TERPAKSA MENIKAHI PRIA DEPRESI

Untung saja suaminya yang setengah ons itu tidak memintanya untuk di mandikan. Jadi pagi ini bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Dan mereka berdua kini turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.

Rayan berjalan dengan memegang tangan Nara, karena di mata Rayan Nara adalah Keysa. "Sebenarnya aku ingin sekali memukul kepalanya yang selalu memanggilku Keysa, untung saja aku takut pada orang gila mengamuk kalau tidak sudah aku hantam kepalanya dari tadi" gumam Nara dalam hati.

"Pagi mah pah... " sapa Nara

"Pagi Nara...." sapa kembali tuan Sanjaya

"Nara...." ucap Rayan mengernyitikan keningnya.

"Iya, Nara.... " jelas mamahnya nyonya Delia

"Bukan dia Keysa..." terang Rayan, tuan Sanjaya dan nyonya Delia tidak suka mendengar nama gadis itu di sebut.

"Ya sudah, duduklah kita sarapan" ucap nyonya Delia tersenyum.

Mereka pun kini sarapan dengan tenang, sunyi senyap sangat berbeda dengan keadaan di keluarga Nara dulu yang selalu ramai gara-gara satu telur dibagi tiga yang kadang ukurannya tidak sama jika di potong. Ya hanya dibagi tiga karena Nara tidak termasuk dalam bagian itu. Dan lihatlah sekarang Nara, dia bahkan sarapan dengan menu yang sangat istimewa. Nara syukuri keadaannya yang sekarang jauhl lebih baik dari sebelumnya.

"Tidak apa-apa menikah dengan orang gila, yang penting aku bisa makan enak. Aduuuhh ya ampun otakku semakin geser saja sekarang, lagi pula suamiku ini tampan kan.... walau pun letak otaknya tidak pada tempatnya. Untuk sekarang itu tidak masalah" gumam Nara dalam hati.

Setelah sarapan selesai tuan Sanjaya mengungkapkan keberangkatannya dengan nyonya Delia untuk pergi ke luar negeri, karena ada sedikit masalah perusahaannya di sana. Nara tentu saja terkejut mendengarnya.

"Nak kami percaya padamu, kami percayakan Rayan padamu ya.... " ucap nyonya Delia sambil memegang tangan Nara.

"T-tapi.... " Nara ragu jika ia bisa menjaga suaminya yang ya begitulah...

"Kau akan di bantu oleh pak Sam.... " ucap tuan Sanjaya

"Jangan lupakan aku.... " ucap seorang pria tampan yang tiba-tiba ada di sana.

"Reyhan.... " ucap nyonya Delia

"Iya tante...."

"Oh ya, Nara kenalkan ini Reyhan sepupu Rayan" ucap tuan Sanjaya.Pria tampan yang bernama Reyhan itu tersenyum dan megulurkan tangan pada Nara. Nara pun mengulurkan tangan pada Nara.

"Jangan menyentuhnya dan dia bukan Nara dia Keysa ... " ucap Rayan memandang Reyhan tidak suka.

"Oke...oke ... aku tidak akan menyentuhnya " ucap Reyhan sambil mengangkat kedua tangannya ke atas sambil tersenyum dan menjaga jarak dari Nara, Reyhan memilih tempat duduk yang tidak berdekatan dengan Rayan dan Nara, namun ia memilih tempat duduk yang bersebrangan dengan Nara.

"Si bodoh ini masih saja mengingat nama perempuan murah*n itu" gumam Reyhan yang terdengar ke telinga tuan Sanjaya dan nyonya Delia.

"Entah lah Reyhan, dan kini ia menumpahkan rindunya pada istrinya Nara... " gumam nyonya Delia takut Rayan mendengar semuanya.

"Yang satu namanya Rayan yang satu lagi namanya Reyhan, nama mereka mirip sekali apa otaknya juga mirip ya" gumam Nara dalam hati sambil tersenyum-senyum. Reyhan melihat Nara dengan tersenyum penuh arti.

"Gadis baik dan juga unik.... " gumam Reyhan dalam hati.

*

*

*

Setelah berpamitan kepada mereka tuan Sanjaya dan nyonya Delia pun pergi meninggalkan rumah. Kini di rumah itu hanya ada Nara, Rayan dan juga Reyhan serta pak Sam yang setia di belakang Rayan. Yang selalu siap siaga jika terjadi sesuatu kepada Rayan.

"Aku mengantuk... " ucap Rayan.

"Ngantuk ....?" tanya Nara.

"Tuan muda barusan habis meminum obatnya nona, jadi tuan muda merasa mengantuk" jelas pak Sam.

"Baiklah ayo aku antar kau tidur " ucap Nara, tanpa berbicara Rayan pun mengikuti Nara yang menggandengnya ke atas menuju kamarnya.

"Aku ingin berbicara denganmu nanti... " ucap Reyhan pada Nara, dan Nara hanya mengangguk saja.

Setelah sampai di kamar, Nara langsung membaringkan Rayan ke tempat tidur dan menyelinutinya.

"Tidurlah... " ucap Nara

"Peluk...."

"Aduuhh kenapa dia minta peluk sihh..." gumam Nara

"Peluk.... " ucapnya lagi sambil memandang Nara.

"Ehh... iya...iya aku peluk" Nara pun naik ke tempat tidur dan memeluk Rayan. Rayan pun langsung mendekap Nara dan mulai memejamkan matanya.

"Untung saja hanya minta peluk, tidak minta susu " gumam Nara sambil cekikikan.

"Astaga, aku benar-benar sudah gila sekarang " ucap Nara.

*

*

*

Saweran like nya di tunggu ya biar mimin semangat update 😚😚😚