Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 21" Sedih
Suara deruman motor memecahkan kesunyian dan gelapnya malam yg kini menyelimuti . Kak Ryan baru saja memasang standar motornya setelah itu kakak turun dengan membawa makanan.
Dengan langkah panjang kakak membuka lebar pintu utama. lalu masuk dan menutup pintu itu dengan malas nya tak lupa mengunci nya.
Derap langkah nya terdengar mendekati kamar ku. setelah dekat kak Ryan membuka pintu kamar ku dengan malas nya.
Ceklekkkk" Kak Ryan membuka pintu kamar ku langkah nya sangat terlihat malas. sepasang kaki itu mendekati ranjang ku. Aku sedang duduk menghadap jendela sambil membaluri minyak yg biasa nenek pakai untuk mengurut kaki nya.
" Ini dari Gilang!" Kak Ryan menaruh plastik makanan itu di meja . Aku segera menoleh, lalu melihat wajah kakak dengan bahagia.
" Makasih kak" Aku membalikan badan terlihat lah kaki ku yg bengkak. Kak Ryan melirik sedikit kaki yg bengkak ini . Rasa miris mulai menyelimuti hatinya.
" Hemmm" Kak Ryan hanya mendehem sambil melangkah keluar. Aku tersenyum tipis karna kamar ku baru pertama kali di kunjungi kakak .
Aku membuka plastik itu sambil melihat isinya, setelah di buka aku lihat ada nasi goreng cumi lengkap dan satu bungkus roti coklat .
Aku dengan pelan bangkit dan menyimpan sejenak nasi goreng itu di meja , aku melangkah pelan ke dapur, untuk mengambil piring , sendok dan air minum.
Sementara di taman belakang kak Ryan sedang duduk di kursi panjang sambil melihat ke arah bintang - bintang yg bersinar terang menemani sang rembulan yg tengah kesepian.
" Tumben belum tidur jam segini" Papah mendekati sambil menaruh bokong nya di kursi sebelah kak Ryan.
" Belum" jawab irit kak Ryan sambil memalingkan muka , mengarah ke samping , kakak tak mau melihat wajah papah.
" Kamu boleh dingin kek gini ke papah, karna papah tau diri ini bukan pemilik benih mu dan Ebby, tapi jangan lah begini pada Ebby, dia adik kandung mu, kalian satu kandungan yg sama , dia sudah banyak menderita, sekarang kaki nya bengkak, papah sangat sedih ketika dia menangis karna sikap mu dan mamah yg seperti itu. Nak ingat penyesalan akan datang, karma pasti untuk semua perbuatan buruk, sayangi lah dia, karna ketika kematian menghampiri nya maka kita akan menyesal belum sempat membahagiakan nya, sekarang dia masih bisa menghibur diri dengan hal kecil dari sahabat nya dan papah, tapi suatu hari nanti keceriaan nya akan sirna , papah berharap pada mu beri lah dia kasih dan sayang mu, walau itu sedikit tapi lebih baik dari pada penyesalan seumur hidup." Papah mengusap air mata nya jatuh tanpa permisi.
" Tapi karna dia mamah jadi sedih terus, aku paling tidak bisa melihat kalau mamah sakit dan nangis." kak Ryan mengusap butiran bening yg mulai jatuh membasahi pipi.
" Papah tau, tapi sebelum penyesalan datang lebih baik kau berubah sikap pada nya, dia itu saudara sedarah dan sekandung mu, kalau memang itu yg menjadi keputusan mu maka jangan pernah menangis jika nanti dia pergi untuk selamanya" Papah mengangkat bahunya sambil berjalan meninggalkan kak Ryan.
Kak Ryan hanya diam sambil memandangi punggung papah yg semakin menjauh dan hilang dari pandangan nya.
Lalu kak Ryan berjalan pelan sambil di hantui ucapan papah barusan.
Kak Ryan mengintip dari celah jendela kamar ku , aku sedang makan dengan lahap, sambil duduk di atas kasur. Kaki ini di luruskan agar tidak semakin sakit.
