Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan Jhon
Malam itu Samantha berada diruang tamu sedangkan Jhon menemani Edward tidur didalam Kamarnya dan setelah Edward tidur, Jhon segera keluar dari kamar
Dia tersenyum saat melihat Samantha dan segera mendekatinya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Jhon segera duduk disamping Samantha.
Samantha hanya melirik pria itu sekilas tapi kemudian dia kembali melihat beberapa pewarna kuku yang baru saja dia beli.
"Apa Edward sudah tertidur?" tanyanya.
"Yes." jawab Jhon dan entah sejak kapan menidurkan Edward sudah menjadi tugasnya.
Samantha mengambil sebotol pewarna kuku berwarna hitam yang dia letakkan diatas meja karena dia ingin memakainya.
"Warna itu tidak cocok untukmu." celetuk Jhon.
Samantha tidak menggubris perkataan pria itu dan mulai memakai nail protector agar nanti kukunya tidak rusak.
Jhon jadi kesal dan merebut kutek berwarna hitam dari tangannya.
"Kau lebih bagus memakai warna ini." Jhon menyodorkan sebuah pewarna kuku berwarna merah hati yang dia ambil diatas meja pada Samantha.
"Hei, kembalikan." Samantha mulai kesal.
"Tidak! Kau lebih cocok menggunakan warna itu."
"Terserah aku mau pakai warna apa, ini bukan urusanmu!"
"Ayolah, jangan pakai warna hitam. Kau seperti nenek sihir kau tahu?" ujarnya.
"Aku tidak perduli, pokoknya kembalikan."
Samantha ingin meraih pewarna kukunya yang berada ditangan Jhon tapi dengan cepat pria itu memasukkan pewarna kukunya kedalam kantong celananya.
Jhon menyunggingkan bibirnya dan sebuah ide muncul diotaknya.
"Ambil jika kau bisa." ucapnya sedangkan sebuah senyuman menghiasi wajahnya.
Samantha menarik nafasnya dengan berat, apa sih maunya orang ini? Tapi dia tidak akan takut dab dia akan mendapatkan pewarna kuku miliknya apapun caranya.
"Jangan kau pikir aku tidak berani! Akan aku robek celanamu!" katanya kesal.
" Coba saja."tantang Jhon.
Samantha benar-benar kesal, dia segera bangkit berdiri untuk mengambil sebuah gunting tapi ponsel yang dia letakkan diatas meja berbunyi.
Samantha mengurungkan niatnya dan hanya melotot pada Jhon yang tersenyum kearahnya.
Dia segera mengambil ponselnya dan menjawab panggilan yang sedang masuk.
"Halo."
"Oh my honey, akhirnya." terdengar suara ibunya disebrang sana.
"Mommy." Samantha begitu gembira mendengar suara ibunya dan dia kembali duduk diatas sofa.
"Apa kabar mommy and daddy?" tanyanya. Sudah lama tidak mendengar suara ibunya dan dia sangat rindu.
"Kami baik sayang, bagaimana denganmu?" tanya ibunya.
"Aku baik mom, ada apa mencariku?"
"Memangnya mommy tidak boleh mencarimu?! Sudah tiga tahun kamu pergi dan tidak memberi kabar sama sekali, apa kau masih marah dengan daddymu? Atau kau juga marah dengan mommy?" tanya ibunya.
"Maaf mom, aku hanya tidak ingin daddy mengira aku menyerah diluar sini dan aku juga begitu sibuk bekerja sehingga aku tidak punya waktu untuk menghubungi mommy. Apa daddy masih marah padaku, mom?" tanyanya.
Suasana hening sejenak karena ibunya hanya diam disebrang sana tanpa menjawab pertanyaannya.
Jhon melihat kearah Samantha dan meraih tangannya, pria itu mulai memoleskan pewarna kuku dikuku Samantha dengan hati-hati.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Samantha segera menarik tangannya yang dipegang oleh Jhon.
"Aku hanya ingin membantumu memakainya." jawab Jhon dengan santai.
Ana Jackson dapat mendengar pembicaraan putrinya dengan seorang pria, siapa?
"Sam, siapa itu?" tanya ibunya penasaran.
"Bukan siapa-siapa mom."
Samantha meletakkan jari telunjuk dibibirnya supaya Jhon tidak bersuara, jangan sampai ibunya salah paham sedangkan Jhon menyunggingkan bibirnya.
"Lihat, warna ini benar-benar cocok untukmu." Jhon sedikit berteriak. Dia memang sengaja untuk menggoda Samantha.
Mata Samantha terbelalak, entah apa maksud Jhon berteriak seperti itu yang pasti ibunya pasti akan salah paham.
"Sam? Bisa kau beritahu mommy siapa itu?" tanya ibunya lagi.
"Bukan siapa-siapa mom, sungguh." Samantha mulai panik karena dia takut ibunya salah paham.
