Season 2 BENIH TERTINGGAL 🤗
Revisi diskripsi _
Maureen yang kabur saat akan menikah malah terjebak dengan seorang pria yang sedang dikuasai obat. Niat ingin kabur Maureen justru membuat dirinya terlempar di atas rajang dengan pria yang tidak di kenal.
Setelah satu tahun Maureen yang memiliki bayi, harus kembali menelan pil pahit saat putranya di diagnosa mengidap penyakit Leukimia.
Bagaimana Maureen bertahan demi putranya yang sedang sakit keras???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyingung
"Aku harap kamu memikirkannya, aku menyayangi Ethan bukan karena ingin mendapatkan kamu, tapi karena aku yang mendampinginya sejak dia lahir."
Maureen terdiam diambang pintu ruangan Ethan tangannya hendak membuka handel pintu.
Kata-kata yang Rafael ucapkan berputar dikepalanya, Rafael pria yang baik pertama datang kerumah sakit Rafael yang menanganinya, hingga keduanya bisa dekat, bahkan Ethan juga senang jika ada Rafael.
"Maureen coba tolong ambilkan diaper, sepertinya Ethan sedang pup."
Rafeal dengan telaten menggantikan popok Ethan saat kecil, tidak lupa Rafeal menimang Ethan agar bayi kecil Ethan terlelap.
Semua bayangan Rafael di masa lalu dengan Ethan langsung muncul, di mana Rafael yang begitu tulus menyayangi Ethan. Dokter yang selalu ada untuk Ethan dan dirinya di masa yang sulit.
"Rafeal, aku tidak bisa menerima ini," Maureen mengembalikan uang yang Rafael beri.
"Ini untuk keperluan Ethan selama kamu tidak bekerja, kalau sudah kembali bekerja, lebih baik Ethan di carikan pengasuh."
Kala itu Maureen yang cuti melahirkan memilih untuk dirumah mengurus bayinya selama tiga bulan, dan saat sudah bisa ditinggal, Maureen mencarikan pengasuh untuk Ethan, itupun karena paksaan Rafael.
Mengingat kebaikan yang Rafael lakukan membuat hati Maureen tersentil, Rafael sudah banyak membantunya, Rafael pria baik tanpa pamrih, hanya saja dirinya seperti berhutang budi karena kebaikan Rafael, dan setelah beberapa kali menolak Rafael. kini Maureen semakin gelisah dengan kesungguhan Rafael saat ini.
Maureen yang masih berdiri di ambang pintu tanpa membukanya tersentak saat tiba-tiba pintu terbuka dan berdiri sosok pria tinggi didepanya.
Noel dengan wajah datar dan tatapan dinginnya membuat Maureen menunduk.
"Dari mana saja kau, apa kamu lupa jika memiliki anak." Serunya dengan suara tertahan.
Maureen tidak mengangkat kepalanya, wanita itu hanya diam dan hendak berlalu pergi.
"Wanita murahan," Desis Noel saat Maureen berjalan melewatinya.
Tidak ada sahutan hening, namun Noel merasakan jika Maureen tidak memperdulikannya.
Noel berlalu pergi, pria itu pergi dengan kekesalan yang bersarang.
"Bisa-bisanya pacaran di saat anaknya sakit, wanita macam apa dia itu." gerutunya dalam hati menahan kesal.
Hingga saat di persimpangan lorong rumah sakit, Noel berpapasan dengan Rafael, pria itu tampak buru-buru.
"Tuan Noel," Sapa Dokter Rafael sopan.
Noel menatap Rafael dengan alis berkerut, namun tidak ada jawaban.
"Apa Maureen ada di kamar Ethan, saya ingin mengembalikan ponsel Maureen yang tertinggal sepertinya dia melupakannya karena tadi kami asik mengobrol." Kata dokter Rafael diiringi dengan senyuman.
Tangan Noel mengepal erat, rahangnya tiba-tiba mengeras.
"Tuan Noel, apa kekasih saya ada di-"
Brak!!
Kotak sampah yang tidak bersalah menjadi sasaran Noel hingga berserakan di lantai.
"Apa kau hanya bisa mengandalkan kebaikan mu untuk mengikatnya? heh, ternyata kau pria paling picik yang memanfaatkan keadaan." Gumam Noel dengan tatapan tajamnya menghunus kedua mata Rafael.
Bibir Rafael menyunggingkan senyum, Dokter tampan itu membalas tatapan Nole yang seperti mengulitinya.
"Saya rasa anda tidak perlu mengingatkan saya, bagaimana dengan anda sendiri? sudah jauh lebih baik, tapi sepertinya anda adalah pria jahat dan paling buruk di mata Maureen."
"Kau!"
Noel mencekram erat kerah baju Rafeal, tatapan matanya begitu tajam menyiratkan kemarahan yang begitu ketara.
Wajah Rafeal terlihat santai, pria itu tidak takut meskipun pekerjanya yang menjadi taruhannya karena sudah menyingung Noel Altezza Jhonson.
"Coba anda ingat tuan Noel, anda susah pasti tahu seperti apa kehidupan Maureen sebelum ini, dan sayalah yang berada disisinya, bukan anda." Rafeal menekan kata terakhirnya.
Napas Noel semakin memburu, cengkraman di kerah baju Rafael semakin kuat membuat Rafael kesulitan bernapas, wajah pria itu sudah sedikit pucat.
"Kau berani menyingung ku, maka kau terima akibatnya!"
Wuss
Noel mendorong kuat tubuh Rafael sampai membuat pria itu terhuyung dan punggungnya menatap tembok, sedangkan Noel berjalan meninggalkan Rafael yang terbatuk-batuk.
*
*
Yang berkuasa yang menang 🤣🤣🤣
trs paman
/Facepalm/
biar lbh enak di dengar ny
kelanjutan carlos zora gmn ini ?