" Mah , aku kangen dengan kasih sayang mamah dan kakak, aku pengen merasakan itu sekali saja seumur hidup ku ini" gumam ku sambil meraih gelas.
Aku meminum nya dengan pelan, kepala ku tiba - tiba sakit hingga gelas yg ku pegang jatuh.
Prangggg" Gelas itu jatuh ke lantai, membuat kak Ryan kaget dan mendekati lagi.
" Sayang kenapa?" Papah langsung masuk dengan ra panik terlihat mendekati aku.
" Pusing pah, mungkin aku terlalu capek" Aku memijit pelipis ku sambil menatap wajah papah .
" Istirahat dulu ya, ini obat pereda nya di minum" Papah mengeluarkan obat itu dari laci ,lalu aku meminum nya.
Nasi goreng itu sudah habis, aku tersenyum sambil menyandar ke ranjang. Papah tersenyum tipis duduk di samping ku. Rasa sedih kini menyelimuti hati kak Ryan, karna aku hampir tumbang.
Di rumah , Ellena sedang nyemil cemilan kesukaan nya sambil duduk di atas kursi rotan.
Burung peliharaan nya sudah tumbuh besar, dia suka dengan burung love bird. Sepasang burung itu dia melambangkan cinta nya untuk ku.
"Nih burung udah gemuk ya" Eza menghampiri sambil mendekati burung yg tengah tidur saling memeluk satu sama lain.
" Iya bang, aku selalu memberikan nya cinta dan makanan yg menyehatkan biar tetep hidup" Ellena menoleh sambil sibuk mengunyah.
" Wih bagus tuh, abang suka, btw belum tidur kenapa?" Eza duduk di kursi sebelah nya, lalu membelai lembut pipi halus Ellena.
" Belum, aku pengen jalan ama mas Ebby, tapi aku nggak mau menganggu nya" Ellena menghabiskan cemilan nya dengan cepat.
" Iya sih, ini udah malem, abang juga mau hubungan mu dan Ebby bisa di ketahui publik tapi itu juga tergantung keputusan Ebby" Eza mengelus lembut rambut panjang Ellena .
" Betul, aku juga mau publik tau, tapi itu kayak nya sulit" Ellena menyandar ke pundak Eza sambil tersenyum tipis.
" Tante ini susu nya tadi aku buat khusus untuk mu" Irwan membawa segelas susu hangat dengan berjalan pelan mendekati Ellena.
" Wih Makasih" Ellena meminum nya dengan pelan, tersenyum manis membuat nya semakin cantik.
Irwan hanya tersenyum sambil duduk di paha Eza memainkan rambut nya.
Kembali ke Kak Ryan , kak Ryan duduk di kasur nya sambil mengingat kata - kata papah tadi.
" Kenapa sedih? Mamah menghampiri lalu duduk di samping kak Ryan, kakak segera menoleh lalu memeluk mamah.
" Aku sedih tadi Ebby sakit kepala nya mah, entah kenapa hati ku ini sangat sedih dan takut" Kak Ryan mengingat nya sambil memeluk erat mamah.
" Dia itu kelelahan aja, nggak usah di pikirkan deh, dia itu emang lemah, jangan sampe dia.makin manja setelah kamu berubah sikap pada nya" Mamah mengelus lembut pipi kakak.
" Tapi mah, aku takut penyesalan datang dia belum bahagia dengan kasih sayang kita" Kak Ryan menatap mata mamah dengan dalam.
" Jangan di pikirin , sekarang tidur!" mamah membaringkan tubuh kak Ryan sambil tersenyum sebal karna mulai berubah.
Kak Ryan hanya diam sambil memejamkan mata, di benaknya masih terbayang kata - kata papah. Mamah dengan pelan menyelimuti kakak, lalu keluar kembali ke kamar nya lagi.
Aku sudah tidur , papah sudah terlelap di kasur empuk nya sambil memakai oblong dan memeluk guling.