Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...
BRUK...
Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.
Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.
Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat Bersaudara
"Sekarang apa masalahnya?." Kata Arunika.
"Pakaian yang kamu sebut sopan itu dimananya?!." Tanya Ibu pemilik kos dengan heran.
Bella yang masih belum tau siapa yang berdebat di depan kamar kos putranya ikut mengintip, dia sangat terkejut melihat Arunika dan Diego.
"Ha, mereka... ." Cletuk Bella.
Edgar kemudian bingung, sambil menatap sang Ibu yang seolah mengenal sosok sejoli tersebut.
"Apa ibu mengenalnya?." Tanya Edgar.
"Sangat mengenalnya, bahkan hampir membuatku bangkrut ." Ucap Bella membuka pintu.
Wajah Arunika yang langsung berpaling melihat sosok Bella dengan tatapan menakutkan.
Diikuti Diego yang tertegun, dia minggir sedikit tidak absen kali ini untuk membela Arunika jika Takahashi Kirihime sudah turun tangan.
"Ibu, kenapa bisa ada di sini?." Tanya Arunika.
"Ibu yang harusnya tanya kenapa kamu bisa ada di sini?." Kata Bella mencoba mengatur emosi.
Ibu pemilik kos Langsung terkejut, mendengar gadis seksi di depannya memanggil Bella dengan sebutan Ibu.
"Apa saya tidak salah dengar?." Kata Ibu pemilik kos.
"Iya anda tidak salah dengar, dia anak pungut yang tidak memiliki kesempatan belajar etika." Jawab Bella
Bella menjelaskan panjang lebar kepada Ibu pemilik kos yang akhirnya berakhir di setujui meski dia tidak terlalu suka dengan Arunika.
"Tapi jangan menganggu penghuni kos lain." Nasehat Ibu pemilik kos.
Setelahnya mereka semua masuk ke dalam kamar kos. Bella kembali menyalakan rokok.
"Euhh.. tempat macam apa ini?." Cletuk Arunika.
"Jangan seperti itu Rika_chan, kau harus memberi salam ketika berkunjung ke tempat orang lain." Nasihat Diego.
Kata kata Diego langsung dihujani pujian oleh Bella, dia sangat dewasa dan bijaksana, kuat serta jenius.
"Diego memang yang terbaik." Ucap Bella.
Edgar justru dari tadi merasa bingung diam seribu kata di dekat meja.
"Hey, ibu sudah bilang ganti pakaianmu kita tidak sedang konser!." Tegur Bella.
"Dasar orang tua, kenapa tidak ada yang mengerti fashion sama sekali, kolot!." Kata Arunika melonjak.
Ibu dan Anak perempuan akhirnya berdebat dengan sengit, Bella memarahi putrinya karena pergi tanpa berpamitan dan membawa uang dengan nominal besar.
"Lihat Ibu, aku sedang melakukan perjalanan bisnis." Kata Arunika membela diri.
"Apa benar Diego san?." Tanya Bella melirik ke arah laki laki muda.
"Hanya benar separuhnya, sisanya ia berjudi dan menghabiskan banyak uang untuk pakaian aneh." Ujar Diego.
Arunika langsung kena satu jeweran di telinga sambil terus menjelaskan rencana bisnisnya di perusahaan raksasa milik sang Ayah.
"Ini tindakan gegabah!." Tegas Bella ia melepaskan tubuh anaknya, melemparnya dengan beberapa pakaian, menyuruhnya berganti dari pakaian seksi dikenakan.
Beberapa saat kemudian Diego memberi salam pada Edgar sembari membungkukkan badannya, sedangkan Edgar hanya tersenyum masih belum mencerna apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kos sempit miliknya sudah penuh dengan keributan.
"Jangan pedulikan mereka, Arunika memang keras kepala." Kata Diego.
Diego mengobrol sedikit tetang kos yang ditempati Edgar, sedangkan Bella sibuk sebentar dengan ponselnya.
Beberapa saat kemudian
"Ibu, pakaian macam apa ini?!." Keluh Arunika baju yang diberikan sang ibu terlihat kuno di matanya.
"Kawai-." Ucap singkat Diego.
Diikuti Bella yang setuju dengan pakaian yang ia kenakan kali ini.
"Pakai pakaian tertutup, ini negara orang kau bisa di penjara!." Tutur Bella.
"Bagaimana pendapatmu Edgar nii san?." Kata Arunika menujukan busananya.
"Co.cok." Ucapnya sedikit bingung.
HAP
Tubuh Arunika langsung memeluk sosok Edgar dan mengingatkan padanya bahwa dirinya adalah sang Adik prempuan Arunika. Edgar tampak canggung Arunika begitu erat memeluk dan manja terhadapnya.
