seorang istri yang bersabar selama dua tahun menunggu suaminya berubah tapi malah berulah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatimah Afath ( arasimah ), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lamaran diterima
Pak Parman bertanya," Maaf saya mau tanya. ada perlu apa ya nak Raka dan bu Hamidah ke sini dan membawa begitu banyak bingkisan."
Karena pak Parman sangat penasaran dengan maksud kedatangannya. Ke rumahnya Parman pada malam - malam begini
" Maaf sebelumnya saya datang ke sini telah menganggu waktu istirahatnya pak Parman dan Bu Surti. Niat kami datang ke sini karena ingin melamar Santi menjadi istri Saya." Raka menjelaskan maksud kedatangannya.
Pak Parman dan bu Surti masih merasa terkejut walau sudah mendapatkan gambaran sebelumnya. Namun saat raka mengucapkannya secara langsung tetap membuat semua terkejut termasuk pak Parman dan Bu Surti.
" Maaf sebelumnya soal itu bukan keputusan kami. Nanti kami panggilkan Santi terlebih dahulu." Jawab Pak Parman.
Surti pun berjalan meninggalkan ruang tamu mencari Santi di ruang dapur. Santi sedang duduk melamun sehingga tidak mendengar ucapan Raka tadi. Bu Surti melihat Santi yang sedang melamun lalu menghampirinya.
Bu Surti menepuk pundak Santi yang sedang melamun. " Neng lagi mikirin apa ?." Tanya Bu Surti.
" Tidak sedang mikir apa - apa kok bu." jawab Santi.
" Itu di panggil Bapak di depan ga enak ada tamu kok di sini." ajak Bu Surti.
" Iya bu, saya ke depan. " jawab Santi.
Bu Surti dan Santi ke depan bersama, Santi duduk dikursi single yang tidak ditempati oleh yang lain. Setelah Santi dan Surti duduk Parman menjelaskan maksud kedatangan bu Hamidah dan Raka.
" Ini loh neng, maksud Bu Hamidah dan Raka datang untuk melamar kamu. Bagaimana jawaban kamu ?." jelas Pak Parman.
Santi yang mendengarnya langsung merasa kaget dan terkejut secara bersamaan. Karena setahu Santi sudah menolak lamaran Raka beberapa minggu lalu. Namun bu Hamidah mengucapkan jika Raka akan melamar pujaan hatinya.
" Maaf sebelumnya Santi, saya telah melamar kamu saat kita hanya berdua saja. Namun kali ini saya akan membuktikan jika Saya tidak sedang bermain - main dengan lamaran kemarin ke kamu." Raka menjelaskan niatnya.
Santi masih bengong dan mencerna setiap kata - kata Yang keluar dari mulut Raka. Jadi orang yang mau dilamar itu adalah saya fikir dalam hati Santi. Tapi Santi merasa tidak pantas mendapatkan lamaran dari Raka.
Karena status Santi yang hanya seorang janda. Apalagi Santi adalah seorang pembantu di rumahnya yang semakin membuat Santi merasa minder.
Pak Parman menyerahkan semua keputusan kepada Santi. Sedangkan Surti hanya ingin yang terbaik untuk Santi.
Bu Hamidah pun berkata," Maaf sebelumnya Santi, Saya tidak memberitahukan kepada kamu jika kami ingin melamar kamu menjadi istri Raka. Saya berharap kamu dapat mempertimbangkannya kembali."
Santi langsung menjawab," Tapi bu, saya merasa tidak pantas untuk mas Raka. Mas Raka berhak mendapatkan yang terbaik untuk mas Raka."
Pak Parman yang mendengar penolakan Santi pun hanya bisa pasrah saja. Soalnya nanti yang akan menjalani biduk tumah tangga adalah Santi sendiri. Walau dalam hati Parman berharap jika Santi dapat bersanding dengan Raka yang menurut Parman adalah anak yang baik, tidak pernah neko- neko.
Raka yang mendengar penolakan Santi sekali lagi mencoba meyakinkan Santi lagi. Dengan berkata," Saya tidak melihat kamu sebagai seorang janda, saya melihat kamu adalah seorang wanita yang baik."
Raka juga berkata," Saya benar - benar ingin menjalani biduk Rumah tangga bersama kamu,serta menjalani kebaikan dalam rumah tangga bersama sampai tua nanti."
Santi pun merasa bimbang dengan semua ini. Santi masih merasa belum yakin bahwa Santi pantas untuk bersanding dengan Raka. Raka berkata," Sebelum Saya melamar kamu saya sudah menjalani sholat istikharah terlebih dahulu. Selama tujuh hari saya sholat istikarah dan jawabanya tetap wajah kamu yang saya lihat."
" Hanya nama kamu yang selalu keluar dalam setiap doa dan bayangan sholat saya. Saya berharap kamu dapat membuka lembaran baru bersama saya nantinya." jelas Raka lagi mengatakan yang sebenarnya.
Santi menjelaskan jika nanti dalam berumah tangga Santi tidak dapat memberikan keturunan bagaimana?.
Raka menjawab " jika kamu suatu saat nanti tidak dapat memberikan keturunan maka Raka akan bersedia berobat terlebih dahulu dan melakukan ikhtiar. Jika memang benar Santi tidak dapat memberikan keturunan maka Raka insyaallah pasrah berarti itu kehendak Allah. Raka akan menerima Santi apa adanya."
Karena pengharapan besar dari Raka maka Santi pun merasa luluh dengan mendengar kata - kata Raka. Santi pun mau mencoba berkeluarga dengan Raka.
" Bismilah saya menerima lamaran mas Raka." jawab Santi mantap tapi masih merasa takut.
Semua mengucapkan syukur hamdalah " alhamdulilah" lamaran Raka diterima.semua merasa senang.