Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Cerita Horor Saat Pramuka
Cerita Luluk Handayani
"Bangun!!" Suara menggelegar membangunkan aku. Saat aku bangun, aku berada di tempat yang aneh. Aku tidur di dipan mewah berwarna emas yang di hiasi dengan kelambu kelambu berawan hijau transparan. Ada banyak bantal yang sangat empuk dan di sekeliling aku tidur, ada bunga melati yang di rangkai menjadi sulur sulur bunga melati. Baunya sangat menyengat hidung. "Bangun!! Sampai kapan kamu mau bengong begitu?" Suara milik wanita berpakaian layaknya orang jawa kuno, kemben dan kain jarik dan selendang yang berwarna hijau muda. Dia memakai perhiasan mewah di sekujur tubuhnya. Dia seperti ratu.
Ratu? Ratu kidul? Nyi Loro Ngidul? Hahaha mustahil.
Aku bangun dari ranjang yang nyaman itu. Melihat ke arah tubuhku, aku tidak memakai baju sehelai pun!! Aku langsung menutupi tubuhku dengan kain jarik yang di selimut kan kepadaku.
"Bangun!!" Wanita tadi kembali membentak keras.
"Tapi, aku telanjang." Jawabku.
"Makanya cepat bangun, dan segera pakai baju sana." Jawabnya. "Kanjeng ratu ingin bertemu denganmu. Cepat!"
Nex
Baju yang aku pakai tak jauh berbeda dengan yang di kenakan oleh wanita tadi. Tapi, hanya selendang ku saja yang berwarna kuning muda. Saat aku melihat diriku di cermin, aku sama sekali tidak menyangka kalau aku bisa menjelma menjadi secantik ini.
Setelah selesai berganti baju, wanita tadi mengajakku ke sebuah taman. Mau tidak percaya, silahkan. Tapi, yang aku lihat saat ini, di taman ini, aku seolah-olah berada di dalam lautan. Banyak ikan-ikan berenang di sekitarku. Tapi, aku seolah berada di daratan biasa.
Batu karang yang berwarna warni, di padu dengan ribuan ikan dengan berbagai macam warna dan jenis sehingga menciptakan suasana yang sangat tidak nyata.
Di ujung taman, ada sebuah istana megah. Bentuknya seperti rumah joglo, tapi berukuran besar. Ada dua patung naga berwarna hijau di kanan kiri gerbang istana. Di gerbangnya, ada dua wanita yang tak kalah cantik dengan wanita yang mengajakku berbicara tadi. Tapi, penjaga gerbang itu membawa tombak di tangan mereka.
Saat aku dan wanita yang pertama tadi mendekati gerbang. Kedua wanita penjaga itu langsung menyilangkan kedua tombak merek. "Ada keperluan apa?" Tanya penjaga yang ada di sebelah kanan ku.
"Kanjeng Ratu Kidul ingin bertemu anak ini." Jawab wanita yang bersamaku.
"Siapa dia?" Tanya penjaga sebelah kiri.
"Manusia bodoh yang melanggar aturan Laut Kidul." Jawab wanita bersamaku.
Mendengar jawaban tadi. Kedua penjaga itu memperhatikan aku dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Heem.. Seperti dia terlalu muda untuk mendapatkan hukuman." Kata si wanita kanan.
"Maka dari itu, Kanjeng Ratu Kidul ingin bertemu dengan anak ini. Aku rasa, dia akan mendapatkan hukuman yang lebih ringan dari manusia-manusia yang sebelumnya."
"Baiklah, kalian boleh masuk." Kata si wanita kiri.
Nex
Istana itu di dominasi dengan warna hijau dan emas. Begitu megah, begitu indah. Tapi, di sini tidak di isi dengan wanita-wanita cantik seperti penjaga tadi. Tapi, di isi oleh siluman siluman wanita berbadan ular. Mereka selalu mendesis dan lidah mereka selalu keluar masuk kedalam mulut mereka.
Namun, ada satu wanita yang sangat berbeda dengan yang lain. Mungkin, kalian akan takjub dengan kedua penjaga dan wanita yang bersamaku akan kecantikan mereka. Tapi, satu-satunya wanita yang ada di atas singgasana, dia benar-benar berada di level yang berbeda kecantikannya.
