Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 25. Menginap
Pemilik Hati (25)
" Mas ...."
" Jangan pakai apapun.." David menyeringai.
" Eh ..."
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Rencana hanya tinggal rencana. Mana mau David kembali bersolo karir sementara ada yang bisa di ajak duet.
Akhirnya, tidak ada istirahat malam itu karena David kembali meminta haknya.
Sebagai istri penurut, Syifa hanya menerima tanpa memberikan penolakan sedikitpun.
Jika dulu ia melakukan berbagai cara hanya agar suaminya menyentuhnya, bukankah kini ia tak perlu bekerja keras lagi? Karena itu, Syifa menikmati saja alur yang ada.
Ia ingin suaminya bergantung padanya. Hanya melihatnya seorang jika sedang menginginkan sesuatu yang bisa saja di dapatkan dari wanita lain di luar sana. Karena itu, ia ingin agar suaminya puas dengannya tanpa melirik yang lain.
" Sayang, sudah mau subuh. Ayo bangun," David menciumi wajah Syifa dengan gemas.
Kebahagiaannya seolah tak ada habisnya. Benar kata orang, kalau jodoh takkan kemana.
" Hmmm." Syifa hanya melakukan sedikit pergerakan lalu kembali menyusupkan kepalanya ke dada bidang sang suami. Posisi ternyamannya saat ini.
" Sayang, kalau kamu terus menggodaku, aku bisa mengulang adegan semalam,"
Seketika itu juga mata Syifa terbuka. Mengulang katanya? Tubuhnya saja masih terasa remuk.
Syifa memukul pelan dada suaminya.
" Kalau terus di kerjai, bagaimana aku bisa mengajar hari ini," kesal Syifa.
Bukan ingin menjadi istri durhaka karena menolak keinginan suami. Tapi, tidak bisakah suaminya ini melihat kondisinya sekarang. Sudah setidak berdaya begini i masih ingin melanjutkan yang semalam.
Perutnya saja bahkan kini sudah terasa lapar.
David hanya terkekeh dan menarik tangan Syifa untuk ia ciumi.
" Aku hanya bercanda." David beranjak menyingkap selimutnya.
" Lagi pula hari ini kamu tak perlu mengajar.
" Mas, aku belum izin."
" Untuk apa? Apa kamu lupa suamimu ini kepala sekolahnya,"
AhH, benar juga. Bagaimana bisa aku lupa.
David mengambil bathrobe untuk di berikan kepada Syifa. Jangan sampai ia melihat tubuh istrinya yang akan membuat bagian lainnya kembali bangun.
Sementara ia sendiri memang sudah memakai celana pendeknya.
" Kita mandi sendiri atau...,"
" Sendiri,"
Syifa masih malu jika harus melihat tubuh po_los sang suami.
David tak memaksa. Mereka pun mandi secara bergiliran.
Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah, Syifa langsung berniat turun ke dapur.
" Kamu mau kemana?," tanya David saat melihat Syifa sudah memakai pakaian lengkap dengan menutup auratnya.
"Ke dapur."
" Kamu tidak usah sibuk ke dapur. Sudah ada Mama dan pelayan yang akan menyiapkan sarapan." jelas David yang masih ingin memanfaatkan waktu berdua untuk bermanja-manja dengan istrinya.
" Mama?," Syifa terkejut karena ibu dari David yang notabene adalah Nyonya disana langsung turun langsung masalah dapur.
" Hmm. Mama tidak akan membiarkan hanya pelayan yang memasak."
" Apalagi kalau begitu, aku malah tambah malu kalau tidak membantu, Mas. "
Tak ingin jika mertuanya menganggap ia bermalas-malasan.
" Mama akan memaklumi kita. Kita pengantin baru,"
" Aku mau bantu Mama saja, Mas."
" Kamu yakin kamu sudah lebih baik. Tidak terasa sakit di sana?," David menggunakan dagunya untuk menunjuk bagian yang di maksud.
Wajah Syifa memerah.
" Sedikit."
" Baiklah. Ayo!," David merengkuh pinggang Syifa mengajaknya keluar.
" Mas mau kemana?,"
" Menemani kamu. Apa lagi?,"
" Tapi,..."
" Mau aku izinkan, atau kita kembali saja ke kasur. Tidur di bawah selimut yang sama. Ini masih terlalu pagi juga."
" Baiklah." Syifa pasrah saja.
Saat keduanya berjalan ke dapur, para pelayan sudah mulai tampak sibuk.
" Kalian sudah bangun. Kenapa sudah ke dapur sepagi ini?," tanya Flower terkejut. Bahkan ia melihat anak laki-lakinya yang paling enggan ke dapur juga ada disana.
" Aku menemani istriku,"
Flower tertawa. " Posesif. Ke dapur saja di ikuti,"
" Daripada di kamar sendiri. Mending lihatin istri aku masak di dapur," jawab David sesekali menguap.
Flower menggelengkan kepalanya. Ia merasa Syifa memang pawangnya David. Anaknya yang enggan bangun sepagi ini saja bisa ada di dapur. Melakukan dua hal yang tidak di sukai dalam satu waktu.
" Mau masak apa, Ma?," tanya Syifa.
" Lontong kari ayam," jawab Flower sambil memakai celemknya.
