Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia...ISTRIKU.
Sepanjang perjalanan pulang Anaya maupun
aku Sean sibuk dalam pikirannya masing masing.
Anaya ingin bertanya siapa wanita yang mereka jumpai tadi di parkiran pemakaman.Namun niatnya ia urungkan karena melihat aura dingin dan datar dari Sean.Pria itu menyetir tanpa ekspresi sama sekali entah apa yang tengah ia pikirkan.
Anaya memilih untuk memejamkan matanya karena rasa kantuk yang mendera.Namun saat ia akan memejamkan mata Sean tiba tiba membuka suara.
"Naya...apakah kau ingin ke makam kedua orangtuamu?", tanya Sean.
"Hmmm...apakah Kakak mau mengantarku ke sana.Karena pemakaman kedua orang tua ku jauh dari kota kita sekarang.Sebaiknya lain kali saja Kak",ucap Anaya yang belum siap sebenarnya kembali mengunjungi makam kedua orangtuanya.Dia masih ingat bagaimana kondisi kedua orangtuanya yang tak tak berbentuk lagi akibat kecelakaan tragis itu.
"Kamu yakin?",tanya Sean.
"Ya Kak...",jawab Anaya terseyum tipis.
"Baiklah...apakah kamu ingin ke suatu tempat?",tanya Sean.
"Enggak Kak...aku tak tau kota ini",jawab Anaya menggeleng pelan dengan raut wajah sendu.
"Robi asistenku sudah mengurus kuliahmu,lusa kamu sudah bisa mulai kuliah di universitas A",ucap Sean.
"Benarkah Kak...ah terima kasih",pekik Anaya kegirangan tanpa ia sadari memeluk Sean cukup erat.
Sean terpaku dengan pelukan spontan dari Anaya.Jantungnya berdetak kencang saat tubuh Anaya menempel pada lengannya.Seketika aliran darah ditubuh Sean mengalir cepat.
"Ya...",jawab Sean dengan suara serak.
Anaya yang menyadari posisinya sekarang langsung merenggangkan pelukannya."Maaf Kak aku tak sengaja",ucap Anaya kikuk karena malu telah memeluk sang suami.Wajahnya merona menahan rasa malu.
"Hmmm",Sean berdehem pelan mengatur debaran jantungnya.
Sean berusaha fokus pada kemudinya,dia tak mau celaka hanya karena kurang fokus.Anaya benar benar menguji keimanannya.Tak tau kah dia sesuatu dibawah sana sudah bangun karena dekapan tubuh Anaya pada lengannya tadi.Dia laki laki normal ditambah lagi mereka pasangan halal.Tapi tak bisa melakukan hal lebih pada sang istri.Saat sedang fokus pada jalanan ponsel Sean berdering.
Drt drt drt
Morgan is calling....
Sean:Ya Morgan...ada apa?
Morgan: Kau dimana Sean?bisa ke kantor sekarang ada seseorang ingin menemuimu
Sean:Aku lagi dijalan,sepuluh menit lagi aku sampai
Morgan:Ya baiklah
Klik
"Kita ke kantor ku dulu",ucap Sean memutar arah mobilnya.
"Ya Kak",jawab Anaya pasrah.Mau bagaimana lagi sepertinya Sean ada keperluan di kantor.
Sepuluh menit perjalanan akhirnya Sean sampai di kantor.Seorang satpam tampak membukakan pintu untuknya.Sean keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Anaya.Ya dia ingin setidaknya bersikap manis pada sang istri.Sedangkan Anaya tersipu malu dengan apa yang dilakukan Sean.
"Tolong parkiran!",ucap Sean memberikan kunci mobil pada satpam.
Sean langsung melangkah memasuki lobi dengan menggandeng tangan Anaya.Anaya yang tak siap hanya melongo dan bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya mengikuti langkah Sean.
Semua karyawan tampak berbisik menatap kearah Anaya.Sedangkan Sean berjalan dengan angkuhnya tanpa mempedulikan tatapan karyawannya.Toh yang ia gandeng istrinya sendiri.Anaya juga cantik sepadanlah dengannya.