Matanya Hijau, rambutnya hitam dan panjang di biarkan terurai. Ada hiasan mahkota terbuat dari emas yang di hiasi dengan bermacam-macam batu mulia. Bibirnya merah, kulitnya seputih awan. Memakai baju serba hijau mudan yang di padu kain batik.
Saat dia memperhatikan setiap langkah kakiku. Aku merasa ada sesuatu yang terpancar dari dalam dirinya. Begitu tajam dan menusuk.
"Namamu?" Itulah kata-kata dari sang Kanjeng Ratu Kidul saat aku sudah duduk bersimpuh di depannya.
"Luluk Handayani." Jawabku dengan nada rendah dan bergetar. Aku ketakutan!!
"Apa maksudmu dengan memakai baju warna hijau di sekitar kerajaan ku?" Tanya sang Kanjeng Ratu Kidul. "Apakah kamu ingin menyaingi kecantikan ku?"
"Ma... Maaf, saya tidak tahu. Saya..."
"Apakah pengikut ku yang ada di atas sana tidak memberitahumu?"
Aku teringat dengan kata-kata Mak Wati tadi. Jadi, sebenarnya dia benar-benar mencemaskan keadaanku? Atau?
"Kenapa kamu melihatku dengan tatapan seperti itu?" Tanpa sadar, aku telah menatap ke arah sang Ratu Kidul. Aku langsung menunduk lagi.
"Sebenarnya. Nenekku sudah memperingatkan aku. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Aku tidak mau mendengarkannya. Aku...." Aku tidak menemukan jawaban yang tepat untuk di katakan. Aku langsung gemetar ketakutan, entah apa yang akan dia lakukan terhadapku.
"Beruntunglah, kamu masih terlalu muda untuk aku bunuh. Kamu akan aku kembalikan ke dunia manusia. Tapi dengan satu syarat. Jangan pernah lagi kamu memakai baju berwarna hijau di daerah kerajaanku lagi. Dan, di suatu waktu, saat umurmu sudah cukup. Aku akan menjemputmu, dan kamu harus menjadi abdi di kerajaanku. Jadi, sekarang.... Pulang lah!"
Nex
Cerita Siti
"Saat aku mendengar Sang Ratu Kidul mengatakan. ', Pulang lah!' Aku tiba-tiba bangun di sebuah hutan." Kata Luluk Handayani. "Aku sendirian, dan waktu itu malam hari. Bayangkan saja, sendiri di hutan malam-malam. Bagaimana rasanya."
"Setelah itu?" Tanya Angga.
"Setelah itu aku berjalan tanpa arah. Saat aku sudah berada di ujung hutan. Ternyata aku berada di sala satu pulau kecil di sekitaran Pantai Balik Kambang. Aku melihat banyak perahu di bawahku, aku mengetahuinya karena di setiap perahu ada semacam obor untuk penerangan. Lantas, aku berteriak-teriak ke arah mereka. Aku beruntung salah satu dari mereka mendengar teriakkan ku. Dan satu jam kemudian mereka sudah memberiku makanan dan pakaian hangat.
Menurut cerita mereka, aku sudah hilang lebih dari dua hari. Mereka tidak menyangka kalau aku bisa berada di salah satu pulau kecil karena mereka melihatku di terjang ombak. Mereka pikir aku pasti mati tenggelam.
Keesokan harinya, aku baru bisa menceritakan semua kejadian yang aku alami. Mak Wati memarahiku habis-habisan. Dan semenjak saat itu, aku selalu bermimpi di datangi oleh Sang Ratu Kidul.
Di salah satu mimpiku, saat dewasa nanti, aku di suruh membangun sebuah pura pemujaan di pulau dimana aku terbangun.
Dan, cerita masih terus berlanjut. Sampai sekarang pun aku selalu bermimpi tentang dia."
"Heee. Menarik sekali ceritamu." Kata Efi.
"Benar. Sepertinya masih akan ada kelanjutannya." Kata Angga. "Kalau ada kejadian lagi, bisa ceritakan lagi kepada kami?"
"Tentu saja." Jawab Luluk.
"Sudah terlalu larut. Kita lanjutkan besok saja." Kata Angga. "Kita kan menginap di sekolah sampai hari senin. Mumpung lagi liburan."
"Benar, aku juga sudah mulai mengantuk." Jawab Udin sambil menguap lebar.