Karena Kesalapahaman Aku dipaksa Menikah dan diperlakukan dengan tidak adil. aku disiksa dan dilecehkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Di sebuah rumah mewah, semua keluarga telah bersiap-siap untuk berdoa 200 hari meninggalnya sang putri tercinta Graciella. Ya mereka keluarga besar Graciella. Ditengah-tengah keluarga hadir seorang pria dengan rahang tegas, kacamata hitam bertengker pada wajahnya.
Doa pun digelar disalah satu hotel milik keluarga Graciella, dengan tema putih tulang. Yang dihadiri dari keluarga dari papi dan mami dan relasi bisnisnya.
Seorang gadis dari kejauhan menatap penuh has*** Hendri yang duduk sendiri sambil memainkan hpnya.
Sambil membawa minuman digelasnya berjalan mendekati Hendri, sambil meperbaiki pernampilannya.
“Selamat malam Ka Hendri” Sapa sang wanita ramah
“Hmhm malam” ujar Hendri
“Bolehkan aku duduk dengan Kaka disini” lanjut sang wanita
“Silahkan” singkat jawaban Hendri tanpa mengalihkan matanya pada layar hpnya.
Pelayan datang mengantarkan minuman kepada Hendri, tanpa menaruh curiga Hendri segera menerima dan meminumnya hingga kandas. Tanpa hendri sadari sang wanita yang merupakan saudara sepupu Graciella. Dia selalu merasa iri atas apa Yang dimiliki oleh Graciella. Windi tersenyum penuh kemenangan.
Setelah beberapa saat Hendri merasakan matanya berat, tubuhnya merasakan panas dan hasratnya tiba-tiba menginginkan pelam******, segera menghubungi Kevin untuk menjemputnya, karena Hendri sering mengalamai hal seperti ini.
Hendri mencoba berjalan dengan setengah berlali keluar dari Aula hotel, diikuti oleh Windi.
"Kaka tolong antarkan aku kembali, sudah malam aku takut pulang sendirian” pinta Windi dengan wajah sok polosnya.
Hendri tak memperdulikan perkataan, langkahnya semakin dipercepat, menuju lift.
Windi tetap mengikuti Hendri kedalam lift, memegang lengan Hendri. Hendri dengan cepat mengelak. Sesampainya diparkiran, Hendri mulai melonggarkan dasinya dan melepas jas dengan gerakan cepat.
Masuk ke mobil Hendri duduk dibelakang kemudi, Windi mengikuti dan duduk di sebelah Hendri. Sambil menarik tangan Hendri dan meletakan pada pahanya. Saat Hendri akan bereaksi pintu kaca jendela Windi diketuk dari luar, mata Windi memerah karena amarah, tangannya terkepal karena rencananya hampir berhasil.
“Ada apa” sarkas Windi dengan nada penuh amarah.
“Aku akan mengantar Hendri kembali” Ujar Kevin dan memutari mobil menuju arah Hendri. Sedangkan hendri sendiri sudah melepaskan kancing bajunya.
Pintu mobil dibuka dari luar dan memindahkan Hendri menuju kursi penumpang. Kembali Kevin duduk dibalik kemudi.
“Apakah anda akan tetap berada disini Nona” kami akan kembali
Dengan wajah penuh amarah Windi turun dari mobil dan menutup pintu mobil dengan kasar.
“Bos kali ini anda selamat, kalau sampai terlambat sedikit saja aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu” ujar Kevin dengan pelan.
Mobil keluar dari parkiran hotel menuju apartemen Hendri, tidak mungkin Kevin membawa hendri ke rumah Wijaya.
Sesampainya diapartemen Kevin memapah Hendri menuju kamar dan mendudukan hendri kedalam bathup, membuka kran air dan mebiarkan tubuh Hendri yang mulai melepaskan kemejanya.
Kevin segera menghubungi dokter untuk memberikan obat kepada Hendri.
Ting tong ting tong
“selamat malam tuan” Sapa dokter
“Malam dokter, maaf mengganggu malam-malam begini, Pa Hendri keadaan darurat dokter.
Kevin mengantar dokter ke kamar Hendri, Hendri masih mengenakan boxer, tubuhnya masih panas. Dokter mulai memeriksa Hendri dan mengatakan dosis yang diberikan sangat tinggi kalau terlambat bisa berbahaya bagi Hendri.
Setelah menyuntikan cairan kedalam tubuh Hendri, secara perlahan Hendri mulai tenang dan tidak histeris dan matanya mulai terpejam.