Syifa terkejut. Ia tak menyangka orang kaya sarapan paginya tidak seperti yang ia sangka.
Flower tersenyum. " Kami biasa makan khas Nusantara. Bukan seperti mereka yang cukup dengan roti saja." tambah Flower yang melihat keterkejutan Syifa
" Kakek David, dari kecil sudah terbiasa makan makanan berat untuk sarapan. Beliau memang merintis semua dari nol. Dari tidak punya apa-apa sampai kini memiliki banyak harta.
Karena itu, kamu tak pernah memandang seseorang dari pangkat, harta dan kedudukannya. Bahkan kalu kamu mau tahu, ibu juga hanya seorang pelayan toko hingga akhirnya ayahnya David menikahi ibu melarang ibu bekerja lagi,"
Syifa menganggukkan kepalanya.
" Perhiasan kemarin, tolong simpan baik-baik. Itu pemberian ibu mertua yang tidak lain adalah almarhumah neneknya David yang di berikan pada Mama. Kini, Mama berikan padamu. " Flower tersenyum.
Setelah sedikit berbincang dengan Syifa kemarin, ia bisa sedikit menebak seperti apa Syifa.
Bersyukur David menemukan istri yang tepat. Janda? Tak masalah selama anaknya bahagia.
Di meja makan David hanya menyandarkan kepalanya ke atas meja. Ia tersenyum melihat keakraban ibu dan istrinya sampai akhirnya David benar-benar tertidur.
" Semalam begadang ya?," tanya Alya yang sudah ikut meramaikan dapur.
Ia datang sesaat setelah David memejamkan matanya.
" Ish..." Syifa malu jika di tanya hal seperti itu. Walau tidak terlalu vul_gar, tetap saja memalukan.
" Terimakasih sudah mau menikah dengan David. Mama awalnya khawatir dia akan mendapatkan perempuan tidak benar."
Mengingat pergaulan David, Flower sempat khawatir.
" Aku justru yang harusnya berterima kasih. Mama dan semuanya mau menerimaku dengan statusku..."
" Jangan mengungkit status. Kini kamu sudah menjadi seorang istri lagi. Istri dari David Adiyaksa Prayoga."
Syifa mengangguk dan tersenyum.
Alya ikut bahagia karena sahabatnya mendapatkan ibu mertua yang baik hati. Entah dengan dirinya. Apakah ibu mertuanya masih sama atau sudah berubah ia tak tahu.
" Kamu juga adalah menantuku. Daniel sudah seperti anakku sendiri," Flower merangkul pundak Alya. Ia paham apa yang di rasakan Alya.
" Terimakasih, Tan." Mata Alya berkaca-kaca.
...******...
Menjelang sore, Syifa dan David mengunjungi Bu Laila. Disana mereka disambut dengan sikap cita.
Tidak ada Farhan, ia belum sampai masih adalan perjalanan pulang.
Syifa akhirnya menceritakan semuanya. Alasannya bisa menikah dengan David. Laila merasa bersyukur niat buruk Andra tidak terlaksana.
"Tolong jaga putri Mama. Walaupun dia bukan anak kandung Mama, tapi dia sangat berarti," mata Laila berkaca-kaca. Tak pernah menyangka akan menyaksikan Syifa yang sudah bersuamikan orang lain.
" Iya. Mama bisa memegang janjiku." Jawab David tersenyum. Memanggil Laila dengan sebutan Mama seperti yang di minta.
" Kalian akan menginap?,"
Syifa diam. Ia tak berani menjawab. Apalagi disana ada Farhan.
" Tentu. Kenapa tidak?," jawaban tak terduga itu terucap dari bibir David. Syifa pikir David akan menolak karena ia tahu Farhan tinggal disana.
" Mas tidak apa-apa. Yakin?," tanya Syifa memastikan saat Laila pergi ke kamar untuk memanggil cucunya karena sudah waktunya makan malam.
" Kenapa? Kamu tidak nyaman karena seatap dengan mantan suamimu?,"
" Bukan. Aku hanya khawatir mas yang tidak nyaman. "
David tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa kamu sudah ada yang punya."
" Kenapa?,"
" Assalamu'alaikum. Syifa kamu disini?," tanya Farhan terkejut melihat Syifa. " Dia siapa?," tanyanya lagi saat melihat David duduk di sebelahnya dengan tangan mereka yang saling bertautan.
Sepasang suami istri itu menghentikan pembicaraan meredam melihat ke sumber suara.
" Wa'alaikumussalam. Mas Farhan sudah pulang?,"
David merasa tak suka saat mendengar istrinya memanggil Farhan dengan sebutan Mas juga.
" Kenalkan, ini Mas David. Suamiku."jawab Syifa.
" Suami? Kamu sudah menikah?,"
" Ya, aku sudah menikah,"
Apa aku sudah tak punya kesempatan kembali padamu? Batin Farhan.
Kamu memang tak punya kesempatan lagi. Syifa sudah jadi milikku. Batin David bangga seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran Farhan.
" Mereka akan menginap malam ini disini." jelas Laila yang baru kembali ke dapur bersama dengan cucunya.
" Menginap?," tanyanya terkejut.
TBC
👍❤❤❤
favorit
👍❤