NovelToon NovelToon
Dijual Ke Gus Kahfi

Dijual Ke Gus Kahfi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gledekzz

“Kalau kamu nggak pulang sekarang, mama nggak main-main Syas. Mama akan jual kamu!”

Mata Syanas membelalak, tapi lebih karena terkejut mendengar nada serius ibunya dari pada isi ancaman itu sendiri. “Jual aku? Serius Ma? Aku tuh anak mama loh, bukan barang yang bisa dijual seenaknya.”


“Oh, kamu pikir mama nggak bisa?” balas Rukmini, suara penuh ketegasan. “Mama akan jual kamu ke Gus Kahfi. Dia anak teman almarhum papa kamu, dan dia pasti tau cara ngurus anak bandel kayak kamu.”

Syanas mendengar nama itu dan malah tertawa keras. “Gus Kahfi? Mama bercanda ya? Dia kan orang alim, mana mungkin dia mau sama aku. Lagian, kalau dia beneran mau dateng ke sini jemput aku, aku malahan seneng kok Ma. Coba aja Ma siapa tau berhasil!”

Rukmini mendesah panjang, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, menutup teleponnya. Syanas hanya mengangkat bahu, memasukkan ponselnya ke saku lagi. Ia tertawa kecil, tak percaya ibunya benar-benar mengucapkan ancaman itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gledekzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch ~

Setelah berjam-jam menjalani perkenalan yang menurutnya tidak lebih dari sekadar basa-basi, Syanas merasa bosan dan lelah. Keramaian di dapur umum, dengan orang-orang yang terus memuji Kahfi tanpa henti hanya membuatnya ingin segera pergi.

“Mungkin lebih baik mbak istirahat dulu sebelum Zuhur. Tadi kan sudah keliling-keliling. Pasti capek.” suara Sahnum memecah lamunan Syanas. Ia tersenyum lembut sambil menatap Syanas.

Syanas menghela napas panjang, menoleh ke Sahnum dengan mata malas. “Iya, bener juga. Gue butuh napas sebentar. Tempat ini terlalu sibuk buat gue,” gumamnya hampir tak terdengar.

Sahnum tersenyum tipis, seperti mencoba memaklumi keluhan itu. “Aku ngerti kok mbak. Nanti aku panggil kalau sudah mendekati waktu salat.”

Syanas mengangkat alisnya. “Hmm, oke. Gue balik ke sana aja kalau gitu. Thanks ya,” ucapnya singkat sambil menepuk bahu Sahnum ringan sebelum beranjak pergi.

“Iya mbak, sama-sama,” jawab Sahnum sambil mengangguk. “Kalau butuh apa-apa, panggil aja ya. Aku di dekat dapur.”

Syanas hanya melambaikan tangannya malas. “Iya iya. Gue ngerti kok,” ujarnya sambil berlalu meninggalkan dapur umum. lalu kembali ke kamar Kahfi.

Saat pintu kamar tertutup, Syanas mendesah panjang. Ia memandangi ruangan itu yang penuh dengan perabotan sederhana namun terasa sangat agamais.

Buku-buku keagamaan tersusun rapi di rak kayu, sajadah tergulung di sudut, dan meja kecil di dekat jendela yang terlihat sering digunakan untuk membaca.

Pandangan Syanas tertuju pada tas-tasnya yang terletak di atas meja. Dengan langkah malas, ia membuka tas itu, merasa kesal karena tidak menduga Kahfi sempat-sempatnya membawa barang-barangnya ke pesantren ini.

Saat membuka resleting tasnya, ia mendapati isinya sangat terbatas, hanya beberapa pakaian dalam, dua set gamis yang tampaknya sengaja dipilih ibunya, dan beberapa barang kecil lainnya.

Syanas mendengus, lalu tertawa kecil, tapi nada tawanya penuh rasa kesal. “Mama memang niat banget ya menjual anaknya,” gumamnya sinis, menutup tas dengan kasar.

Ia merasa frustrasi karena tidak ada satu pun pakaian yang bisa membuatnya merasa seperti dirinya sendiri.

