NovelToon NovelToon
Takdir Pernikahan

Takdir Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Suami ideal
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ry

Cerita ini kelanjutan dari novel "Mencari kasih sayang"
Pernikahan adalah ibadah terpanjang karena dilakukan seumur hidup. Pernikahan juga disebut sebagai penyempurnaan separuh agama.
Dua insan yang telah di satukan dalam ikatan pernikahan, tapi kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Hari memiliki rahasia yang dapat menghancurkan kepercayaan Resa. Apakah dia dapat bertahan?

Resa menemukan kebenaran tentang Hari yang telah menyembunyikan kebenaran tentang status nya. Resa merasa dikhianati dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apakah dia harus memaafkan Hari atau meninggalkannya?

Apakah cinta Resa dan Hari dapat bertahan di tengah konflik dan kebohongan? Apakah Resa dapat memaafkan Hari dan melanjutkan pernikahan mereka?
Apakah mereka akan menemukan kebahagiaan atau akan terpisah oleh kebohongan dan konfliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Perjuangan Bumil

Hari masuk ke dalam kamar, masih teringat dengan kejadian tadi ketika Resa meninggalkannya begitu saja. Setelah menidurkan Umai yang terbangun mencari keberadaannya, Hari berharap bisa mendapatkan ketenangan di dalam kamar.

Namun, saat dia masuk ke dalam kamar, dia melihat istrinya terbangun dari tidurnya dengan wajah sendu. Resa duduk di atas tempat tidur, memandang ke arah jendela dengan mata yang terlihat sedih.

Hari merasa hatinya terasa berat melihat istrinya dalam keadaan seperti itu. Dia berjalan mendekati Resa, duduk di sampingnya, dan memeluknya dengan lembut.

"Ai,Kenapa kamu terlihat sedih?" tanya Hari dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang.

"Aku mimpi buruk," kata Resa dengan suara yang lirih.

"Mimpi buruk apa?" tanya Hari, mengusap lembut pipi istrinya.

Resa memandang Hari dengan mata yang sedih. "Gak boleh makan Apel sama mamah, padahal dari kecil aku gak pernah merengek minta sesuatu, cuma sedikasihnya aja!"

Hari bengong mendengar hal itu. "Mimpi buruk apaan begitu! Ayo tidur lagi! Kamu lagi kangen almarhum mamah kali. Jadi mimpiin begitu."

Resa malah menggelengkan kepalanya. "Aku pengen Apel. Supaya tidak jadi mimpi buruk lagi."

Hari menolak. "Ini jam 12 malam. Ngapain minta Apel? Jangan mengada-ada Ai."

Resa memprotes. "Loh,ngidam ini A! Tidak mengada-ada. Orang tiba-tiba mimpiin itu, dan Aku pengen makan Apel."

Hari tetap tidak mau membelikan. "Besok pagi saja AA belikan yah!"

Resa menggelengkan kepalanya tidak mau, dia menatap Hari dengan kesal. "Hhhhh, tak cium juga kamu Ai."Hari gemas sendiri dengan sikap istrinya yang seperti itu. Ingin kesal dan marah namun tidak bisa. Dia keluar dari rumah membelikan kemauan istrinya. Untung saja ada yang masih buka di dekat rumahnya.

"Tengah malam minta Rujak, minta Mie tektek, bakso, semuanya gak dimakan. Giliran Apel habis 10. Ngidam apa yang begini!" ucap Hari sambil menghela nafas, menatap Resa dengan tumpukan kulit Apel yang telah dikupas itu sudah habis.

Resa malah nyengir kepada Hari tanpa rasa bersalah sama sekali. Dia tidak peduli akan hal itu.

Hari mengusap wajahnya frustasi, dia naik ke atas tempat tidur. Sudah jam setengah satu malam.

Resa menghadap dirinya, dia mendekati tubuh Hari saat akan tidur. Perlahan mengendus, mencium bau tubuh suaminya yang semenjak hamil dia sangat sukai.

"Aa kesel sama Aku! Gara-gara banyak jajannya, uang A Hari habis?" tanyanya sambil memeluk suaminya dari samping.

Hari tidak bisa menahan diri lagi, dia langsung meleleh melihat Resa yang bersikap manja seperti itu. "Gak kesel, Ai. Cuma sedikit heran aja," kata Hari sambil memeluk Resa kembali.

"Sudah yah, sudah malam Tidur. jangan minta yang aneh-aneh lagi." Resa menganggukkan kepalanya. Semakin merapatkan peluknya kepada Hari.

"Namanya ngidam ya ndak tahu waktu, kadang kalau siang mah Nggak pengen makan apa-apa. Justru kalau malam. Banyak sekali yang mau dimakan. Menjelang tidur begini. Banyak yang terpikirkan dalam otakku." ucap Resa kepada suaminya.

"Terus,kamu tidak merasa kasihan gitu.Aa harus keliling tiap malam nyari keinginan kamu,Bagus yah." Hari mengangkat tangannya kemudian menjitak kening sang istri pelan.