"Nii_san!." Kata Arunika.
"Edgar gadis rewel yang sedang memelukmu adalah adik kandungmu, begitu juga dengan Edgar di sana ia adalah adikmu juga." Jelas Bella.
Edgar masih menyesuaikan diri melihat keadaan sekarang, pertemuan kali ini adalah pertama setelah bertahun tahun berlalu. Kini mereka satu meja makan bersama mengobrol dan makan siang bersama menikmati masakan Ibu.
"Kakak, tubuhmu sangat kekar apakah kamu sekarang atlit?." Tanya Arunika sambil menyantap makan siangnya.
"Tidak, aku hanya joging setiap pagi dan olahraga ringan." Kata Edgar.
"Tapi kepalan tanganmu terlihat sering digunakan untuk memukul." Imbuh Diego.
"Tidak, kebetulan hanya sesekali digunakan jika perlu." Ujar Edgar.
Setelah beberapa jam berbincang ternyata mereka bertiga kini akrab, membuat Bella sedikit tenang, mengingat Arunika memiliki kepribadian yang berbeda dari saudara kembarnya dan Diego.
"Ibu akan istirahat sebenar, setelah itu kita akan melihat situasi rumah baru." Ucap Bella, ia berbaring di sofa kemudian tidur.
Sedangkan ketiganya asik memainkan permainan monopoli sampai sejurus kemudian suara ketukan pintu terdengar keras kemudian di buka oleh Edgar.
"Gevano?." Kata Edgar lirih.
Mata Gevano tidak melihat ke arah Edgar yang sedang bicara, ia melewati saudara kembarnya menghadap Bella yang masih terlelap.
"Hay, apa urusanmu dengan ibu?." Kata Arunika.
Arunika belum mengerti bahwa laki laki itu adalah kakak kembaranya, Gevano.
Dia terus saja bertanya namun hanya di balas tatapan sinis.
"Apa kau tuli, aku bicara denganmu, aku ingat kamu laki laki mesum di hotel!." Ucap kembali Arunika.
"Tutup mulutmu, aku tidak punya urusan apapun kecuali dengan wanita tua ini." Kata Gevano.
Diego yang mulai melihat Arunika emosi memberi kode dengan menarik sedikit lengan bajunya.
"Hey bangun, aku ingin bicara denganmu!." Ucap Gevano dengan nada kasar.
Bella sontak terbangun dengan malas, belum menyadari bahwa Gevano ada di sebelahnya.
"Whoaaammm.", Bella menguap meregangkan otot kedua tangannya.
"Ibu!." Ucap Gevano.
Bella diam, dia melihat Gevano yang saat ini jauh lebih tinggi, kulitnya kecoklatan masih mengenakan pakaian basket.
"Okarinasai... ." Kata Bella berdiri menyambut sang putra.
Gevano langsung menuang uang dalam jumlah besar dari dalam tas miliknya ke depan Bella.
"Pulanglah, kami tidak memerlukan ibu egois sepertimu." Kata Gevano.
Tindakan tersebut memicu kemerahan Arunika yang langsung melayangkan pukulan yang dengan mudah ditangkis oleh Gevano.
"Rika chan!." Diego menangkap tubuh Arunika yang bersiap mengamuk.
"Jangan kurang ajar terhadap Oka san!." Teriak Arunika.
Edgar langsung menghadapi saudara kembarnya, sedangkan Bella melihat anak anaknya bertengkar.
"Aku awalnya berpikiran sama denganmu, tapi kali ini tidak, dia penyelamat bagiku!." Ucap Edgar.
"Apa kamu juga sudah di cuci otaknya oleh prempuan tua ini!." Balas Gevano jengkel.
Arunika juga berhasil lepas dari gengaman Diego kembali menyerang Gevano membuat kegaduhan yang mengacaukan kos sempit tersebut.
"Hyaaaaaahhh."
BRAAK
Tubuh Gevano menabrak akuarium kecil yang membuat pecahan kaca bertaburan di lantai.
Bella tetap santai, ia memberi perintah Diego untuk mengatasi Gevano lebih dulu.
Benar saja, dengan menyerang titik lumpuh Gevano seketika jatuh pingsan.
"Ternyata Gevano memiliki tubuh terlatih, dia pandai berkelahi." Ucap Bella lirih, mengamati Gevano yang sudah jatuh tak sadarkan diri.
Ibu Kos juga dari balik pintu kos berteriak agar mereka tidak gaduh, yang di jawab kompak bahwa ada tikus.