Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 04
Malam harinya, Dimitri penasaran apakah Nilam benar-benar mengikutinya hingga ke Jogja. Maka dari itu Dimitri terjaga meskipun malam sudah larut. Padahal dia besok harus bertemu dengan klien.
Jam menunjukkan pukul 00.00 malam, Dimitri memastikan bahwa Neha tengah tertidur pulas. Ia beranjak dari ranjang dengan sangat pelan agar Neha tidak terusik. Dimitri juga meletakkan guling tepat di sisi Neha.
Tap tap tap
Cekleek
Dimitri mengendap-endap, ia berhasil keluar dari kamar hotelnya dengan lancar. Pria itu kemudian berjalan menuju kamar yang sudah diberitahukan oleh Nilam padanya melalui pesan.
" 1037," gumamnya lirih.
Awalnya Dimitri ragu untuk mengetuk kamar itu. Namun dia penasaran akankah Nilam serius atau hanya bercanda semata.
Tok tok tok
Cekleeek
" Hay Mas, udah lama nih aku nunggu. Masuk yuk, istrimu udah tidur kan?"
Gluph
Dimitri menelan saliva nya dengan susah payah. Nilam saat ini hanya mengenakan lingerie. Bahkan bagian atasnya tidak lagi mengenakan braa, sehingga boob-nya jelas terlihat di sana. Bulat dan kenyal, seperi itulah rasa yang Dimitri ingat.
Tapi Dimitri berusaha untuk mengabaikan itu semua. Bukan sekali dua kali saja dia melihat tampilan Nilam yang sepeti itu jadi ia yakin malam ini akan baik-baik saja.
" Aku hanya akan mampir sebentar terus balik lagi ke kamarku. Takut Neha bangun," ungkapnya.
Nilam hanya diam sambil tersenyum. Wanita itu pura-pura tidak mendengar ucapan Dimitri yang sebenarnya sangat tidak ia sukai itu.
Pada intinya malam ini dia harus berhasil melakukan rencananya. Seandainya pun gagal, maka dia harua terus mencoba.
Tujuan Nilam adalah memiliki Dimitri seutuhnya. Dia tidak lagi ingin hanya sekedar jadi simpanan. Nilam yaki dirinya akan bisa menjadi istri dari Dimitri.
" Duduk dulu Mas."
" Sebenernya kamu ini kenapa, kan udah aku bilang buat di rumah aja. Aku kan udah janji akan bawa kamu ke Korea."
" Haah Mas, aku udah terlanjur ambil cuti. Sayang banget kalau nggak dipakai kan. Lagian aku pengen banget ke Jogja. Tenang aja, aku nggak akan muncul depan istrimu kok."
Nilam menyeringai, tentu saja dia tidak akan mengganggu pasutri itu saat hari cerah. Namun dia akan menemani malam-malam dari Dimitri yang pasti akan terasa dingin itu.
" Masss," panggil Nilam dengan sedikit sensual. Dia langsung duduk dipangkuan Dimitri dan memeluk leher pria itu.
" Nilam, jangan begini. Kau tahu kan istriku ada di sebelah."
" Terpaut satu kamar, nggak yang disebelah persis kan. Dia nggak akan denger kok."
Nilam menarik tangan Dimitri, lalu mengarahkan ke dadanya. Nilam menuntun Dimitri untuk menggenggam bulatan kenyal miliknya.
Makanan enak tersaji dan terlihat begitu nikmat, tentu saja Dimitri sulit untuk menolaknya. Pikiran waras yang sedari tadi ia coba pertahankan luruh begitu saja.
" Aaah ya Mas, disitu rasanya enak."
" Aku nggak bawa pengaman, jadi nggak usah main ya."
" Tenang aja Mas, aku udah minum pil kontrasepsi kok jadi aman."
Benarkah itu? Tentu saja tidak. Nilam sudah merencanakan hal ini dengan baik. Selama ini dia memang meminum obat pencegah kehamilan. Agar hubungannya dengan Dimitri lancar tanpa harus ada sebuah kesalahan. Namun kini tidak lagi. Ada sesuatu yang Nikan inginkan sehingga ia bertekad untuk tidak lagi meminum obat itu.
" Aah Mas, kamu memang yang terbaik."
" Huh, kau enak sendiri. Jangan harap."
