hai ini karya baruku guys. aku pemula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon upilBTS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
He obses!!.
Petenhouse maximilian.
Malam telah larut tetapi amarah maximilian belum mereda. didalam ruang kerjanya yang megah, pria itu berdiri dengan rahang mengeras menatap peta dunia yang terbentang di hadapanya. tanganya mengepal di sisi meja marmer hitam, matanyayang tajam menelusuri beberapa titik yang di tandai oleh anak buahnya, sudah satu minggu berlalu dan ahzel belum di temukan.
Bagai di telan bumi, tidakada jejak, tidak ada saksi, tidak ada rekaman yang menunjukan wanita itu pergi.
Max menggeram pelan, matanya memincing tajam, ia bukan pria yang mudah kehilangan kendali, tetapi kali ini kesabaranya nyaris habis.
dengan satu gerakan cepat ia meraih ponselnya , dan menekan nomor seseorang.
"Lukas! suaranya dalam berbahaya " apa yang kau dapat? ".
Di sebrang sana suara lukas terdengar sama seriusnya " tidak banyak jejak berhenti di bandara, tidak ada penerbangan atas namanya atau siapapun yang terkait denganya.
Max mendecakan lidah"kau pikur aku perduli dengan catatan resmi? seseorang pasti membantu menyembunyikannya".
Hening sesaat, lalu lukas berbicara dengan suara hati hati"kami memeriksa semua kamera pengawas mencoba menelusuri wajah dan gerak-gerik yang cocok tetapi tidak ada satupun yang muncul, ini seperti...... nyonya menghilang tanpa meninggalkan jejak maupun petunjuk Mr."
Max memejamkan matanya sejenak menahan gejolak amarah yang mendidih di dadanya, tidak ini bukan sekedar kebetulan.
Ia mengambil nafas panjang, lalu menoleh ke arah anak buahnya yang berdiri tegap di dalam ruangan, dengansatu isyarat mereka segera merapat.
"Kita perlu pendekatan lain".suaranya dingin terkontrol, " sebarkan orang-orang kita di seluruh Eropa dan amerika periksa jaringan pasar gelap cari tahu apakah ada transaksi mencurigakan melibatkan wanita yang cocok dengan ciri-cirinya."
Salah satu anak buahnya mengangguk tegas"kami akan melacak setiap rumah lelang dan pertemuan bawah tanah."
Max menyandarka tubuhnya ke kursi, jemarinya mengetuk pelan permukaan meja, matanya yang tajam penuh perhitungan, ia tahu ahzel tak sembarangan meninggalkan jejak.
tetapi tak ada yang bisa bersembunyi selamanya.
Dan ketika ia menemukanya wanita itu akan membayar mahal atas apa yang di lakukannya.
Max menuangkan sampanye ke dalam gelasnya lalu menyesapnya ia meminum banyak sampanye, dan kepalanya dipenuhi oleh ahzel.
Wanita itu adalah racun yang ia biarkan menyesap ke dalam darahnya, setiap helaan nafas mengingatkanya pada sentuhan ahzel, wanitayang selalu menggodanya. ia benci merindukan tetapi tubuhnya menginginkan lebih.
Bayangan tentang begitu nyata kulut lembut bibir menggoda tatapan menantang dan suara desahanya yang.... ah fuck.
Bayangan gila menyergapnya, menjebaknya dalam kenangan yang membakar.
ia menghembuskan nafas kasar.
darling cepatlah kembali . .... atau aku sendiri yang akan menyeratmu pulang dan menghukummu.
**********
Lampu-lampu neon terlihat berpendar dalam warna merah biru, berpadu dengan suara music yang menggema di setiap sudut ruangan. di tengah lautan manusia yang menari seorang pria melangkah masuk dengan aura gelap yang menelan cahaya di sekitarnya.
Maximilian wolf.
Dengan setelan hitam sempurna, sorot mata taj mata mengeras, seperti binatang buas yang baru saja mencabik mangsanya dan belum puas, iaberjalan melewati kerumunan, tidak perduli dengan tatapan para wanita yang birahi dan menginginkanya ataupun pria pria yang takut padanya.
Malam ini ia datang untuk menenangkan pikiran, tetapi dunia tidak pernah memberinya kedamaian.
Dari sudut matanya, ia menangkap sesuatu yang tidak beres. gerakan mencurigakan orang-orang yang seharusnya tidak disini.
Sial.
sepertinya mereka membuntutinya.
Dor! .
kaca berhemburan, jeritan memenuhi ruangan.music berhenti mendadak saat orang orang panik , berlari mencari perlindungan.
Maximilian tidak bergerak matanya menelisik ke balkon atas, tempat para pria bersenjata menodongkan laras ke arahnya.
"Bunuh dia! ".salah satu dari mereka berteriak.
