Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilih Kasih
Pagi harinya. Kanaya tengah menyiapkan sarapan untuk pagi ini. Sejak tadi senyum Kanaya tidak luntur sama sekali. Bagaimana tidak, Semalam Setelah mendengarkan cerita Sang adik ipar Kanaya sudah sangat yakin jika Adi yang ayahnya tolong dan dirawat hingga sembuh itu adalah Adi yang kini telah menjadi suaminya.
Untuk Itu Kanaya sudah berniat dari semalam jika ia akan mencoba berbicara empat mata dengan Aditya dan menjelaskan jika dia adalah Ayanya. Dengan bukti kalung itu pasti Aditya percaya.
Sayangnya kalung itu tidak lagi Kanaya pakai karena sempat putus, Dan kanaya tidak tau cara memperbaikinya.. Benar kata Shayra, Kalung itu di pesan di luar negeri, Jelas saja ia tidak dapat memperbaikinya. Karena bahannya pasti bukan bahan sembarangan.
Senyum Kanaya mengembang tatkala melihat sang suami datang, Namun senyum itu pudar saat Aline tiba-tiba menggandeng lengan suaminya dengan mesra.
Keduanya duduk dengan bersebelahan, Bahkan senyum Keduanya tidak luntur sama sekali. Kanaya menunduk ketika netranya tidak sengaja melihat banyak tanda merah di leher madunya.
Kanaya menarik nafas ia sesak sekali rasanya. Ia juga seorang istri, Tapi tidak di perlakukan sama. Ia juga manusia.. Tentu baik buruknya mempunyai rasa iri.
"Mas ...aku mau itu.."Ucap Aline manja sembari menunjuk menu Ayam goreng yang tersaji.
"Kamu mau itu..?"Aline mengangguk, Aditya tersenyum manis. Dengan senang hati Aditya mengambilkan ayam goreng tersebut dan meletakkannya di piring Aline. Tidak itu saja, Aditya juga menawarkan Aline makanan yang lainnya serta melayani istri kedua itu layaknya seorang istri melayani suaminya.
Sementara Kanaya, Apalah dia.. Dia adalah Istri pertama, Ia juga sedang hamil. Harusnya diakan yang di layani, di manja, di perhatikan. Mungkin begini nasib istri figuran.
"Ya Allah kuatkan hambamu ini...
"Kamu ngapain liatinnya begitu.. iri.."Lagi-lagi mayang ikut nimbrung. Kanaya mengelus dadanya dan pergi dari ruang makan tersebut.
Kanaya tidak mungkin ikut sarapan bersama, Ia tidak ingin hatinya kembali sakit melihat pemandangan di depannya.
Kanaya memilih berada di bekas kamarnya dulu. Sesekali wanita hamil itu menengok, Takut saja Aditya sudah selesai. Hari ini Kanaya sudah bertekad ingin bicara empat mata dengan Aditya. Ia harus mengatakan jika dirinya adalah Aya. Gadis kecil yang dulu menemani Aditya saat pria itu di rawat di rumahnya hingga sembuh.
Kanaya segera bangkit dari duduknya, Wanita itu berjalan sedikit berlari demi mengejar sang suami.
"Mas.. Mas Adi tunggu.."Aditya menghentikan langkahnya begitupun Aline yang sejak tadi menempel layaknya perangko. Model seksi itu terus melingkarkan kedua tangannya di lengan Aditya.
"Ada apa?"Seperti biasa, jika bicara dengan kanaya ucapannya selalu datar dan dingin sangat jauh berbeda ketika pria itu bicara dengan Aline.
"Mas aku boleh bicara sama gak? Bentar aja...
"Gak boleh!" Aline melepas kedua tangannya di lengan Aditya. Wanita itu menatap Kanaya dengan tatapan yang meremehkan.
"Siapa kamu berani mau bicara sama Mas Aditya.."ucap Aline dengan menantang.
"Aku juga istrinya, Aku istri pertamanya.. aku juga berhak bicara sama mas Adi...."Kanaya berbicara sambil memohon.. Ayolah, Ia harus bisa bicara empat mata dengan suaminya ini.. Aditya harus tau siapa dirinya yang sebenarnya.
"Istri? Heh! Asal kamu tau.. mas Aditya itu tidak pernah nganggap kamu istri.. ngerti!!
"Mas Aku mohon Mas...kita harus bicara..."Kanaya melangkah mendekat Aditya namun dengan cepat Aline menghalangi.
