"Tak harus ada alasan untuk berselingkuh!"
Rumah tangga yang tenang tanpa badai, ternyata menyembunyikan satu pengkhianatan. Suami yang sempurna belum tentu setia dan tidak ada perempuan yang rela di duakan, apalagi itu di lakukan oleh lelaki yang di cintainya.
Anin membalas perselingkuhan suami dan sahabatnya dengan manis sampai keduanya bertekuk lutut dalam derita dan penyesalan. Istri sah, tak harus merendahkan dirinya dengan mengamuk dan menangis untuk sebuah ketidak setiaan.
Anin hanya membuktikan siapa yang memanggil Topan dialah yang harus menuai badai.
Seperti apa kisahnya, ikuti cerita ini ya☺️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27. Menangis Tanpa Suara
"Kamu masih istriku, kewajibanmu adalah melayani suamimu!"
Anin memberontak sekuat tenaga, air matanya merembes begitu saja.
"Aku tak punya kewajiban apapun lagi padamu! Apakah kau kira kewajiban seorang istri hanya untuk melayani dirimu di atas tempat tidur?" kedua tangan Anin mengepal dalam cengkeraman Galih dengan wajah merah padam dan pipi kirinya membiru, Anin melepaskan dirinya.
Selama ini, meskipun Galih berselingkuh tak pernah sekalipun dia melepaskan tangan dan memukulnya, tapi malam ini Anin benar-benar merasa dirinya hancur, hidupnya seakan-akan kehilangan arti lagi, saat pipinya itu di tampar oleh suaminya sendiri.
"Kenapa kamu begitu lancang sekarang Anin? selama ini kamu selalu menunduk dan mematuhiku, kau bahkan tak bisa hidup tanpaku!" Galih menatap Anin dengan amarah, seolah amarah itu telah dibawanya sejak awal dan ketika menerima penolakan Anin amarah itu seperti lava di kawah gunung merapi, sampai pada titiknya untuk di semburkan.
Seorang yang tahu dia bersalah tetapi diliputi ego, dia ajan berusaha terlihat mengintimidasi. Amarahnya bahkan lebih besar dari orang yang seharusnya marah.
Meskipun Anin melotot padanya penuh perlawanan tapi Galih tetap memaksa Anin dengan menarik leher dress hitam istrinya itu hingga robek memperlihatkan bahu Anin yang putih mulus.
Saat Anin berusaha menarik bajunya itu dengan gemetar, Galih mendorong Anin ke atas tempat tidur dengan kasar, tak perduli jika Anin terlempar seperti seonggok barang.
Tanpa memberi waktu Anin bangun kembali, Galih memeluk tubuh sang istri. Mulutnya menyesap dan menggigit leher Anin seakan ingin menunjukkan dominannya, laki-laki ini benar-benar seperti sedang kerasukan setan.
Rasa takut kehilangan akibat kesalahannya sendiri membuatnya sungguh kalap, sesungguhnya Galih tak pernah bersikap se agresif ini pada Anin selama pernikahan mereka.
"Lepaskan aku, ku mohon..." Di antara air matanya yang tiba-tiba keluar begitu saja, suara memohon itu terdengar begitu pilu serupa rintahan, Anin baru kali ini merasakan ketakutan yang luar biasa saat Galih berusaha mencumbuinya dengan paksa.
Dress yang dikenakan Anin sekarang tertarik, beberapa kancingnya jatuh, separuh buah dadanya menyembul, sementara bagian bawahnya tersibak menunjukkan pahanya yang mulus.
Entah kekuatan dari mana, Anin dengan muka yang benar-benar jijik pada Galih, mendorong tubuh lelaki itu sekuat tenaga dari atas tubuhnya. Lalu berdiri sambil menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.
"Hentikan! Lihat wajahku!" Teriak Anin menggelegar sambil menunjuk wajahnya dengan telunjuknya yang gemetar.
"Aku adalah Anindya, perempuan terhormat! Aku bukan perempuan l@cur selingkuhanmu itu yang bisa kau tiduri kapan saja dan dengan cara apapun!"Akhirnya Anin yang lemah lembut itu berteriak keras dengan segenap kekuatan yang dihimpunnya.
Selama ini dia tak pernah melawan pada Galih bahkan dengan cara apapun akan menundukkan wajahnya untuk menghindari pertengkaran dengan suaminya itu.
"Aku tidak sudi lagi di sentuh olehmu, diperlakukan lebih rendah dari seorang pel@cur seperti ini! Tolong, jangan samakan aku dengan Ratna, dulu dia temanku tetapi sekarang di mataku serupa iblis betina yang haus berzinah denganmu!" Anin membeliak pada Galih yang terlihat tertegun melihat sikap Anin yang garang kepadanya.
Anin adalah perempuan yang lembut, bahkan tak pernah meninggikan suaranya selama ini, orang yang tak banyak bertanya dan begitu pasrah. Sekarang perubahan Anin membuatnya tercengang.