"Lah, itu kan udah kewajiban Aa sebagai suami. Masa aku repotin suami orang lain? Harus ikhlas di repotin istri atuh," kata Hari dengan senyum.

Tangan Resa ia selipkan di ketek suaminya. Hari terkekeh, ada saja yang dilakukan istrinya. Mana diluar nalar lagi. Semenjak hamil, dia malah begitu senang menyelipkan tangan di keteknya. Padahal sebelumnya tidak pernah begitu, entah kenapa sekarang dia malah menyukainya.

"Apa mau Ayah nengokin Dede bayi dalam perutmu itu? Ayah kangen Dek," kata Hari dengan nada yang manja.

"Aish, jangan Ayah, nggak mau ahh... ganti-ganti A," protes Resa dengan ngereog.

Tetap saja Hari tidak peduli. Dia lebih suka dengan panggilan itu. Seperti Humaira memanggil dirinya. Hatinya terasa hangat dan cemas saat memikirkan calon buah hatinya tersebut.

"Masa depan kita bakal berubah, sayang," ucap Hari penuh haru, sambil mengelus lembut perut istrinya yang masih kempes.

Kini Hari harus semakin memperhatikan kesehatan istrinya, terutama pada trimester pertama yang penuh tantangan. Dia sadar bahwa istri tercinta bakal mengalami banyak perubahan, mulai dari pola makan hingga suasana hati.

Sekitar lima belas menit berlalu. Mereka akhirnya berangsur tidur karena merasakan ngantuk yang tidak tertahan.

Resa membuka matanya lebih dulu sekitar pukul empat pagi. Bangun-bangun perutnya terasa bergejolak mual. Dengan cepat Resa membuka selimut yang menutupinya. Dia duduk sambil mengusap matanya, suaminya terlihat masih nyenyak di sampingnya.

Resa memegang perutnya, merasa tidak nyaman. "Kenapa perutku rasanya tidak enak sekali? Pagi ini rasa mualnya semakin kuat terasa," katanya pada dirinya sendiri.

Hari bangun,membuka matanya,ia meraba disampingnya sudah tidak ada sang istri, dia langsung turun dari tempat tidur mencari keberadaan sang istri.Dan ternyata Resa lagi muntah,-muntah di kamar mandi.Hari mendekatinya dengan perasaan khawatir. Dia memijat leher Resa dari belakang.

"Muntah lagi?"

"Iyah A! Mulutnya pait Nggak enak." keluhannya sambil mengusap wajahnya yang acak-acakan dan masih terlihat pucat.

"Kalau masih tidak enak, pagi ini kita ke dokter lagi ya"

"gak usah,nanti juga baikan" resa menolak dia di lalah oleh hari untuk kembali ke dalam kamar.

"A,Mau teh hangat, biar gak mual lagi," Kata Resa dengan lemah

Hari mengangguk dan segera membuat teh hangat untuk istrinya. Resa membaringkan tubuhnya di atas kasur, masih merasa lemah.

Hari datang membawakan segelas teh manis hangat dan membantu Resa untuk meminumnya dengan perlahan hingga habis setengahnya.

"Mau sarapan apa, biar nanti AA belikan?" tanya Hari.

"Bubur ayam kayanya enak," jawab Resa dengan lemah.

"Iya, boleh, nanti AA belikan ya," kata Hari dengan senyum.

Resa mengangguk pelan, saat Adzan shubuh berkumandang. Hari kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"AA shalat jamaah dulu sana!" kata Resa.

"Sholat di rumah aja Ai, AA gak mau ninggalin kamu," jawab Hari.

"Aku gak apa-apa A, udah sana nanti ketinggalan berjamaah," kata Resa.

Hari tidak mau meninggalkan istrinya, tapi Resa memaksanya untuk pergi shalat berjamaah.

"Gak mau ninggalin kamu sebetulnya Ai. Pengen peluk kamu aja," kata Hari dengan manja.

Tapi Hari bangun juga dari tempat tidur dan pergi keluar. Resa juga bangkit dari tempat tidur, mengambil air wudhu untuk shalat.

Beberapa menit kemudian, Hari sudah selesai sholat berjamaah. Tapi dia tidak langsung pulang ke rumah, tapi dia mengendarai motornya mencari tukang bubur ayam yang sering mangkal di pinggir jalan.

Jam enam, Hari baru sampai dirumah. Dia mencari-cari keberadaan Resa. Sajadah dan mukena nya masih diatas lantai. Tapi orangnya sudah tidak ada. Dan ternyata sedang di kamar mandi.

Lelaki itu mendekat kepada istrinya, dia berdiri disamping Resa dengan pandangan khawatirnya. "Sarapan dulu yah!"

Resa menolak. "Gak mau ah, mual A."

Hari mencoba memaksanya. "AA udah beli bubur ayam! Ayo makan. Dari kemarin kamu cuman makan sedikit Ai. Makan yang banyak biar kandungan nya kuat dan bayi nya sehat."

