Brondong Manisku

Malam hari saat semua orang sedang tertidur. Pak Bram masih terjaga. Dia berdiri di blkon kamarnya. Pikirannya sedang berkelana tak tentu arah.

Dia sedang memikirkan nasib putrinya yang akan bercerai dari suaminya.

Anaknya akan menyandang status . Dia hanya takut pandangan negatif masyarakat tentang seorang janda.

Flash back on

Saat itu usia Tere masih 17 tahun. Pak sukma juga masih segar bugar dan tidak sakit.

Mereka ber 4 melakukan makan malam bersama.

Setelah makan malam usai. Ayah dari pak Bram yaitu Pak Sukma mengajak anak serta menantunya untuk membicarakan sesuatu.

Tere langsung pamit ke kamar karna dia belum mengerjakan PR. Dia juga tak suka mendengar pembicaraan orang dewasa yang membuat pusing.

" Saya ingin membicarakan sesuatu sama kalian berdua ". Ucap pak Sukma serius.

Pak Bram dan bu Melati menganggukkan kepala. Atmosfer seketika berubah tegang dan kaku.

" Bram kamu ingat tidak teman ayah yang namanya Bayu yang orangnya gemuk". Pak sukma memulai percakapan.

" Ingat, Yang tahun lalu main kesini kan? Yang kalo kesini suka makan banyak sama minta bungkus bawa pulang". Ucap Bram mengingat sosok pak Bayu.

" Ya kamu benar. Beliau meminta ku menjodohkan cucunya dengan Tere. Bagaimana Bram. Apa kamu setuju?".

" Tapi yah Tere itu masih kecil . Masih 17 tahun. Dia juga masih sekolah. Apa enggak terlalu terburu - buru".

" Tidak langsung menikah Bram. Mereka tunangan dulu. Kalo Tere udah lulus kuliah baru menikah . Bagaimana apa kamu setuju?". Pak Bram berharap putranya setuju.

" Begini saja . Bagaimana kalo mereka kita pertemukan dulu . Kalo Tere suka maka kita lanjutkan ke tunangan . Kalo Tere tidak suka kita berhenti menjodohkan Tere dengan cucu teman papi itu".ucap Bram.

" Baiklah. Nanti kita atur saja pertemuannya dengan Bayu". Kakek puas dengan jawaban Bram.

Tepat 1 minggu setelah pembicaraan terakhir dengan kakek Sukma. Pertemuan itu terjadi. Untuk pertama kalinya Tere bertemu dengan Yudi.

Yudi waktu SMA sangat cemerlang. Badannya putih bersih, senyumnya manis dan dia sangat menawan. Badannya juga tinggi. Semakin bertambahlah ketampanan Yudi.

Tere pun jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia malu - malu menatap wajah Yudi. Karna baginya Yudi adalah pria tampan.

Yudi hanya menatap datar melihat perilaku Tere. Dia sangat tak suka dengan Tere. Karna sejujurnya dia sudah punya orang yang dia sukai dan itu bukan Tere.

Tapi sebisa mungkin dia tetep tersenyum. Semata - mata karna takut dengan ancaman kakeknya.

Kakek tak pernah main - main dalam mengancam. Dia mengancam akan membuang semua motor sport milik Yudi kalau Yudi membatalkan pertunangannya dengan Tere .

Mungkin ini juga salah satu alasan Kenapa Yudi sangat benci Tere. karena secara tidak langsung kakek Bayu lebih menyayangi Tere ketimbang dia .

Sepanjang acara Yudi hanya diam atau sesekali tersenyum.

Setelah pulang. Yudi langsung menuju kamarnya dan merebahkan diri di sana. Dia merasa kelelahan. Ternyata akting menjadi anak baik sangat melelahkan.

Dia kemudian mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang yang tak lain adalah Jeny. Moodnya kebali bagus saat mendengar suara Jeny.

Setelah puas bercengkrama di telephone. Yudi memutuskan tidur karna besok sekolah.

Di tempat lain

Tere tak henti - hentinya tersenyum . Pipinya memerah kala mengingat wajah Yudi. Yudi tampan dan dingin( mungkin cocoknya jadi suaminya elsa biar sama - sama dingin). Tapi bukankah sikap pria seperti itu sangat menantang untuk ditaklukan.