"Anin? Kenapa kamu berteriak padaku begitu keras?" Galih mundur sambil merapikan kemejanya, tiba-tiba tengkuknya meremang melihat tatapan Anin padanya, perempuan yang dia tahu selalu mencintainya itu.
"Apa lagi yang kamu cari lagi dariku? Mungkin Ratna, selingkuhanmu itu sedang membuangmu sehingga kamu berfikir pulang,
binatang sekalipun tak akan memperlakukan pasangannya seperti yang telah coba kamu lakukan tadi! Setelah memukulku lalu kamu berusaha menytubuhiku dengan paksa, seharusnya kamu sadar ahlakmu lebih rendah dari binatang saat melakukannya." Betapa kejam dan menusuk kata-kata Anin itu, yang serta merta membuat amarah Galih tersulut kembali, tangannya terangkat, dia merasa tertantang.
Bukannya menghindar, Anin malah maju dua langkah lalu dengan dagu terangkat menyongsong tamparan itu.
"Ayo, pukul saja lagi! keluarkan sifat aslimu! Dan kita akan melihat bagaimana setelah aku melaporkanmu ke polisi apakah aku bersedia mencabut kembali laporanku atau...atau aku akan membuatmu membusuk di penjara!"
Sekarang Galih yang terkesima dengan sikap Anin, kakinya seperti terpaku di lantai dan tangannya terangkat tinggi melayang beku di udara.
Galih mundur selangkah dengan nyali menciut sementara Anin malah berkacak pinggang menantang, tanpa rasa takut. Sikap Anin benar-benar menakutinya sekarang.
"Kamu...kamu terlalu serius, sayang..." Suara Galih melunak dalam nada putus asa.
"Setiap orang wajar membuat kesalahan dalam rumah tangga, tidakkah kamu memberiku kesempatan sekali lagi." Lanjutnya dengan pias bersemu.
"Kesempatan di berikan ketika orang itu menyadari sendiri kesalahannya dan menyesalinya bukan pada orang yang di hajar dulu dengan kenyataan setelah perbuatannya di bongkar. Satu setengah tahun kamu bermain gila dengan Ratna di belakangku dan mungkin akan berlangsung hingga aku mati jika aku tak membongkarnya sendiri. Bedakan antara memberi kesempatan dengan memanipulasi orang!" Jawab Anin dengan geram.
"Sayang, fikirkan lagi. Apakah kamu berani berpisah denganku? kamu tak punya siapa-siapa selain aku." Galih menyeringai terlihat mengejek, padahal dirinya begitu gentar dengan sikap Anin yang berubah 180 derajat dari Anindya, sang istri yang dikenalnya selama ini.
"Haruskah aku takut?" Anin balik bertanya, nadanya lebih megejek dari Galih.
Galih tercengang, malam ini dia datang kepada Anin, mengira istrinya ini hanya sekedar emosi sesaat, bahkan kehamilan Ratna baginya bukan suatu alasan, setidaknya dia telah membantu Bowo membuahi istrinya. Sebentar lagi semua badai ini akan berlalu, dia hanya perlu merayu istrinya ini supaya dia segera lupa dengan kesalahannya. Dan seharusnya semua akan baik-baik saja.
"Aku mungkin mencintaimu begitu besar dalam hidupku..." Anin membiarkan kabut di pelupuk matanya menurunkan dua bulir bening ke pipinya.
"Tapi, cinta sebesar gunungpun akan runtuh jika dikhianati. Cinta bisa pudar bersama luka."
Pias wajah Anin mengeras, matanya tak berkedip menatap Galih. Rasa luka dan sakit hati seolah menyaru sebagai dendam yang tak dia tahu rasanya lagi.
Jika kemarin dia masih bisa menangis untuk melawan rasa sakit itu sekarang dia merasa hatinya kebas, hampa bahkan dia tak mengerti seperti apa lagi rasanya.
Rasa sakit yang tertinggi adalah, saat kita tak lagi merasakan apa-apa bahkan saat menangispun kita tak lagi sadar mata basah sendiri.
"Aku tak akan mengucapkan terimakasih untuk semua luka ini, seperti yang mungkin terjadi di sinetron. Yang menabur angin seharusnyalah menuai badai ." Anin berucap tanpa ekspresi. Lalu berjalan pergi menyeret kopernya yang tak seberapa besar.
"Gita? Bagaimana dengan Gita???" Teriak Galih benar-benar putus asa.
"Tenang saja, dia akan baik-baik saja meski tanpa seorang ayah sekalipun." Ucap Anin tanpa menoleh lagi sebelum dia membanting pintu dengan keras lalu benar-benar pergi.
...***...
(Dobel up hari ini biarpun kemalaman🤭Jangan lupa dukungannya yah, trims kopi, bunga dan reward dari iklan yang reader tonton, senang rasanya di nantikan. Vote, like, komennya jg adalah penyemangat author lho😅🙏🙏🙏 luv u all