NovelToon NovelToon
Aletha Rachela

Aletha Rachela

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Delima putri

Masa lalu yang kelam mengubah hidup seorang ALETHA RACHELA menjadi seseorang yang berbanding terbalik dengan masa lalunya. Masalah yang selalu datang tanpa henti menimpa hidup nya, serta rahasia besar yang ia tutup tutup dari keluarganya, dan masalah percintaan yang tak seindah yang dia banyangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28:Kasih sayang

Merasa putrinya sudah tertidur nyaman, Diana langsung turun ke bawah untuk menyiapkan bubur untuk anaknya. Setiap detik rasanya begitu berarti baginya, apalagi ketika Aletha sedang sakit.

Diana berfokus pada perasan bubur yang sedang dimasak, namun tiba-tiba terdengar langkah kaki seseorang. Dia menoleh dan melihat suaminya, Rama, baru saja pulang.

"Mas, udah pulang?" ucap Diana sambil menyambut suaminya, mengambil tasnya dan memberikan kecupan lembut di kening Rama.

Rama tersenyum dan mengangguk. "Apa Aletha dan yang lain sudah pulang, honey?" Tanya Rama dengan penuh perhatian, menatap wajah istrinya yang terlihat cemas.

Diana menghela napas, matanya masih penuh kekhawatiran. "Belum, baru Aletha yang ada di rumah, Mas. Dia demam, aku sangat mengkhawatirkannya. Ini pertama kalinya aku merawatnya saat sedang sakit, Mas." Diana menjelaskan, suaranya sedikit bergetar.

Wajah Rama berubah panik mendengar kondisi putri mereka. Dia segera ingin berlari ke kamar Aletha, namun Diana dengan cepat menahannya.

"Mas, tunggu sebentar," ucap Diana, dengan lembut namun tegas, menahan langkah Rama yang sudah beranjak menuju tangga. "Kamu baru pulang dari kantor, kamu belum bersih-bersih. Aletha juga baru saja istirahat."

Rama menatap istrinya dengan tatapan penuh pengertian, lalu mengangguk pelan. "Oh, iya. Aku lupa kalau aku baru pulang dan masih kotor." Setelah itu, Rama melangkah menuju kamar mandi. "Kalau begitu, aku akan mandi dulu, baru ke atas setelah itu."

Diana tersenyum tipis, merasa sedikit lega. "Iya, Mas. Kasihan kalau kamu langsung ke atas tanpa istirahat dulu. Aku akan menemani Aletha sebentar, biar dia lebih tenang."

Rama mencium pipi Diana dengan lembut. "Terima kasih, sayang. Aku akan cepat-cepat bersih-bersih, biar bisa menemui Aletha setelah itu."

Setelah itu, Rama pergi ke kamar mandi, sementara Diana melanjutkan menyiapkan bubur untuk anak mereka dengan penuh perhatian. Meski ada sedikit ketegangan di hatinya, Diana merasa lebih tenang karena suaminya selalu ada di sampingnya, siap membantu.

Diana terus mengaduk bubur dengan hati-hati, namun pikirannya tak bisa lepas dari kondisi Aletha. Setiap detik terasa sangat berharga, terutama ketika anaknya sedang sakit. Meski bubur yang dimasaknya sudah hampir matang, rasa gelisah tetap menguasai dirinya, menunggu suaminya selesai mandi.

Tak lama setelah itu, terdengar suara langkah Rama yang keluar dari kamar mandi. Diana menoleh, melihat suaminya yang kini lebih segar setelah membersihkan diri. "Mas, cepat, dong," ucap Diana sambil tersenyum tipis. "Aletha pasti butuh kita berdua."

Rama mengangguk dan berjalan mendekat, meletakkan tangan di punggung istrinya. "Aku di sini, sayang. Kita berdua yang akan merawatnya."

Mereka berdua bersama-sama naik ke lantai atas, menuju kamar Aletha. Sesampainya di sana, mereka melihat putri mereka yang masih terlelap, dengan napas yang perlahan mulai lebih tenang.

Rama melangkah pelan ke ranjang putri mereka, dan duduk di sisi ranjang Aletha. Ia menyandarkan punggungnya ke kasur, menatap anaknya yang tertidur dengan wajah pucat. Dengan hati-hati, Rama membangunkan putrinya yang terlelap.

"Nak, bangun dulu yuk, makan sebentar," ucap Rama dengan lembut sambil mengelus kening putrinya yang terasa hangat.

Aletha terbangun perlahan mendengar suara lembut ayahnya. Matanya yang sempat terpejam membuka perlahan, dan dia merasa hangat ketika keningnya dielus dengan lembut oleh Rama. Rasanya nyaman, namun tubuhnya masih terasa lemah dan lelah.

"Ayah..." Aletha berbisik, suaranya sedikit serak, seolah berusaha berbicara meski tubuhnya begitu letih.

