Cinta Dan Ilmu Hitam

Di kantor, Joo Han sedang duduk terdiam dan memandangi sebungkus roti pemberian Lee Ya. sesekali ia tersenyum dengan pikirannya. Dan di waktu yang sama, Teyong baru saja tiba. Ia bertanya-tanya mengenai Joo Han yang tidak ia temui tadi pagi di bus.

"Maaf, apa Joo Han hari ini tidak masuk bekerja?" tanya Teyong kepada salah satu pegawai.

"Tadi aku melihatnya masuk di dalam ruangan kerjanya" jawab pegawai. Kemudian Teyong bergegas memeriksa ruangan Joo Han untuk memastikan keberadaan Joo Han.

"Hey, Ku kira kau tidak masuk kerja hari ini. Aku tidak melihatmu tadi di dalam bus. Apa kau mengambil bus pertama?" tanya Teyong. Namun Joo Han tidak menjawab pertanyaan Teyong. Ia sibuk duduk terdiam sambil memandangi benda yang ada di atas meja. Teyong yang merasa heran pun memastikan sikap Joo Han. Ia pun menatap wajah Joo Han dan kemudian melihat benda di atas meja tersebut.

"Apa kau sedang memandangi sebungkus roti ini?" tanya Teyong memastikan. Namun Joo Han hanya mengabaikannya lagi. ia pun berdiri dari tempat duduknya.

"Wah! wanita tadi" ucap Joo Han sambil tersenyum malu.

"Apa? ada apa?. Wanita tadi siapa?" tanya Teyong yang semakin penasaran.

"Tunggu, Dia tadi mendengar suara perutku tapi tidak mendengar semua ucapanku?" tanya Joo Han pada dirinya sendiri.

"Aargh! kau ini kenapa sih?" jawab Teyong dengan kesal.

"Tidak, tidak ada apa-apa" ucap Joo Han yang mencoba untuk menyembunyikan sesuatu kepada Teyong. tiba-tiba terdengar suara perut Teyong yang berbunyi sehingga membuat Joo Han melirik kepada perut Teyong. Teyong yang menyadari perutnya hanya tersenyum kecil kepada Joo Han kemudian ia melirik kecil kepada sebungkus roti di atas meja dan mencoba perlahan-lahan mengambil roti tersebut. Namun Joo Han yang menyadari sikap Teyong segera meraih roti tersebut.

"Wah! apa roti itu sangat istimewa? Kau akan menjadikan itu sebagai pajangan begitu?" tanya Teyong dengan sedikit kesal.

"Ini milikku!" tegas Joo Han sembari memegang roti.

"Roti seperti itu banyak di warung, aku bisa menggantikan itu" ucap Teyong.

"Tidak! Kalau begitu pergilah turun beli di warung, kenapa harus mengambil yang ini?" jawab Joo Han.

"Ah baiklah baiklah" ucap Teyong. Dalam suasana yang tenang, tiba-tiba Teyong mencoba untuk merampas roti tersebut dari tangan Joo Han. Namun Joo Han segera menepis tindakan Teyong dengan cepat ia memakan roti tersebut.

"Hey, Hey berikan aku sepotong itu saja. Aku ingin mencicipinya" ucap Teyong sambil mencoba meraih sepotong roti di tangan Joo Han. Dan Joo Han hanya menggeleng dan segera menghabiskan roti tersebut hingga tak bersisa.

"Aishh.. Kau benar-benar pelit. Hey jangan lupa kau punya utang padaku 2x lipat" ucap Teyong dengan sedikit kesal. Dan Joo Han hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu Teyong beranjak keluar dari ruangan Joo Han menuju kursinya.

Disisi lain, Lee Ya dan Do-Ri baru saja keluar dari perpustakaan umum. Setibanya mereka di kampus, orang-orang di sekitar mereka memandangi mereka dengan aneh dan ketakutan. Namun Do-Ri hanya mengabaikan itu, Ia menganggap hal itu sudah biasa terjadi ketika ia sedang bersama Lee Ya. Tiba-tiba mereka tak sengaja bertemu dengan Soo Ram dan teman-temannya. Tentu saja hal itu membuat Do-Ri merasa khawatir kepada Lee Ya, ia pun menatap Soo Ram dan teman-temannya tersebut dengan tatapan kesal. Namun Soo Ram hanya terus berjalan melewati keduanya tanpa melakukan tindakan aneh apapun.

"Apa-apaan dia, tidak seperti biasanya" ucap Do-Ri yang merasa heran kepada Soo Ram. Di waktu yang sama, tiba-tiba Do-Ri teringat sesuatu kepada Lee Ya.

"Ah benar! Kemarin kamu pulang jam berapa? Kamu langsung balik di kost kan?" tanya Do-Ri kepada Lee Ya. Mendengar pertanyaan itu, langkah Lee Ya terhenti dan ia terdiam.

"Tidak, aku menanyakan itu soalnya tadi pagi suasana perpustakaan sangat berantakan. Apa kau mendengar sesuatu?" tanya Do-Ri memastikan.

"Tentu saja semalam terjadi sesuatu " ucap Ye Na yang sedang berjalan melewati keduanya. Soo Ram dan teman-temannya pun ikut berhenti

"Apa maksudmu?" tanya Do-Ri kepada Ye Na.

seketika itu pun Ye Na menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Do-Ri dan Lee Ya. Kemudian ia pun menghampiri keduanya.

"Wah sepertinya kamu benar-benar tidak tau yaa.." ucap Ye Na.

"Sayang sekali dong kamu tidak melihat sesuatu yang sangat menakjubkan terjadi tadi malam, Ah sepertinya kemarin sore" lanjutnya sambil tersenyum dan melihat ke arah Lee Ya yang sedang menunduk ketakutan. Melihat Lee Ya yang ketakutan. Do-Ri mencoba untuk membela.

"Tolong jaga sikapmu Ye Na!" Tegas Do-Ri.

"Hahaha tenang saja aku tidak akan menyakitinya. Aku hanya khawatir suatu saat nanti dia yang akan menyakitimu" jawab Ye Na sambil tertawa.

"Jaga ucapanmu Ye Na!" tegas Do-Ri kembali.

"Oke, terserah" ucap Ye Na.

"Pertahankan bakatmu yaa.." ucap Ye Na sambil menepuk bahu Lee Ya dan melanjutkan langkahnya menghampiri Soo Ram dan teman-temannya. Mendengar hal itu Lee Ya semakin takut ia pun segera mengepal kuat kedua tangannya. Do-Ri melihat Lee Ya pun merasa khawatir kepada keadaan Lee Ya. Dan Soo Ram hanya memandang tindakan Ye Na dengan tatapan sinis dan penuh perasaan heran kepada Ye Na. Kemudian mereka pun meninggalkan keduanya.

Dan Do-Ri segera membawa Lee Ya di dalam ruangannya. Sesampai mereka di dalam ruangan, orang-orang yang sedang berada di dalam bergegas keluar dengan ketakutan karena melihat Lee Ya.