Dimitri sudah tidak tahan dengan permainan itu. Hasratnya membuncah ketika melihat Nilam mengerang ulah dari permainan tangannya.
Dengan cepat Dimitri melepaskan semua pakaiannya. Ia lalu memulai sesi utama dalam permainan tersebut.
Berbagai gaya dilakukan oleh kedua orang bejat itu. Keduanya seperi orang yang baru ini melakukan hubungan badan. Padahal Dimitri dan Nilam selalu melakukannya saat mereka bertemu.
" Huh Nilam, gerakkan tubuhmu, jangan cuman aku yang gerak!"
Nilam menyeringai, jika sudah begini maka Dimitri tidak terhentikan. Dan ia memang mengharapkan hal itu. Malam itu, Nilam benar-benar menguasai Dimitri. Ia sangat puas saat Dimitri tidak ingat terhadap istrinya.
Meskipun pada akhirnya ia ditinggal sendirian ketika Dimitri merasa sudah selesai.
Cekleek
" Mas, kamu dari mana?"
Jegleeer
Dimitri sudah berjalan pelan saat masuk ke dalam kamar. Tapi rupanya di sana sudah ada Neha dengan mukenanya. Tampaknya Neha ingin melakukan sholat malam.
" Kok kamu udah bangun sayang?"
" Kebiasaan Mas, aku selalu bangun jam segini kan? Oh iya kamu belum jawab pertanyaan ku, kamu dari mana?"
" Aah itu, aku cari angin. Soalnya hawanya panas banget. Maaf ya, kamu pasti kaget pas bangun nggak ada aku."
Neha hanya tersenyum. Dia sudah bangun dari setengah jam yang lalu. Menyadari bahwa suaminya tidak ada di sisinya, dan ranjang sebelah dingin, maka Neha berkesimpulan bahwa Dimitri sudah lama meninggalkan kamar.
Ia mencoba menghubungi Dimitri, namun ternyata ponsel suaminya itu tergeletak di nakas.
Neha sempat ingin membuka ponsel milik suaminya. Namun otaknya merespon lain. Hatinya menyuruhnya untuk membukanya, tapi otaknya menyuruhnya untuk tidak melakukannya.
Ia menjadi gamang, dan pada akhirnya memilih untuk masuk kamar mandi. Neha mengambil air wudhu, dan ia merasa sedikit lebih tenang.
" Ya udah kalau ngerasa gerah, mandi aja gih biar seger."
" I-iya ini juga mau mandi kok."
Neha merasa bahwa Dimitri sedikit aneh. Selama ini suaminya itu tidak pernah bicara gugup di depannya, tapi kali ini Dimitri terlihat begitu gugup dan gusar.
Ingin sekali Neha berpikir positif tapi agaknya pikiran negatif itu terus menyerbu isi kepalanya.
" Kenapa ya Mas Dimitri kek orang takut ketahuan. Ekspresi itu, ekspresi itu adalah ekspresi orang yang menyembunyikan sesuatu. Ekspresi itu adalah gambaran orang yang takut ketahuan karena udah berbuat salah. Haaah Neha jangan mikirin yang aneh-aneh. Yuuk berkhusnuzhon, selama ini Mas Dimitri nggak pernah aneh-aneh kok. Selama ini dia udah sabar buat ngalah ke aku yang sibuk. Lagian, kali ini juga kita pergi berdua buat ngedeketin lagi hubungan kita."
Neha mengepalkan kedua tangannya. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa Dimitri tidak melakukan hal-hal yang buruk. Ia juga harus berpikiran baik terhadap suaminya itu.
Neha menggelar sajadahnya. Ia melakukan sholat malam seperti yang biasa ia lakukan. Dan dalam doanya ia memohon untuk diberikan hubungan yang sakinah mawadah dan warohmah dalam pernikahannya.
" Seperti harapan setiap pasangan, berikan kami pernikahan yang awet, dan pertemukan kami di jannah Mu ya Rabb. Menikah sekali dan kembali bertemu lagi nanti di kehidupan yang lebih kekal. Aamiin."
Akhir doa, Neha mengusapkan kedua tangganya di wajah. Air matanya luruh. Ia sedikit heran, mengapa setelah mengucapkan doa yang baik itu malah hatinya menjadi sakit. Bukannya menjadi tenang, tapi malah gelisah. Neha sungguh bingung mengapa demikian.
TBC