"Apa itu pacarmu?" tanya ibunya lagi.
"No mom, dia hanya..hanya..hmmm?" Samantha memutar otaknya.
"Hanya apa?" tanya ibunya penasaran.
"Orang gila!" jawab Samantha asal.
"Oh damn! Apa yang aku katakan? Mana mungkin mommy akan mempercayai ucapanku." makinya dalam hati.
Jhon sangat kesal mendengarnya, kenapa harus orang gila? Apa tidak ada alasan yang lainnya?
"Sayang, setelah ini ayo kita segera tidur!" teriaknya karena dia memang sengaja melakukannya untuk membalas Samantha.
Samantha tercengang dan melotot kearah Jhon sedangkan Jhon hanya tersenyum pura-pura tidak bersalah.
"Sam sayang, coba jelaskan pada mommy siapa itu? Apa dia pacarmu?" ibunya kembali bertanya.
"Oh shit, i will kill you." maki Samantha sambil mengancungkan jari tengahnya didepan Jhon.
Senyum Jhon semakin lebar dan dia langsung menangkap tangan Samantha dan menariknya kedalam pelukannya.
"Ini balasan karena telah menendangku!" bisiknya ditelinga Samantha.
Samantha benar-benar kesal pada pria itu, ingin rasanya dia membungkan mulut Jhon tapi dia harus memberi penjelasan pada ibunya dulu.
"No mom, dia hanya temanku." jawabnya.
"Teman? Tapi kenapa dia mengajakmu tidur bersama?" tanya ibu nya curiga.
"Mom, dia cuma bercanda. Aakhh!"
Samantha mengerang karena Jhon menggigit telinganya bahkan pria itu menciumi lehernya dan membuat tanda disana.
"Sam?" ibunya tambah curiga.
"Br*ngsek!" maki Samantha kesel sampai ibunya dapat mendengar makiannya
"Mom, nanti aku akan menghubungimu kembali." ucapnya sambil mengepalkan tangannya.
"Tunggu." ibunya menahan supaya Samantha tidak mematikan ponselnya.
"Dengar Sam, mommy senang jika kamu sudah punya pacar! Dengan begini daddymu tidak akan mencarikan suami lagi untukmu dan tidak akan menjodohkanmu lagi."
Samantha tercengang Mendengar ucapan ibunya.
"Apa daddy masih ingin menjodohkan aku?" tanyanya.
"Yah, begitulah. Tapi kau sudah punya pacar bukan dan ini hal bagus. Aku akan mengatakan pada daddymu dan dia pasti akan menghentikan keinginannya untuk menjodohkanmu."
"Tapi mom?"
"Nanti ajaklah pacarmu untuk menemui kami." pinta ibunya.
Samantha merasa sedih, entah sampai kapan ayahnya akan berhenti menjodohkannya tapi mungkin dengan begini ayahnya akan berhenti menjodohkannya.
"Kalau begitu kau lanjutkan saja kegiatan kalian, mommy tidak akan mengganggu."
"What? mom?"
Sebelum bisa menjelaskan pada Ibunya sambungan telephone itu sudah dimatikan oleh ibunya.
Samantha memejamkan matanya dan menarik nafasnya dan setelah itu, dia melotot kearah Jhon dan langsung melayangkan tinjunya.
Dengan cepat Jhon menangkap tangannya dan menekan tubuhnya sehingga tertidur diatas sofa.
"Hei, aku cuma membantumu, kenapa kau marah?" tanyanya.
"Membantu? Kau membuat ibuku salah paham dan Akan aku bunuh kau kali ini!"
Jhon hanya terkekeh dan mendekankan wajahnya hingga Samantha dapat melihat dengan jelas bola matanya yang hitam legam.
"Ma...mau apa kau?" tanya Samantha.
Dia mulai gugup dan jantungnya mulai berdebar-debar.
"Apa kau tidak tertarik padaku?" Jhon berbisik ditelinganya.
Wajah Samantha memerah karena hebusan nafas Jhon membuat telinganya terasa geli.
"Ti...tidak." Jawabnya.
Nafasnya mulai berat dan dia dapat merasakan aroma tubuh Jhon yang begitu maskulin.
Jhon mengangkat kepalanya dan menatap matanya.
"Benar?" tanyanya.
Pria itu kembali mendekatkan wajahnya dan menatap mata Samantha dalam-dalam.
Samantha tidak mampu bergerak karena dia mulai terbius oleh tatapan tajam pria itu.
Wajah Jhon semakin mendekat dan tercium aroma mint dari nafasnya sedangkan tangan Jhon mulai mengangkat dagu Samantha dan pada saat itu tanpa Samantha sadari, dia mulai menutup matanya sedangkan Jhon hanya tersenyum, sepertinya akan ada hal menyenangkan malam ini.
not i'm promise