NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Tak sampai lima belas menit Bintang balik ke kelas. Ia menyodorkan Boba titipan Ara. Gadis itu tengah sibuk main game dengan Devin sedang Karrel fokus menggambar-gambar di aplikasi dalam ponselnya.

Ara menghentikan permainannya dengan Devin, mengambil Boba yang disodorkan Bintang dan cepat-cepat meminumnya. Pandangannya beralih ke ruangan kelas yang mulai ramai itu. Ada cukup banyak siswi yang terus menatap ke mereka, terutama dirinya.

Gadis itu menelan ludah.

"Kenapa?" tanya Bintang disebelahnya.

"Tatapan mereka ngeri banget." jawab Ara menunjuk ke beberapa siswi yang menatapnya.

Karrel menghentikan kegiatannya dan ikut melirik ke teman-teman sekelasnya yang ditunjuk Ara.

Suara tawa Devin membuat fokus mereka berubah.

"Nyali kamu kecil banget." ledek Devin menatap Ara. Gadis itu menatap pria itu dongkol.

"Dih, siapa yang takut. Aku balik ke kelas aja." katanya sebal sambil berdiri. Langkahnya terhenti karena sadar akan melewati orang-orang yang terus melihatnya itu. Gadis itu berbalik lagi.

"Kenapa? Takut keluar?" lagi-lagi Devin meledeknya.

Ara membuang muka dari pria itu dan menatap Karrel yang kembali sibuk dengan ponselnya. Gadis itu cepat-cepat mendekati Karrel dan menggenggam lengannya sambil tersenyum lebar.

Karrel menatap gadis itu datar tapi percuma, sejak merasa akrab dengannya, semua tatapan dingin itu tidak berguna lagi buat Ara.

"Anterin aku ya ya ya?" pinta Ara dengan nada manjanya yang khas, tidak dibuat-buat.

Sudut bibir Karrel terangkat. Sejak tadi ia sudah merasa kalau gadis itu pasti akan memintanya untuk mengantar tapi ia sengaja pura-pura karena ingin menikmati moment- moment seperti ini.

Devin dan Bintang ikut senyum-senyum geli melihat dua sejoli itu. Belum jadian saja sudah begitu, bagaimana jadinya kalau mereka jadian.

Para siswi dalam kelas itu ikut menjadi saksi melihat Karrel tidak marah pada gadis yang mendekatinya apalagi menggandengnya tanpa di minta. Bahkan mereka merasa pria itu terlihat senang. Banyak yang iri melihat itu apalagi para cewek yang menyukai Karrel. Padahal dulu, pria itu selalu membentak kalau ada yang menyentuhnya.

Karrel berdiri dari bangkunya, membiarkan Ara menariknya. Tapi sebelum itu, gadis itu mendekati Devin sengaja menjitak kepalanya kuat-kuat lalu kabur secepat mungkin sambil menarik-narik Karrel.

"ARAAA!" teriak Devin kesal. Ia masih bisa lihat gadis itu menjulurkan lidah padanya penuh kemenangan. Bintang malah menertawainya.

"Awas aja kalau ketemu." ucapnya  mengelus-elus kepalanya yang masih terasa sakit akibat jitakan Ara. Bintang menggeleng-geleng, ia merasa sahabatnya itu sudah tertular sisi kekanakkan Ara.

"Karrel!"

Karrel dan Ara menoleh ke arah panggilan. Wulan dan seorang temannya berdiri tak jauh dari mereka.

Awalnya gadis itu tidak percaya pada perkataan temannya yang mengatakan Karrel berjalan di gandeng seorang adik kelas, tapi setelah melihatnya sendiri ia menjadi murka. Wulan menahan emosinya melihat tangan Ara yang masih setia di lengan Karrel tanpa terlihat mau melepasnya. Huh! Dasar sok polos. Ingin sekali ia menjambak rambut adik kelasnya itu.

"Lihat wajahnya, kayak pengen nerkam aku." bisik Ara ditelinga Karrel sambil bergidik ngeri. Ia sengaja membuat pria jangkung itu menunduk menyamakan tinggi mereka supaya bisa leluasa berbisik. Gadis itu tidak sadar tindakannya malah menambah rasa cemburu Wulan. Sementara Karrel malah terlihat menikmati tingkah gadis yang jelas-jelas sudah mencuri hatinya ini.

Karrel memasang wajah datarnya ketika Wulan dan temannya mendekat.

"Aku dengar kamu masuk tim renang putra?"

Karrel tampak kaget. Ia yakin tidak pernah melibatkan diri dari segala jenis kegiatan sekolah. Pasti Bintang sengaja memasukkannya.

"Kamu nggak tahu?" tanya Wulan lagi, sengaja mencari topik biar bisa bicara dengan dengan pria itu. Tentu saja ia sudah lihat ada nama Karrel di daftar tim renang putra jadi ia berani bertanya.

"Bintang belum ngasih tahu." balas pria itu datar.

Wulan mengangguk-angguk mengerti. Pandangannya beralih ke Ara sekilas dan menatap pria itu lagi.