"Udah mas ayo pergi.. Kita udah terlambat ini loh..
"Aku harus pergi.. ada hal yang jauh lebih penting yang harus aku urus.."Aditya segera pergi dari sana meninggalkan Kanaya yang sejak tadi terus mengejarnya.
"Mas.. beri aku kesempatan bicara sebentar..."Ucap Kanaya begitu lirih, Sembari menatap nanar mobil milik sang suami yang perlahan hilang dari pandangan.
.
.
.
Ketika siang menjelang. Aditya pulang bersama Aline. Pasangan itu tampak begitu bahagia. Di belakangnya, Eli berjalan mengikuti majikannya sembari menenteng berbagai paper bag di tangannya.
"Taruh semua itu di dapur.. "Titah Aditya pada Eli, Eli mengangguk patuh pada majikannya tersebut.
Dengan menggerutu Eli meletakkan semua belanjaan itu di dapur. Eli menarik nafas, Pelayan yang satu itu memang sangat cekatan.
Kanaya datang ke dapur itu untuk mengambil air minum. Melihat Eli yang cukup kerepotan akhirnya, Kanaya pun turut membantu Eli membereskan belanjaan tersenyum.
Ada Salad, Ada selai dengan berbagai rasa, Susu rendah lemak dan juga berbagai macam buah. Semua lengkap di atas meja itu.
Kanaya menelan salivanya ketika mata bening itu melihat buah apel yang begitu menggiurkan.
"Kamu mau apel ini..?"Tanya Eli. Kanaya mengagguk. Maklum saja, karena Kanaya memang sedang hamil.
"Emang gapapa mbak...
"Udah gapapa.. Nih... masih banyak juga.."Kanaya tersenyum ia meraih apel itu hendak membawanya pergi namun...
"Eh..eh ..mau di bawa kemana tuh apel.."Kanaya menghentikan langkahnya, Ia menatap Aline yg kini bersedekap dada.
"Taruh tuh apel... itu punya aku... enak aja.. kalo pingin makanya beli.."Aline segera merampas apel itu dari tangan Kanaya.
"Lagian aku cuma minta satu.. itu juga masih banyak.."Ucap Kanaya, Salah jika ia menginginkannya namanya juga ibu hamil..
"Ya, Tapi ini udah stok aku semua...Akutuh harus menjaga Body aku supaya tetap bagus..Kamu juga ngapain di kasih sih.."Aline kini ikut menyalahkan Eli karena sudah lancang memberi Kanaya apel itu.
"Maaf Non.. tadi kan Non Kanaya ingin.. dia kan lagi hamil... jadi saya tidak tega..
"Alaaah... alasan aja... Kamu jangan asal percaya siapa tau dia cuma ni..
"Ada apalagi sih.. kenapa ribut terus...
"Ini loh mas..Masak apel aku mau di ambil sama dia.. "Ucap Aline menunjuk Kanaya yang sejak.tadi diam saja.
"Lagian aku cuma minta satu mas.. masak gak boleh? Orang hamil ingin sesuatu kan wajar..."Sahut Kanaya, Ia hanya bicara apa apanya. Lagipula benar, Kanaya meminta karena dia ingin. Jika tidak untuk apa meminta.
Aditya berjalan menuju lemari es di dapur itu. Pria itu membungkanya dan mengambil beberapa buah apel dari dalam sana.
"Ini.. Ini juga buah apel.. sama saja kan? Jangan kau makan Apel milik Aline karena itu adalah makanan sehari-harinya. Apalagi dia seorang model.. tidak seperti kau yang hanya seorang pelayan..",Setelah mengatakan itu Aditya menarik tangan Aline dan segera pergi dari sana.
Kanaya menunduk, Wanita yang sedang hamil itu duduk di kursi sambil menangis. Eli mendekat, Pelayan itu memeluk Kanaya dengan perasaan iba.
"Udah.. yang sabar ya...gak usah nangis... Nanti anak yang di dalam kandunganmu ikut sedih...Setelah ini ikut aku ke pasar lagi ya... kita beli apel seperti tadi.."Kanaya mengangguk, Wanita itu menatap nanar empat buah apel itu. Apel itu sudah lama, kulitnya pun sudah tidak segar dan sempurna bahkan sudah ada sebagian yang sudah busuk.
"Teganya kamu mas...
.
.
.
TBC