Namun, tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Di salah satu sisi tas, ia menemukan beberapa barang endorse yang belum sempat ia gunakan untuk konten. Dengan senyum licik, ia mulai mengganti pakaiannya.

Syanas memilih pakaian yang menurutnya stylist dan merepresentasikan dirinya. Dress body fit berwarna pastel yang ia padukan dengan outer tipis.

Meski tidak sesuai dengan lingkungan pesantren, ia merasa lebih nyaman dan percaya diri. Barang-barang endorse yang ia temukan menjadi pelengkap penampilannya. Dengan penuh antusias, ia menata tripod kecil dan ring light yang selalu ia bawa ke mana-mana.

Kini di dalam kamar Kahfi yang tampak berjarak dengan dirinya, Syanas menata ponsel di tripod, menyalakan ring light, dan memastikan sudut kamera memperlihatkan dirinya dengan sempurna.

Ia tahu ini bukan tempat yang ideal untuk melakukan siaran langsung, tapi pikirannya hanya tertuju pada pekerjaannya.

“Ini dia, waktunya bikin konten!” gumamnya penuh semangat, meskipun ia tahu ini bisa jadi memicu masalah.

Dengan senyum profesional, Syanas memulai live streamingnya. “Hai semuanya! Udah lama ya gue nggak muncul di sini? Apa kabar kalian?” sapanya dengan nada ceria.

Kolom komentar langsung dipenuhi oleh penggemar setianya yang memuji penampilannya dan bertanya-tanya kabar terbaru.

Syanas dengan luwes menjawab komentar sambil mempromosikan produk kecantikan yang sedang ia endorse. Tawa kecil dan gerakan tubuhnya yang anggun membuat penontonnya terus bertambah. Ia merasa seperti dirinya sendiri lagi, bebas dan hidup.

Namun, di balik pintu kamar yang tertutup, langkah kaki terdengar mendekat. Tanpa mengetuk, pintu kamar terbuka dengan keras.

Syanas terperanjat, melihat Kahfi berdiri di ambang pintu dengan wajah dingin yang sulit dibaca.

“Apa yang kamu lakukan?” tanyanya dengan nada tegas, matanya menatap lurus ke arah ponsel yang masih menyala, memperlihatkan kolom komentar yang berjalan cepat.

Syanas mencoba tetap tenang, meskipun jantungnya berdegup kencang. “Aku lagi kerja Yang,” jawabnya sambil menekan tombol mute pada ponselnya. “Ini live streaming untuk konten aku. Aku lagi promosikan sebuah produk.”

Kahfi melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya dengan suara berat. “Kerja? Dengan baju kayak begini? Dan di tempat ini? Kamu sadar nggak di mana kamu sekarang?”

Syanas menghela napas, mencoba menahan emosinya. “Aku sadar banget Yang. Tapi ini pekerjaan aku. Aku udah ngelakuin ini sebelum aku menikah sama kamu. Aku nggak bakal berhenti cuma karena sekarang aku ada di pesantren.”

Kahfi menatap Syanas tajam, lalu melangkah lebih dekat. Tanpa peringatan, ia meraih ponsel Syanas dari tripodnya. “Kamu pikir ini pantas? Kamu istri aku sekarang. Apa yang kamu lakukan ini mencoreng nama aku dan pesantren ini.”

Syanas terkejut dan langsung bangkit. “Yang, kamu jangan keterlaluan deh! Itu ponsel aku! Akun aku! Itu pekerjaan aku!” serunya, mencoba merebut kembali ponselnya.

Namun, Kahfi tidak bergeming. Dengan tenang, ia menekan beberapa tombol di layar. “Kalau pekerjaan kamu kayak begini, aku nggak akan mengizinkannya,” ucapnya sambil menatap layar ponsel.

“Eh, lo nggak punya hak buat ngapus akun gue! Lo tau berapa banyak uang yang gue hasilkan dari sini?” Syanas mencoba merebut ponselnya, tapi Kahfi lebih cepat.

Dengan satu gerakan, Kahfi menekan tombol terakhir, menghapus akun media sosial Syanas yang sudah ia bangun bertahun-tahun.