Rama tersenyum penuh kasih sayang, meski tampak khawatir melihat wajah putrinya yang pucat. "Iya, Nak. Ayah dan Bunda di sini, kok. Kita makan sebentar, ya. Buburnya sudah bunda siapkan."

Diana, yang duduk di sisi lain ranjang, ikut mendekat dan dengan lembut menyentuh tangan Aletha. "Ayo, Aletha. Makan dulu biar kamu bisa cepat sembuh. Mama khawatir kalau kamu tidak makan."

Aletha mengangguk pelan, meskipun sedikit ragu. Tubuhnya terasa sangat lelah, namun dia tahu kalau kedua orang tuanya sangat perhatian padanya. Rasanya nyaman dan aman melihat mereka berdua di sampingnya.

"Senderkan kepala kamu ke dada ayah, Nak. Masih pusing, kan?" ucap Rama, menyentuh lembut kepala Aletha.

Aletha bangun sedikit dan langsung menaruh kepalanya di dada ayahnya yang terasa hangat. Rama terus mengelus rambut putrinya dengan lembut, memberi kenyamanan dan kehangatan yang sangat dia butuhkan. Dengan penuh kasih sayang, Rama menciumnya di kepala, merasakan betapa pentingnya momen ini bagi mereka bertiga.

Diana berdiri, mengambil mangkuk bubur yang sudah disiapkan, lalu dengan lembut menyuapkan satu sendok kecil bubur ke mulut putrinya. "Ayo, Nak. Makan, ya?" kata Diana dengan suara lembut namun penuh kasih.

Aletha sedikit tersenyum meskipun tubuhnya masih terasa lemas. Dia makan sedikit demi sedikit, merasakan kehangatan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Diana terus menyuapkan bubur dengan penuh perhatian, memastikan Aletha mendapatkan cukup makanan untuk membantunya pulih.

"Enak, kan? Buburnya, Nak?" tanya Diana, dengan lembut, sambil terus mengelus tangan Aletha.

Aletha mengangguk lemah. "Iya, bunda... enak," jawabnya dengan suara yang masih serak, namun ada kebahagiaan yang terpancar di matanya, melihat perhatian dari kedua orang tuanya yang begitu besar.

Rama tetap mengelus rambut Aletha dengan penuh kasih sayang. "Kamu harus cepat sembuh, ya, Nak. Ayah dan Bunda akan selalu ada untuk kamu," ucap Rama dengan suara lembut.

Aletha menatap ayahnya dengan tatapan lembut, merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam pelukan ayahnya. Setelah beberapa saat, Aletha menatap mangkuk bubur yang sudah mulai habis, namun dia merasa tubuhnya lebih ringan dan sedikit lebih baik.

"Sudah cukup, Nak?" tanya Diana dengan khawatir, memeriksa apakah Aletha masih bisa makan lebih banyak atau tidak.

Aletha mengangguk pelan, meski sedikit enggan karena masih merasa lelah. "Iya, Bunda. Terima kasih...," katanya dengan suara pelan, menandakan bahwa dia sudah merasa kenyang dan cukup makan.

Rama dengan lembut menyenderkan kepala Aletha kembali ke dadanya, memberikan kenyamanan dan ketenangan yang sangat dibutuhkan putri mereka. "Kamu sudah makan, sekarang istirahat lagi ya, Nak. Supaya cepat sembuh."

Diana mengelus punggung Aletha dengan lembut. "Kamu tidur lagi, ya, ayah dan Bunda akan menemanimu," ucap Diana, suaranya penuh dengan kasih sayang.

Aletha menutup matanya perlahan, merasakan kehangatan dari pelukan kedua orang tuanya. Meski badannya masih terasa tidak nyaman, kehadiran ayah dan ibu memberinya rasa aman dan damai yang luar biasa.

"Ayah, Bunda... terima kasih," bisik Aletha sebelum akhirnya tertidur lagi di pelukan ayahnya.

Diana dan Rama saling berpandangan, merasa lega melihat putri mereka mulai tenang. Mereka berdua tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa memberikan perawatan terbaik untuk Aletha, dengan penuh cinta dan perhatian.

"Dia akan baik-baik saja," ucap Diana dengan penuh keyakinan, memandang putrinya yang tidur tenang.

Rama mengangguk dan memeluk Diana dengan lembut. "Iya, sayang. Kita akan terus menjaga Aletha. Tidak ada yang lebih penting selain keluarga kita."

Dengan itu, mereka berdua duduk bersama di sisi ranjang Aletha, menjaga putri mereka dengan penuh kasih, sementara waktu berlalu dengan penuh kedamaian dan cinta yang tak ternilai.

1
Febrianto Ajun
cerita ini bisa bikin saya menangis! Tapi juga sukses bikin saya tertawa geli beberapa kali.
Hitagi Senjougahara
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Dear_Dream
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!