkan kabar jika kedua mertuanya meninggal dunia dalam kecelakaan itu.
Adrian bingung harus memberitahu Zia bagaimana dia hanya menghubungi kedua orang tuanya untuk membawa Zia ke rumah orang tua Zia namun jangan memberitahu Zia jika mereka sudah meninggal. Adrian di temani Ali untuk mengurus semuanya di rumah sakit sedangkan di rumah di bantu oleh orang tuanya Amanda.