Syanas terdiam, wajahnya pucat. “Bangsat Lo...” ucapnya, suaranya bergetar. “Lo tau nggak gue udah kerja keras buat akun itu? Itu hidup gue! Itu sumber penghasilan gue!”

Kahfi menatap Syanas dengan dingin. “Aku nggak peduli. Kalau pekerjaan kamu kayak begini, aku nggak akan membiarkannya.”

“Lo nggak ngerti!” Syanas akhirnya meledak. “Lo cuma tau ngatur orang lain! Lo pikir karena lo seorang gus, semua orang harus tunduk sama lo? Gue bukan boneka lo tau nggak?”

Kahfi mendekat, suaranya rendah dan tajam. “Aku suamimu. Tugas aku adalah melindungi kamu dari hal-hal yang nggak pantas. Dan aku nggak akan membiarkan istri aku mempertontonkan dirinya kayak begini.”

Syanas tidak bisa lagi menahan air matanya. “Lo nggak ngerti gimana rasanya hidup di dunia gue. Lo punya segalanya di sini, semua orang memuja lo. Tapi gue? Gue cuma punya ini. Cuma ini!”

Ruangan itu hening, kecuali suara napas keduanya yang berat.

“Aku nggak akan izinkan ini terjadi lagi,” ucap Kahfi dengan tegas. “Mulai sekarang, kamu akan hidup sesuai aturan aku.”

Syanas menatap Kahfi dengan penuh kemarahan dan luka. Untuk pertama kalinya, ia merasa seperti dirinya benar-benar hilang, dirampas oleh lelaki yang bahkan tidak ia pilih untuk menjadi bagian dari hidupnya.

1
Raisha Harahap
jgn lama2 up y kk🙏🤭♥️
merry jen
penbinor inn nie daffa
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Eva Karmita
bagus Kahfi kamu harus tegas sama Daffa jangan sampai pebinor masuk dalam rumah tangga mu
merry jen
lhh ngpnn knu saktin nanas Krn perbuatan mmu daff ,,gk jls kmu hrsy kmu sakiti mmu Krn dh selingkh ,,
merry jen
selmtt selmtt kmu nanas wkkk,,
merry jen
kapok kmu Gus bini mu mskk yg gk pandai msk dsrh msk mkn tungku lgg 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️KLO gas di nyalii UD lhh klo tungku klo di tiup api y bs kmn mn blm lgg bkss nyalin api pkai ban bks kdg lupa suka matiin ,,truma x gus nyma bini mau melayang
Adinda
emang salah suamimu sudah tau gak ada kompor gak ada gas disuruh masak,syanas cuma bisa masak telur kahfi
Adinda
aku suka sama sifat Syanas
Adinda
bagaimana kahfi gak curiga panggilannya langsung ayang kalau panggilan mas kahfi mungkin suamimu gak curiga
Arw
ketawa guling2 saking lucunya..../Facepalm//Facepalm/
Hikari_민윤기
Kembang mawar kagem kanjeng author
Hikari_민윤기: aamiin ya Allah...
IG : Gledekzz97: Terimakasih, mudah²an rezekinya di lancarkan terus...
total 2 replies
Laila Isabella
gemes deh kamu syanas..pengen ku cubit2 pipi mu..kerjaan nya marah mulu..
Eva Karmita
kasihan nanas kangen bapaknya 🥺 ,, apa jgn" pak Dul ayahnya Mbah nanas 🤔🙄😅
Eva Karmita
tampa mereka sadari mereka sudah saling dekat dan membutuhkan 🥰😍
merry jen
lucuu bgtt mrkk niee
Eri
akhirnya up yg ditunggu-tunggu
dika edsel
ternyata gus kahfi juga manusia biasa kayak kita2 guys wkwkwkkk...,aku kira dia gk bakalan takut apapun eh ternyata...??
Hikari_민윤기
noh, tak kasih bunga lagi..
IG : Gledekzz97: Baik banget kakak satu ini 😍
total 1 replies
merry jen
lucuu bgtt psgnn inn ,,lgiann sapa gk tkt nanas dgn penampilan kmuu kyk bgtuu cb pkai sarungg mngkin ngkk terkejut tuu lakimuu ,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!