Anaya menatap Sean dari samping dengan tatapan heran dan tak percaya dengan ekspresi Sean yang berubah seratus delapan puluh derajat.Sean yang ia lihat sekarang begitu dingin datar dan tanpa ekspresi serta terlihat arogan.Sedangkan di rumah pria itu sangat menyebalkan.
Sean tak peduli dengan tatapan Anaya yang ia pedulikan saat siapa yang ingin bertemu dengannya disaat ia dalam masa cuti pernikahan.Sean tak akan mengampuni Morgan jika tamu kali ini tidak penting.
Setelah keluar dari lift Sean melangkah menuju ruangannya dengan masih menggenggam tangan sang istri.Saat Sean memasuki ruangannya pria itu menatap penuh amarah pada seseorang yang sedang duduk di sofa ruang kerjanya.Tanpa ia sadari ia meremas jemari Anaya membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Kak... tanganku",ringis Anaya.
"Ah...maaf sayang.Aku tak sengaja",ucap Sean melonggarkan genggamannya dan menatap Anaya penuh sesal.
"Tak apa Kak",jawab Anaya menyembunyikan semburat merah di pipinya.Entahlah jantungnya berdegup keras saat Sean memanggilnya dengan sebutan sayang.
Sean terus melangkah menuju kursi kebesarannya dan mendudukan Anaya disana.
Kini tatapan beralih pada wanita yang duduk disofa dengan tatapan yang terlihat bingung.
"Sean...aku-
"Untuk apa kau kembali lagi",ucap Sean dengan tatapan tajam penuh intimidasi.
"A-aku ingin bertemu denganmu Sean.Aku mau minta maaf untuk-
"Sudahlah jangan mengungkitnya lagi.Aku sudah melupakannya.Maafmu tak akan membuat Nenek hidup kembali",Sean berucap dingin.
"Sean...sungguh aku juga tak mau semuanya terjadi tapi aku sungguh men-
"Stop Sekar...apa mau mu,hum?",berang Sean menatap tajam Sekar penuh amarah.
Anaya terlonjak kaget mendengar bentakan Sean.Ruangan itu terasa begitu mencekam bagi Anaya.Dia berusaha tak ingin mendengar tapi bagaimana caranya?.Kedua orang itu tepat ada didepan matanya.
"Aku ingin kita seperti dulu lagi Sean,aku sungguh mencintaimu",lirih Sekar.
Prank
Anaya tak sengaja menjatuhkan ponsel yang ada digenggamannya.Dia terkejut mendengar seorang wanita mengucapkan cinta pada suaminya didepan matanya.
"Naya...sayang...kamu tidak apa-apa?",tanya Sean berlalih menatap sang istri dengan kuawatir lalu meraih ponsel Anaya yang tergeletak dibawah meja.Ponsel itu retak dan tak bisa digunakan lagi.
"Aku gak apa apa Kak",lirih Anaya terseyum tipis.
"Yakin...?",Sean merangkul muka Anaya dengan kedua tangannya.
"Iya Kak...",jawab Anaya menatap Sekar yang terlihat begitu emosi.
Sean mengikuti tatapan Anaya,pria itu menyunggingkan senyumannya.Dia tau jika Sekar sedang menahan api cemburu.
"Sean...jelaskan padaku siapa gadis ini aku lihat dia begitu spesial untukmu",ucap Sekar denah nafas yang sudah memburu.
"Dia... ISTRIKU",ucap Sean menatap ke arah Anaya dengan senyuman manisnya.
"Kamu...pasti bercanda bukan?",ucap Sekar menggeleng pelan dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu lihat ini!",Sean memamerkan jari kiri Anaya yang terpasang cincin pertama yang merupakan cincin turun temurun dari keluarga Sean.Dia juga memamerkan jari manis Anaya yang terpasang cincin pernikahan yang sama dengan yang dipakai Sean.
"Sean...kau-",Sekar sudah bersimbah air mata dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya menahan isak tangisannya.
"Sudah aku katakan jangan lagi mengusik hidupku.Aku tak memiliki perasaan apapun padamu",ucap Sean lantang.
"Kau...kau jahat Sean",pekik Sekar dan segera beranjak dari ruangan itu dengan bersimbah air mata.
Sean menghela nafas panjang,ia tak menyangka jika Sekar kembali datang mengusik hidupnya setelah apa yang ia lakukan dimasa lalu.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