Resa masih menolak. "Gak mau ah, nanti aku gemuk. Nanti Aa nggak suka lagi sama aku. Kalau gemuk kan jadi jelek aku nanti."

Hari mencoba menenangkannya. "Gemuk lebih bagus. Gemoy, Aa suka. Nggak usah berlaga nolak. Yang penting kandungan kamu sehat."

Hari memegang tangan istrinya, tapi Resa masih terlihat malas untuk melangkah. Kedua tangan Hari langsung mendekat, dia langsung menggendong Resa dari depan.

Seketika Resa tertawa saat Hari melakukan itu. Dengan manja dia menyimpan kepalanya di dada suaminya.

"Berat gak gendong Aku A! Hehe!" seru Resa semakin manja pada Hari.

Lelaki itu tersenyum menggoda padanya. "Enggak sayang. Apa kamu sudah merasa baikan? Tadi wajahmu pucat sekali."

Hari mengangkat istrinya ke ruang depan. Sambil mengobrol, keduanya saling bercengkrama satu sama lainnya.

"Hmmm, sama saja sih," gumam Resa.

Hari menurun Resa di sebuah kursi dan dia duduk disamping istrinya. Ia menatap lekat sang istri dengan tatapan penuh rasa kasih sayang.

"Ayo makan! Kamu harus kenyang. Biar Ndak sakit. Repot nanti kalau sakit sayang. Aku gak bisa manja-manja sama kamu," kata Hari dengan lembut.

Resa menuangkan bubur kedalam mangkuk yang ada didepannya, baru beberapa detik dia mencium baunya. Dia malah ingin muntah. Bau menyengat dari bubur membuat dia tidak kuat.

Huek! "Ko baunya gak enak A. Aku gak mau ah," keluhnya.

Hari maju ke depan, mencium bubur ayam itu. "Baunya sama saja ko kayak bubur ayam seperti biasanya. Apanya yang gak enak. Ini wangi banget loh Ai. Masih hangat, baru dibuat tadi."

Dengan bujukan dari Hari, Resa mencobanya. Dia mengambil sesendok, dan menyuapkan ke mulutnya. Namun beberapa detik kemudian dia merasa mual.

"Beneran tidak enak rasanya A? Aku gak mau ah. Bikin perut aku jadi gak enak begini. Pusing nyium nya," keluh Resa sambil berdiri kemudian berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan apa yang ada diperutnya.

1
Aksara_Dee
hihihihi...mambu kelek
Tini Timmy
niat nya🤣🤣😆
Tini Timmy
lahh🤣🤣
DeanPanca
kepo kali sih Rina ini🫤
DeanPanca
lah koperasi bisa ya buat nyicil tv😁🫣 Hari...hari !
Tini Timmy
eh rasanya kaya apa kira"
Tini Timmy: ini aneh jadinya 😭
Yuningsih: 😄 tahu tuh, yang ngidam pengennya yang aneh aneh aja 🤭
total 2 replies
Tini Timmy
wihh rambut baru👏🏻
Syari Andrian
Gtu ya kalau ngidam
Syari Andrian
🌹
Aksara_Dee
sini bakso sama mie teketek ya aku yang habisin😁
Aksara_Dee: mantaabb buat sarapan 🤣
Yuningsih: ni tak kasih buat ka Dy aja 🍜🍝
total 2 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like 🥰🥰🥰🥰🥰
Elisabeth Ratna Susanti
makin seru ceritanya, good job 👍🥰
Yuningsih: makasih supportnya ☺️
total 1 replies
Selly AWP
si Resa juga kenapa gak lgsg tanya aja sih ke Hari,udh jdi suaminya jg,ketika Hari gak peka,Resa jg introvert,tpi gak ada salahnya tanya siapa anak kecil itu,dia jg punya hak untuk tau. dripd dipendm sdri,jdinya nelangsa,merasa kecewa, dsb. terkadang hal seperti ini harus ditanyakan terlepas introvert tau ga,sama² bljr Mengungkapkan sesuatu,stunya lg bljr peka (Hari) tpi cowok dimana mana itu jarang yg lgsg peka klo istri gak bilang.
Selly AWP: hehehe.. semangat terus sista
Yuningsih: betul sekali 🥹
total 2 replies
Selly AWP
jangan..jangan....anak kecil itu..anaknya Hari 😳
Selly AWP
nah loh! rahasia apa lagi nih yg disembunyikan Hari???
Selly AWP
hmm...jangan sampe ngebohongin Resa lagi ya Om Hari....😑
Selly AWP
cerita yang menarik❤️
Selly AWP
terkadang ada masa lalu yg tdk ingin diceritakan kepada pasangan baru. mgkin karena terlalu sakit atau memang ingin dipendam. Tapi memang sebaiknya Hari menceritakan ini kepada Resa,apalgi mereka mau menikah.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pelan-pelan mulai ya hari. istrimu masih lugu. 🤭
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
resa masih sulit memahami situasi, hari malah ngomong gitu. ya merinding..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!