“Biarkan dia istrirahat, esok dia akan kembali sadar dan tidak akan mengingat apa yang terjadi padanya” jelas dokter.
“Baik dok, terima kasih banyak dokter” ujar Kevin
Setelah mengantar dokter ke pintu keluar, Kevin kembali memeriksa keadaan Hendri, setelah itu Kevin kembali membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
“Halo caritahu CCTV bagaimana Tuan Hendri bisa dijebak, secepatnya” ujar Kevin dibalik telpon.
“Baik bos, besok siang akan saya kirimkan hasilnya bos” Titah sang pria
Telpon dimatikan oleh Kevin.
Pagi menyapa, Hendri mengerjapkan matanya, merasakan kepalanya terasa pusing, memandang sekeliling dengan bingung.
‘Mengapa aku bisa berada disini? Seingatku aku berada dihotel—. Apakah aku diperkosa? Melihat kedalam selimut hanya mengenakan boxer’ batin Hendri
Tok tok tok pintu diketuk dari luar.
“Kamu sudah bangun Hen” Sapa Kevin
“Apa yang terjadi? Tanya Hendri
“Kamu mabuk jadinya aku membawamu kesini. Mandilah kita harus ke kantor sekarang ada meteng jam 10 dengan klien” ujar Kevin melangkah meninggalkan Hendri dengan wajah kebingungan.
Di kediaman Wijaya Deddy kembali dicuekin oleh sang istri. Apapun yang dilakukan olehnya selalu saja salah dimata Sonia sang istri. Selama hamil Sonia tidak mau mengurus kebutuhan suami seperti menyiapkan pakaian kerjanya. Jika Deddy memilih setelan pakaian kerjanya tidak sesuai dengan hati sang istri, maka Deddy akan dimarahi habis-habisan oleh sang istri.
“Honey pilihkan pakaian kerjaku ya” Pinta Deddy
“Punya tangan siapkan sendiri” Ujar Sonia dengan pelan
“Nanti kalau salah kena lagi” ucap Deddy dengan pelan takut didengar istrinya.
Setelah memilih setelan pakaian kerjanya, deddy mendekati sang istri dan mengajaknya sarapan bersama.
“Ganti Honey” Ujar Sonia
Huffft inilah yang paling tidak disukai oleh sang suami selalu disuruh menggantikan pakaiannya.
Karena tidak sesuai dengan keinginannya Sonia memilih keluar dari kamar dan menuju ruang makan sedirian tanpa menunggu sang suami yang masih bingung di walk in closet memilih pakaian kerjanya.
Keluar dari ruangan dilihatnya sang istri tercinta sudah tidak ada dikamarnya. Dengan segera Deddy menuju ruang makan mengikuti sang istri.
Dilihatnya sang istri sedang bercengkrama dengan mami, tanpa memperdulikan dirinya yang sudah sangat terlambat ke kantor.
“Sarapan dulu sayang, mami sudah sarapan dengan papi dan istrimu” ujar mami.
“Gak sempat mi, ada meeting dengan klien aku sudah sangat terlambat. Mi nitip istriku ya, aku berangkat dulu” ucap deddy dengan tergesa-gesa berjalan menuju depan dan melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata.
Mami memandang anaknya tersenyum, karena kehamilan istrinya Deddy jadi berantakan.
‘Sayang kamu mau kemana hari ini, kita habiskan uang suami-suami kita” ujar mami
“Ngemall mamiku sayang” ujar sonia dengan senyum cerah.
Kebiasaan Sonia marah dengan sang suami dan menghabiskan waktu di mall hanya sekedar berjalan-jalan dan menikmati kuliner bersama mertua.
Dan kebiasaan ini sudah berlangsung selama seminggu.
Sesampainya dikantor, Deddy sudah ditunggu asisten di depan lobi Kantor
“Pagi bos sarapan sudah saya siapkan, setelah sarapan kita langsung kesana. Saya sudah menghubungi pihak klien dan meminta waktu sebentar” Ujar sang asisten.
“Baik makasi ya Ton, kamu tahu sejak kehamilan istriku, moodnya selalu berubah-ubah” ujar Deddy
“Begitulah Bos, masih beruntung tidak ngidam yang aneh-aneh seperti istri saya Pak. Mintanya mangga muda yang dipetik langsung dari pohonnya jam 3 malam pulak” Curhat Tony dengan senyum.
keder akuu bacanya