Dia langsung berlari dan memeluk kakek yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

" Kakek. Apa benar Yudi bakal dijodohkan sama aku?". Tere bertanya serius.

" Ia benar. Bagaimana Apa kamu suka dengan Yudi ?dia tampan kan ". Kakek mulai menggoda Tere.

Tere tersenyum . Pipinya terasa panas. Dengan malu- malu dia mengangguk. Mengiyakan ucapan kakeknya.

" Jadi kamu setuju sayang, jika bertunangan dengan Yudi?". kakek bertanya untuk ke dua kalinya.

" Ia". Jawab Tere singkat.

Akhirnya hari yang ditunggu - tunggu telah tiba. Pertunangan Yudi dan Tere berlangsung tertutup. Hanya di hadiri oleh keluarga saja.

Tere sangat senang . Karna keinginannya untuk bersama Yudi terkabul .

Selama sesi pertunangan Yudi lebih banyak diam. Namun Tere yang tak peka terhadap situasi menganggap Yudi mungkin sedang kecapean.

Sejak pertuangan mereka diadakan bulan lalu. Seminggu sekali Yudi akan mengajak Tere jalan. Dan hal itu membuat Tere senang. Mereka sering menghabiskan waktu bersama.

Dari mulai nonton, beli es cream, ke wahana permainan , atau sekedar beli cilok depan komplek .

Tak terasa waktu berlalu 1 tahun. Tibalah Tere melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Saåt di perkuliahan Tere bertemu dengan seorang pria yang bernama Boy. Dia sangat baik dan gigih mengejar Tere.

Tere membiarkan semua perlakuan Boy kepadanya. Karna Tere yakin bila terus di cuekin pasti Boy bosan sendiri. Namun nyatanya dia salah dia semakin gencar. Dan Tere mulai goyah.

Perlakuan Boy sangat berbeda dengan Yudi. Diam - diam Tere menjalin hubungan dengan Boy. Namun semuanya tak lama. Sekitar 5 bulan. Kakeknya tiba - tiba sakit keras.

Di sisa nafasnya. Dia ingin melihat Tere menikah dengan Yudi.

Dan pernikahan itupun terjadi walaupun sejujurnya Tere sudah tak menggebu lagi dengan Yudi. Karna hatinya mulai di isi Boy.

Sehari sebelum pernikahan . Tere memutuskan Boy. Dia tak ingin serakah dengan hidup bersama 2 pria.

Flash back off..

Dan Bram sangat menyesali keputusannya dulu. Andai dulu dia tak mengiyakan permintaan ayahnya untuk menikahkan Tere dengan Yudi mungkin hidup Tere tak seperti sekarang.

Tak akan jadi jandi di usia muda. Namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur( tinggal tambahin suiran ayam sama kerupuk biar tambah sedap).

"Maafkan ke egoisan kakek dan papi, Tere. Seandainya waktu bisa di ulang papi tak akan menjodohkan kamu dengan pria brengs3k itu". Batin pak Bram.

Tak ada orang tua yang tega melihat anaknya terluka. Semua ingin anaknuya bahagia menjalani kehidupan ini. Dia berharap putrinya mendapatkan cinta yang abadi seperti dirinya dan istrinya.

" Liat pembalasanku Yudi . Setiap derai air mata yang turun dari mata Tere kamu akan merasakan keperihan 2 x lipat dari apa yang di rasakan Tere. Aku akan liat seberapa kuat kamu mampu bertahan melawan perusahaanku" batin pak Bram yang menggelora.

" Adam ". Panggil pak Sukma. Adam adalah asisten kakek.

" Cari tau siaa saja yang memberi modal di perusahaan Yudi. Buat mereka semua berpaling ke kita. Pokoknya kamu yang atur". Ucap pak Bram .

" Baik pak. Kalo begitu saya permisi". Ucap pak adam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tak bosan - bosannya aku ngucapin terima kasih. Tanpa dukungan kalian semua entah bagaimana nasib Tere dan Aldi kelak.

Jangan bosan like ya kak.

Terima kasih

Salam sayang.