NovelToon NovelToon
Dokter Culun Tapi Jenius

Dokter Culun Tapi Jenius

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Dokter Genius / Identitas Tersembunyi / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:465.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Desau

Rendra bisa menempuh pendidikan kedokteran lewat jalur beasiswa. Di kampus dia diremehkan karena miskin dan culun. Tak jarang Rendra bahkan dibully.

Namun dibalik itu semua, Rendra adalah orang yang jenius. Di usianya yang masih 22 tahun, dia sudah bisa menghafal berbagai jenis anatomi manusia dan buku tebal tentang ilmu bedah. Gilanya Rendra juga piawai mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya. Akibat kejeniusannya, seseorang menawarkan Rendra untuk menjadi dokter di sebuah rumah bordil. Di sana dia mengobati wanita malam, pecandu, orang yang tertusuk atau tertembak, dan lain-lain. Masalah besar muncul ketika Rendra tak sengaja berurusan dengan seorang ketua mafia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31 - Di Sidang

Mau tak mau Rendra harus pergi ke ruang sidang. Di sana dia melihat banyak petinggi rumah sakit yang hadir. Termasuk Dokter Hakim juga.

Rendra bergegas menghampiri Dokter Hakim dan duduk di sebelahnya. Dia sangat gugup sekali sekarang.

"Maaf, Dok. Anda harus terlibat dengan hal ini karena saya," ungkap Rendra yang merasa tidak enak.

"Tidak ada yang harus disesalkan. Lagi pula kau melakukan hal seharusnya," tanggap Dokter Hakim.

Rendra mengangguk. Ia sedikit lega Dokter Hakim baik-baik saja. Lelaki paruh baya itu bahkan tampak begitu tenang. Sungguh, Rendra semakin mengaguminya.

Sidang dimulai saat Dokter Abian masuk. Selain dokter, dia juga merupakan direktur rumah sakit.

Satu per satu para petinggi mulai mengungkapkan pendapat mereka. Banyak sekali yang mengecam tindakan Rendra.

Rendra dianggap terlalu sembrono. Semua orang juga heran dengan Dokter Hakim yang justru memilih melindungi Rendra.

Tibalah saatnya Rendra disuruh bicara dan melakukan pembelaan.

"Saya melakukannya murni karena ingin menyelamatkan pasien. Keadaan sangat mendesak saat itu. Saya dan teman-teman sudah berusaha maksimal mencari dokter spesialis. Tapi semuanya sibuk," ucap Rendra.

"Eh! Kau beruntung bisa melakukan operasi, kalau tidak, pasti kau akan membuat pasien mati! Dan rumah sakit ini akan tercoreng karena melakukan malapraktik!" timpal Dokter Yandi, kepala departemen neurologi.

"Tapi dia berhasil melakukannya. Bukankah hal itu patut di apresiasi? Anak ini memang melakukan kesalahan. Namun karena kesalahan ini, kita tahu kalau dia berbakat. Sulit menemukan dokter koas seperti dia. Menurutku dia pantas diberi kesempatan." Dokter Hakim angkat bicara.

Rendra reflek menatap Dokter Hakim. Rasa gugupnya perlahan hilang saat sadar kalau dirinya tidak sendiri.

Mendengar pernyataan Dokter Hakim semua orang terdiam. Apalagi saat dia membicarakan bahwa publik yang tahu, kebanyakan memuji keberanian Rendra.

"Apa kalian tahu? Dokter spesialis yang saat itu tak ada yang harus disalahkan. Aku dengar ada dua dokter yang sedang pergi berlibur. Bagaimana kalau publik tahu tentang ini? Aku yakin nama rumah sakit ini akan lebih tercoreng," pungkas Dokter Hakim dengan pembawaan tenangnya.

Semua orang semakin tertohok. Apalagi kedua dokter yang disindir oleh Dokter Hakim. Namun di antara semua orang, ada dokter yang mengangkat tangan.

"Bagaimana kalau begini saja. Anak ini kan merupakan mahasiswa beasiswa. Memang benar apa yang telah Rendra lakukan adalah keharusan, namun bukan berarti itu benar. Jelas Rendra sudah melanggar aturan. Usulku sebaiknya beasiswanya dicabut sebagai hukuman," cetus Dokter Riswan.

Rendra kaget sekali saat mendengar beasiswanya akan dicabut. Jika beasiswanya dicabut, bagaimana dia akan terus melanjutkan studinya kedokterannya? Menurut Rendra, itu sama saja seperti diberhentikan.

Mendengar usulan Dokter Riswan, semua orang tampak menganggukkan kepala. Termasuk Dokter Abian, selaku direktur rumah sakit.

"Menurutku itu ide bagus. Rendra memang harus dihukum agar dokter koas lain tidak berbuat nekat sepertinya. Bagaimana, Dokter Hakim?" Dokter Abian menatap Dokter Hakim.

Dokter Hakim tak langsung menjawab. Ia menoleh sejenak pada Rendra yang menatapnya sambil menggeleng pelan.

"Tolong saya, Dok. Saya bukan dari kalangan keluarga berada, tanpa beasiswa saya nggak bisa meneruskan studi kedokteran," ungkap Rendra pelan.

"Kau tenang saja. Aku akan membantumu," balas Dokter Hakim. Dia lantas meneruskan dengan suara lantang dan berucap, "Ya, aku setuju dengan usul Dokter Riswan!"

Sontak Rendra membulatkan mata. Itu artinya Dokter Hakim menolak untuk membantu.

1
Celcyth
mampir temen" ke novel aku
Lisyati Supriyati
no coment ahh but good job lah rend👍
Mahayabank
/Good//Good//Good//Ok//Ok/
Mahayabank
Nah pembully an vino...segera tiba../Facepalm//Facepalm/
Mahayabank
Penjara dengan fasilitas nyaman tentu,x ...hadeeh.
Mahayabank
Makasih up,x /Ok/
Aisyah 🐾
apakah ada preman yg dulu ada di club malam
Aisyah 🐾
gila lebih baik
Aisyah 🐾
🤣🤣bagus juga kayaknya kalo di bawah di cukur,kenapa ya gak ada cukuran buat pria pas ti rame
Leni Agustina
cerdik alias cerdas dan licik,itulah yg harus dilakukan Rendra untuk menghadapi seorang vino.pembalasan Rendra baru saja dimulai.
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
habis kau vino kata maaf gak cukup untuk membayar semua kesalahanmu 😂
Yuli a
cerdik banget.... melukai tanpa menyentuh... biar orang lain yang bekerja ya ren....🤣🤣🤣 cukup kasih jalannya aja... sambil mengamati....
kaila
lanjut
༄༅⃟𝐐Nadhifa 💕👋🔰π¹¹™❣️
obat pelumpuh otak ya
Nay Nayla
...
Mahayabank
Mantaaap...Lanjuuuut lagiiee 👌👌👌
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagiiieee 👌👌👌
Mahayabank
Penyiksaan berikutnya baru saja dimulai...
Mahayabank
Makasih sudah up /Ok/
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
rasain kau vino gak bisa nyaman lagi karena ada Rendra 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!