Max hanya tersenyum miring" coba saja".
dengan kecepatan kilat ia menarik pistol dati balik jasnya. Dor! tembakanya tepat mengenai ptia di balkon membuat tubuhnya jatuh menimpa meja di bawahnya.
tiga pria lainya langsung membalas , max berlari ke samping, berlindung di balik meja marmer bar saat peluru menghujami tempat itu. Gelas-gelas kristal pecah berkeping-keping minuman berhamburan aroma alkohol bercampur dengan mesiu di udara.
ia menghelan nafas setelahnya tersenyum remeh , sangat sedikit.
Dengan gerakan cepat, ia mengangkat tubuhnya sedikit, menembakan peluru berturut turut. Dor! Dor!.
satu pria tersungkur dengan satu peluru di tenggerokannya. yang lain sudah mencoba membalas tetapi max lebih cepat bergerak.
ia melompati meja meraih kepala pria itu dengan satu tangan, lalu menghantamkan wajahnya ke meja, hingga tulang hidungnya remuk. Dor! peluru terakhir menghujami kepalanya.
yang tersisa hanya satu, pria itu gemetar, tanganya memegang pinstol dengan tidak stabil. max melangkah mendekat, langkahnyalamban namun penuh ancaman.
"siapa yang mengirim kalian".suaranya rendah dingin hampir mendesing, seperti pisau yang siap menggorok".
karna ketakutan atau apa pria itu menjawab" Mr kenzo". pria itu mengangkat senjatanya kesalahan terakhirnya.
Dor!
peluru menembus dadanya menghantam jantungnya dengan sempurna. tubuhnya ambruk nyawanya melayang secepat itu.
Hening.
matanya menelusuri kehancuran di sekitarnya lantai lengket oleh darah dan alkohol, orang-orang bersembunyi di sudut-sudut ruangan gemetar ketakutan.
ia menyelipkan kembali pistolnya, lalu melangkah keluar dari club tanpa sepatah katapun
************
Darah merembas ke lantai marmer, mengalir seperti sungai pekat darah, tubuh-tubuh bergelimpungan beberapa bergerak kesakitan.
maximilian berdiri di tengah ruangan, jas hitamnya masih rapi, hanya bercak merah darah di manset kemejanya yang menandakan kegilaan yang baru saja ia mulai.
seorang pria berusaha merangkak, tangannya gemetar matanya penuh takut, max berjalan mendekat, langkah lambat, tanpa tergesa dengan gerakan santai ia menginjak tangan pria itu sampai terdengar suara tulang yang remuk, jetitan memenuhi ruangan.
"Kau pikir bisa bermain-main denganku suaranya datar nyaris tanpa emosi.
pria itu menangis, memohon. max hanya tersenyum tipis sebelum mengangkat pistolnya dan menembakan tempat di mulut pria itu, Dor! tengkoraknya meledak bercak darah dan serpihan otak menghiasi dinding.
di sudut ruangan dua orang mencoba melarikan diri, max mengangkat senjatanya, menembak kaki mereka tanpa melihat Dor! Dor! mereka tersungkur meraung kesakitan, dengan tenang max berjalan mendekati salah satunya menunduk lalu mencengkram rambutnya.
"Apa rasanya mati perlahan? ".bisiknya sebelum merobek tenggorokan pria itu dengan belati darah menyambur mengenai wajahnya tetapi ia tidak berkedip sedikitpun.
Yang tersisa hanya Mr. kenzo.
pria tua itu terduduk di kursinya tubuhnya gemetar keringat mengalir di pelipisnya. ia tahu ajalnya sudah dekat, max mendekat, duduk di meja dengan tenang lalu menatapnya seperti seorang jagal yang mengamati hewan terakhir yang akan ia sembelih.
" kau salah langkah! ".max mengambil pisau dari meja mengamatinya sejenak"dan aku tak suka orang yang mengusikku".
Kenzo membuka mulut, ingin bicara, maxtidak memberi kesempatan, dengan gerakan cepat ia menancapka pisau ke perut pria itu memutar, lalu menariknya perlahan, Kenzo tersedak darah, matanya membelak dalam kesakitan.
Max menatapnya dalam lalu membisikan kata terakhir yang akan ia dengar dengan sebelum ajal menjemput.
"Kau hanya hiburan kecil bagi malamku".
Dengan gerakan cepat ia menyayat leher pria itu hingga hampir putus, darahmuncrat ke mana-mana, mengenai lantai yang di penuhi mayat.
Max menyeka darah di tanganya dengan saput tangan, lalu bangkit berdiri. ia melangkah keluar dari ruangan yang kini kuburan tanpa ekspresi.
baginya ini bukan pembantaian, melainkan hanya hiburan di saat dirinya kehilangan kendali.
Ia mengeluarkan cerutunya lalu menghidupkanya setelahnya ia melempar pemantuk apinya dimana tempat markas kediaman kenzo berada, ia mengeluarkan asap dari mulutnya setelah menyesap cerutunya sembari menyaksikan api yang membabat habis kediaman itu.
Hi gyus, komen dong jangan lupa di like ya ok semangat puasanya, makasih yang masih stay juga bacanya luv luv sekebon bay bay see you💋.