"Kamu mau kemana?" tanyanya lagi dengan nada lembut yang dibuat-buat.

"Ngantarin nih bocah ke kelas." sahut Karrel menunjuk Ara dengan dagunya. Mereka lalu berbalik pergi tanpa pamit pada Wulan dan temannya. Menurut Karrel mereka tidak akrab dan percakapan tadi sengaja dibuat Wulan supaya bisa ngobrol sama dia. Ia juga tidak suka cara Wulan menatap Ara. Bagaimana ia bisa berteman dengan gadis kasar seperti itu.

Wulan mengepal tangannya kuat-kuat menatap kepergian Karrel dan Ara dari belakang. Ia benci gadis itu. Gadis itu adalah penghalang terbesarnya.

"Mereka pacaran?" tanya teman Wulan yang bernama Rani itu.

"Nggak mungkin!" tukas Wulan tidak terima.

"Tapi mereka keliatan dekat banget gitu." balas Rani lagi. Ia bisa lihat cara Karrel menatap adik kelas mereka itu berbeda dengan caranya menatap Wulan atau gadis lain.

"Kamu nggak lihat apa tuh cewek sengaja mau deketin Karrel? Lihat aja akting sok polosnya itu, bikin muak." Rani menatap Wulan merasa aneh. Ia tahu temannya itu menyukai Karrel, tapi menurutnya tidak perlu sampai membenci cewek lain yang dekat sama pria itu. Gadis itu memilih diam, jangan sampai Wulan jadi murka dan dia malah kena imbasnya.

"Ya udah, balik kelas yuk." katanya mengubah topik.

\*\*\*

Ara berjinjit-jinjit menatap ke dalam kelasnya. Ia ingin melihat teman-teman sekelasnya sudah kembali atau belum. Benar saja, kelasnya telah ramai lagi. Gadis itu lalu berbalik menatap pria yang setia bersamanya sejak tadi.

"Makasih udah anterin aku." ujarnya tersenyum manis. Tanpa disadari Karrel balas tersenyum sambil mengusap pelan kepala gadis itu.

"Ya udah masuk gih." balasnya menyuruh Ara masuk. Gadis itu mengangguk lalu berbalik masuk kelas, tak lupa melambai pada Karrel yang kini dibelakanginya. Pria itu tersenyum simpul kemudian berbalik pergi.

"Kamu darimana aja sih Ara?" sembur Laras. Sejak tadi mereka kebingungan mencari gadis itu. Adit sih ketua kelas dan Vino di tambah Manda sudah bersatu mengelilinginya. Mereka jelas lihat siapa yang mengantar gadis itu tadi. Pake gandengan segala lagi. Bukan hanya heran, mereka juga penasaran apa hubungan Ara dan kakak kelas mereka yang terkenal itu.

"Kalian kenapa?" Ara menatap heran karena tiba-tiba dikerubungi begitu.

"Jujur aja, kamu pacaran sama kak Karrel kan?" Manda bertanya mewakili yang lain. Ara berpikir sebentar lalu memutar bola mata jengah.

"Nggaklah. Jangan ngarang deh." balasnya.

Manda menyipit.

"Terus kenapa kak Karrel anterin kamu sampai kelas? pegangan tangan segala pula. Pake elus-elus kepala kamu juga." Manda masih tidak percaya. Apalagi ia melihat kakak kelas mereka itu memperlakukan Ara sangat lembut tadi.

"Tadi itu aku dari kelasnya kak Bintang, ngobrol sama mereka. Terus teman-teman kelasnya datang dan pada natap aku semua, ya udah aku minta aja Karrel anterin aku ke kelas." Ara menjelaskan panjang lebar.

"Pake pegangan tangan segala?" kali ini Vino yang bertanya.

"Mm." Ara mengangguk pasti.

"Aku sengaja pegang tangannya Karrel biar siswi-siswi itu nggak berani macem-macem." tambahnya percaya diri.

Teman-temannya itu saling menatap.

"Ara.., kamu tuh kalo jadi orang jangan polos-polos amat deh." giliran Adit yang buka suara.

"Bener. Tindakan kamu itu malah buat mereka lebih nggak suka tahu." timpal Laras.

"Tapikan dengan begitu mereka jadi berpikir dua kali buat macem-macem sama aku." Ara masih bersikukuh. Lagipula semua yang ia lakukan tadi murni karena refleks.

"Eh, tapi kayaknya kak Karrel suka sama dia deh." semua menatap Manda termasuk Ara.

"Selama ini kan kak Karrel nggak pernah keliatan dekat sama cewek lain. Kalau dipikir-pikir, memang baru Ara perempuan yang sedekat itu sama kak Karrel."

Yang lain mengangguk-angguk setuju. Berbeda dengan Ara yang biasa saja. Otaknya masih terlalu lelet untuk memahami mereka. Menurutnya hubungannya dan Karrel baik-baik saja. Mengenai sikap cowok itu yang baik padanya memang karena ia yang beruntung.

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!